Part 6

1.6K 42 4
                                    

Flashback off

"Gila, aku gak nyangka kalau kamu bakal kehilangan keperawanan sama om kamu Cla", ucap Bella yang disetujui oleh teman-temannya yang lain.

Membayangkan Clarissa pecah perawan dengan om nya sendiri membuat mereka merasa ngilu. Tapi juga membayangkan bagaimana jika mereka mengalami hal yang sama. Rasanya pasti tidak dapat digambarkan.

"Sebenarnya, aku udah mendam rasa suka sama uncle Lucas dari lama. Cuma ya, karena itu uncle ku rasanya ya tidak bakal kita bisa bersatu gitu loh. Tapi kejadian ini malah buat aku sama uncle jalanin hubungan jadi sepasang kekasih, meskipun terlarang." Ujar Clarissa menjelaskan pada temannya.

Semua temannya hanya menunjukkan raut wajah yang bingung atas ucapan Clarissa tersebut. Sejujurnya Lizi sendiri mengalami hal yang sama. Menyukai ayahnya yang jelas-jelas itu adalah hal yang sangat terlarang. Apalagi membayangkan dan menjadikan ayahnya sebagai objek fantasinya dalam meraih kenikmatan.

***

Saat ini Lizi sudah kembali ke rumah, kegiatannya di kampus telah selesai. Saat sampai di rumah Lizi merasa bahwa rumah sangat sepi. Seperti tidak ada orang di rumah. Bahkan para asisten rumah tangga pun tidak kelihatan.

Lizi menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya. Akan tetapi, tiba-tiba Lizi berhenti di lantai dua ingin memeriksa apakah orang tuanya berada di  rumah atau tidak. Sampai di depan pintu kamar orang tuanya, Lizi melihat bahwa pintu tidak tertutup. Takut ada yang diam-diam masuk ke dalam karena biasanya pintu tersebut selalu terkunci, Lizi mencoba masuk ke dalam kamar.

Kamar orang tua Lizi sangatlah besar, di dalamnya terdapat ruang tamu kecil yang diisi sofa beserta televisi dan beralaskan kain tebal berbulu di sepanjang lantai, terdapat wardrobe yang terbagi dua milik ayah dan ibunya, serta kamar mandi yang cukup besar dimana dalam kamar mandi sendiri ruang untuk mandi dipisahkan dengan ruang untuk buang air besar.

Lizi mengecek setiap bagiannya dari kamar itu. Saat mendekati pintu ruang tamu kamar, Lizi mendengar suara orang yang sedang mendesah. Berusaha untuk melihat dengan berjalan perlahan untuk meminimalisir agar langkahnya tidak terdengar, Lizi mendapati bahwa ayahnya sedang masturbasi.

Ayahnya tengah menonton film biru di televisi, dan dia sedang duduk di  sofa sembari mengocok kejantanannya perlahan naik turun. Posisinya sedang melebarkan kaki, kepala menengadah ke atas, serta mata yang sedang ditutup menikmati gerakan yang dilakukannya.

"Ahhhh...ahhhh...ahhhhh..." Lirih ayah Lizi dengan suaranya yang menggeram rendah. Jujur saja Lizi merasa itu sangatlah seksi.

Tanpa sadar Lizi telah menyaksikan kegiatan itu hampir sepuluh menit lamanya. Selama waktu berjalan, Lizi merasa bahwa dirinya juga turut terangsang menyaksikan kegiatan tersebut.  Perlahan Lizi menyentuh payudaranya, meremasnya dan perlahan tangan satunya mengelus bagian bawahnya. Lizi merasa bahwa saat ini bagian bawahnya telah sangat basah.

Lizi memasukkan tangannya dengan menyingkap rok yang dia kenakan saat kuliah dan mulai mengelus vaginanya. Berusaha menahan suaranya yang merasa  nikmat atas tindakan yang dia lakukan.

Kedua insan tersebut sibuk meraih kenikmatan masing-masing. Hingga saat ayang Lizi mengerang hampir sampai pada puncaknya, Lizi menegang dan semakin mempercepat tangannya di vaginanya.

"Ahhh...ayah sampai Lizi...ahhhh"

"Terima sperma ayah Lizi...ahhhh....baby girl...."

Bersamaan dengan itu juga Lizi mencapai puncaknya. Jantungnya berdebar sangat kencang. Tidak menyangka kalau ternyata ayahnya membayangkan dirinya saat melakukan masturbasi.

Lizi segera bergegas untuk pergi kembali ke kamarnya, takut ketahuan bahwa dia sedang mengintip ayahnya bahkan melakukan masuturbasi juga dengan ayahnya sebagai objeknya.

Ayah Lizi merasa bahwa ada sekelebat bayangan. Akan tetapi, dia merasa tidak pasti sehingga untuk memastikan siapa itu, dia akan mengecek CCTV yang ada di kamarnya nanti. Bergegas memakai kembali pakaiannya dan pergi menuju ruang kerjanya untuk melihat rekaman itu.

Saat melihat hasil rekaman itu, Ayah Lizi terkejut dan tidak menyangka. Sesaat kemudia dia menyeringai dan sedang merencanakan sesuatu pada Lizi yang ternyata mengintipnya.

Gotcha. Tunggu permainannya baby girl. Batin ayah Lizi senang.


***

Hi, ada yang nungguin gak sih?

Bab ini memang agak sedikit ya. Tapi nanti bakal panjang kok.

Pada penasaran gak sih, kira-kira apa yang Ayah Lizi siapkan untuk Lizi ya? 

Jangan lupa vote dan komen guys.

Buat yang gak suka skip aja ya. Jangan baca

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELICITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang