1# Endingnya......

105 15 0
                                    

Audio dapat diputar

Disclaimer

Cerita ini hanya karangan author semata, dengan karakter GTA (Vtuber dan Anggota Kesayangan Author - TNF), jika ada kesamaan waktu, tempat, dan kejadian itu hanya semata-mata ketidaksegajaan dari author.



----------------------------------------------------------



Pagi itu sebenarnya dimulai dengan cukup damai. Di depan pintu apartemen Echi, Krow sudah berdiri dengan sekotak kue favorit Echi dan setangkai bunga mawar merah, berharap setidaknya bisa membuat momen dua tahun mereka terasa istimewa. Namun, dalam waktu singkat, perayaan kecil itu berubah menjadi sesi diskusi dan akhirnya, pertengkaran yang diwarnai dengan sindiran Echi dan kepala batu Krow.


"Eh, Krow, serius nih kamu nggak ingat? Udah janji minggu lalu buat pergi ke restoran itu," keluh Echi sambil melipat tangan, tatapannya menusuk.


Krow mengangkat bahu, tak terlalu peduli. "Restoran itu? Paling juga cuma makan biasa, kan? Yang penting kan aku sama kamu."


"Cuma makan biasa? Kamu tuh nggak ngerti romantisnya hubungan kita!" suara Echi mulai meninggi. Tapi Krow, seperti biasa, hanya membalas dengan ekspresi datar, dan kalimat andalannya yang bikin darah Echi mendidih, "Kamu terlalu sensitif, Chi. Yang penting niat aku baik, nggak perlu repot."


Echi memasang wajah merajuknya pundung yang sering ia tampilkan saat keinginannya tak dituruti. Tapi kali ini, pundung Echi tampak lebih serius. Dalam diam, ia menghela napas, berusaha tidak berteriak. Ia merasakan perasaan lelah yang selama ini tertumpuk; terlalu sering berdebat, dan tiap kali selalu dia yang mengalah.


"Sebenarnya, kita pacaran ini buat apa sih, Krow?" ujarnya sambil menghindari tatapan Krow, mencoba mengendalikan emosinya.


"Apa maksudnya, Chi? Ya, kita pacaran karena saling sayang, kan?" jawab Krow datar, lagi-lagi tanpa rasa bersalah. Meski terlihat seperti pertanyaan retoris, Krow tak menyadari kalau jawabannya, justru semakin membuat Echi sebal.


"Sayang kok begini, Krow? Kamu tuh ya, nggak pernah ngerti!" balas Echi, suaranya sudah mulai bergetar.


Krow menatap Echi dengan sedikit bingung, tidak yakin apa yang membuatnya salah. "Eh, kok kamu ngomong begitu? Kita udah dua tahun, Chi. Jadi kamu harusnya ngerti kalau aku nggak suka hal-hal ribet. Santai aja, nggak perlu—"


Echi memotongnya, "Jadi buat kamu, aku ribet?"


Keheningan menyelimuti mereka berdua. Krow menatap Echi dengan sedikit bingung, seolah tidak mengerti bagaimana setiap kata yang ia ucapkan semakin memicu api. Di tengah keheningan itu, Echi tertawa sarkastik.


"Kamu tuh keras kepala banget, ya," ujar Echi dengan nada pahit. "Dan aku capek jadi orang yang selalu harus mengalah di sini."


Krow, meski masih sayang, tetap merasa bahwa mengalah bukanlah opsinya. Bagi Krow, mengalah berarti menyerah pada prinsipnya, sesuatu yang sulit ia lakukan.

A Love Caught Between WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang