Hari berikutnya, Harry merasa seperti ada beban berat di pundaknya. Meski usahanya untuk mengalihkan perhatian berhasil untuk sementara, perasaan cemas yang mendalam terus mengganggunya. Ia tahu bahwa apa yang akan dilakukannya bukanlah hal yang mudah. Ia ingin mencari pendapat seseorang yang dapat memberinya perspektif yang lebih rasional, seseorang yang selalu bisa memberi nasihat Hermione Granger.
Pagi itu, setelah sarapan, Harry berjalan cepat menuju perpustakaan lagi, berharap dapat menemui Hermione. Di benaknya, ia sudah membayangkan percakapan itu, meskipun ia tahu betul bahwa Hermione pasti akan memperingatkannya tentang bahaya yang terkandung dalam rencana gilanya. Tapi ia juga tahu bahwa Hermione adalah orang yang bisa melihat sisi logis dari setiap keputusan, dan mungkin, hanya mungkin, ia bisa menemukan cara untuk melakukannya tanpa merusak segalanya.
Ketika Harry memasuki perpustakaan, ia melihat Hermione duduk di salah satu meja panjang, dikelilingi tumpukan buku. Rambutnya yang ikal sedikit berantakan, dan dia tampak tenggelam dalam pekerjaan yang sepertinya tidak ada habisnya. Harry mendekatinya, menyapa dengan suara lembut. "Hermione."
Hermione menoleh, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Harry, kamu datang lebih awal. Ada yang bisa aku bantu?"
Harry duduk di kursi di depannya, menghela napas panjang. "Aku butuh bicara," katanya pelan, menghindari tatapan mata Hermione yang tajam. "Aku tahu ini mungkin terdengar gila, tapi aku... aku perlu melakukan sesuatu."
Hermione menatapnya dengan cermat, seperti bisa merasakan kegelisahan yang terpendam di dalam diri Harry. "Apa itu? Kamu terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat."
Harry mengambil napas dalam-dalam, kemudian mengeluarkan buku Perjalanan Waktu dan Kekuasaan yang Terpendam dari tasnya. Ia meletakkannya di atas meja. "Aku menemukan buku ini di perpustakaan tadi malam. Itu menjelaskan tentang perjalanan waktu, Hermione. Aku pikir ini bisa membantuku kembali ke masa lalu... untuk menyelamatkan Ginny."
Hermione memandang buku itu dengan cermat. Matanya terbelalak sejenak, lalu kembali menatap Harry. "Harry, ini bukan main-main. Perjalanan waktu bukan hal yang bisa diambil dengan enteng. Kamu tahu betul apa yang terjadi dengan Time-Turner, kan? Kita sudah cukup tahu akibat-akibat dari mencoba merubah waktu."
"Tapi Ginny... Aku tidak bisa hanya membiarkan dirinya pergi begitu saja, Hermione," kata Harry, suaranya penuh dengan kesedihan yang dalam. "Aku harus mencoba. Aku tidak bisa hidup tanpa dia."
Hermione diam sejenak, mencerna kata-kata Harry. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran, dan Harry tahu bahwa dia tidak akan senang dengan apa yang akan ia katakan selanjutnya. "Aku mengerti rasa sakitmu, Harry. Aku tahu kamu sangat mencintai Ginny. Tapi mengubah waktu, itu... Itu bisa merusak lebih banyak hal daripada yang kamu pikirkan. Kamu bisa merusak semuanya. Kamu bisa merusak dunia ini."
"Aku tahu risikonya," jawab Harry, tatapannya semakin tajam. "Tapi aku tidak bisa hidup dengan kenyataan bahwa aku tidak berusaha. Aku akan pergi, Hermione. Aku akan mencoba."
Hermione menatapnya dengan mata penuh rasa takut, namun juga sedikit pengertian. Ia menghela napas panjang, lalu menggenggam tangan Harry dengan lembut. "Harry, aku tidak bisa menghentikanmu. Aku tahu kamu sudah memutuskan. Tapi aku ingin kamu ingat sesuatu. Takdir bukanlah sesuatu yang bisa dimainkan. Mungkin ada hal-hal yang lebih besar dari yang kamu pikirkan. Jangan sampai kamu menyesalinya nanti."
Harry meremas tangan Hermione dengan lembut, berusaha memberikan keyakinan meski hatinya sendiri penuh dengan keraguan. "Aku tidak punya pilihan. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya. Untuk Ginny."
Hermione mengangguk, meski ekspresinya masih penuh kecemasan. "Jika kamu tetap ingin melakukannya, Harry, aku akan mendukungmu. Tapi aku akan selalu mengingatkanmu untuk berhati-hati. Dunia ini sudah cukup rusak karena hal-hal yang tidak kita pahami sepenuhnya. Jangan sampai kita membuatnya lebih buruk lagi."
"Terima kasih, Hermione," jawab Harry dengan suara pelan. Ia merasa beban sedikit berkurang, meski ia tahu bahwa apa yang akan ia lakukan masih penuh dengan bahaya yang tak terduga. Tapi ia sudah memutuskan. Tidak ada jalan mundur lagi.
Setelah beberapa saat terdiam, Hermione menutup buku yang ada di atas meja dan menatap Harry dengan serius. "Jangan lakukan ini sendirian, Harry. Jika kamu benar-benar memutuskan untuk pergi ke masa lalu, pastikan kamu memiliki seseorang yang bisa membantumu. Waktu itu bukan hanya milikmu. Ada kekuatan yang lebih besar yang mengawasinya."
Harry tersenyum tipis, merasa lega sedikit. "Aku akan ingat itu, Hermione. Aku tidak akan melakukannya sendirian. Terima kasih."
Dengan pikiran yang berputar, Harry meninggalkan perpustakaan, tahu bahwa perjalanan yang akan ia tempuh bukan hanya perjalanan waktu tetapi perjalanan hidup yang akan mengubah takdir selamanya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter Dan Mesin Waktu (Hinny)
FantasiaSetelah kehilangan Ginny Weasley dalam perang melawan Voldemort, Harry Potter terobsesi untuk mengubah takdir. Ia menemukan buku sihir kuno yang memungkinkan perjalanan waktu dan memutuskan untuk kembali ke masa lalu demi menyelamatkan Ginny. Namun...