Siangnya sesuai dengan janji langit bakalan ketemu dengan Nathan, namun langit tidak sendirian melainkan dengan biru. Biru sengaja ikut karena dia ingin tahu Nathan mau bicara apa dengan sang kekasih, selain itu biru takut jika Nathan berbuat nekat mengingat nathan adalah orang yg sedikit berbahaya.
Mobil biru telah sampai dimana tempat cafe yg dijanjikan oleh nathan dengan langit yg keluar duluan dari mobil dan disusul oleh biru, keduanya lekas masuk kedalam saling berpegangan tangan. Biru membuka pintu cafe itu buat langit bahkan dia siap menjadi garda kedepan buat langit jika nathan macam macam dengan nya.
Dari dalam cafe nathan bisa melihat kalau langit tidak datang sendiri melainkan dengan biru, sedikit kecewa karena dia pikir langit akan bertemu dirinya sendiri. Namun ternyata perkiraan nya salah biru tidak akan pernah melepaskan milik nya begitu saja.
"Sorry kita lama" kata biru membuat nathan tersenyum kecut.
"Maaf ya aku ajak biru soalnya tadi mobil aku mogok" sela langit membuat biru menahan tawa nya.
"Iya gapapa, kalian duduk aja."
"Gue nyari tempat duduk disitu. Tenang gue gak akan ganggu lo mau bicara apa sama calon suami gue. Tapi awas aja kalau lo macem macem. Nathan lo udah tau gue kan kalau gue gak akan pernah main main soal langit."
Nathan mengangguk singkat lagian dia juga tidak akan pernah melukai langit, apalagi langit masih selalu dihatinya. Dia tidak akan pernah rela jika langit tersakiti seperti ini apalagi atas ulah dia, dia meminta ketemu hanya karena pamitan soalnya besok dia akan pergi keluar negeri.
"Mau pesen apa?" Tanya Nathan basa basi.
"Hm, nanti aja. Kamu kesini ajak aku ketemuan mau bicara soal apa, nathan."
"Sebelumnya selamat atas pertunangan kamu dengan biru, aku gak nyangka kalau kalian bakalan tunangan secepat ini. Aku pikir kalian akan terus menjadi bos dan asisten."
"Aku juga gak nyangka jika biru mengambil langkah ini, aku terima dia karena masih ada tanggung jawab dia sama anaknya. Lagi pula aku masih mencintai biru."
Miris, itulah yg dirasakan oleh nathan saat ini dengan langit mengatakan terang terangan kalau dia mencintai biru, nathan pun menghela nafas sebentar sebelum melanjutkan.
"Aku mau pamit sama kamu, lang. Karena aku harus pergi ke amerika buat pekerjaan aku, aku di kontrak menjadi produser disalah satu agensi besar disana, makanya sebelum pergi aku ingin berpamitan sama kamu sekaligus ada yg mau aku bilang sama kamu agar perasaan aku lega."
"Kamu mau bicara apa?"
"Aku menyukai kamu. Tidak! Aku mencintai kamu, namun aku terlambat mengatakan nya karena sudah lebih dulu biru menyatakan perasaan nya kepada kamu. Maaf jika aku mempunyai perasaan ini, dan aku tau kalau aku akan ditolak. Aku mengatakan ini agar perasaan aku lega aja."
Langit hanya diam seribu bahasa, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Dia tidak menyangka kalau nathan mengutarakan perasaan nya, padahal langit selalu mengatakan kalau nathan tidak akan pernah menyukainya seperti yg dikatakn biru, namun hari ini langit mendengar nya sendiri.
"Maaf, aku tidak bisa membalas perasaan kamu. Dan aku harap kamu akan mendapatkan yg lebih baik lagi dari aku."
"Aku mengerti. Sekarang kamu sudah bahagia dengan biru, dan Aku harap kalian akan bahagia selamanya."
Karena sudah tidak ada obrolan lagi nathan lekas bangkit dan pamit kepada langit, dan lalu keluar dari cafe itu. Dia sudah tidak banyak waktu lagi karena pesawat nya akan berangkat sebentar lagi.
Biru yg sudah melihat kepergian nathan lekas menghampiri sang kekasih, langit pun bangkit dari duduk nya dan lekas menggandeng tangan biru.
"Mau beli es krim" tawar biru membuat langit antusias.
Biru yg melihat wajah sendu langit menjadi tidak tega, entah apa yg nathan bicarakan kepada kekasihnya yg pasti melihat wajah sendu langit pasti ada sesuatu. Biru juga sengaja tidak akan bertanya apapun biarlah langit yg menyimpan nya sendiri sampai kekasih nya itu siap bercerita.
****
"APA AUSTRALIA" pekik sang mama anastasia saat mengetahui sang anak akan pergi ke Australia.
"Iya, mah. Aku sudah memutuskan buat pergi ke Australia, lagian apa yg aku harapkan di Indonesia sementara biru tidak bisa aku dapatkan. Lagipula aku tidak akan sanggup melihat biru menikahi orang lain."
"Tapi kenapa jauh sekali sayang, apa tidak ada yg dekat misal bali atau lombok."
Anas menggeleng keputusan nya sudah bulat jika dia akan pergi ke Australia, dia tidak akan pernah pergi ke daerah Indonesia karena itu bisa jadi penghalang untuknya. Lagi pula dia pergi untuk menghindari masalah yg kini sedang dia hadapi, maka dari itu dia memutuskan buat keluar negeri.
"Kalau mama kangen gimana, anas. Usaha kamu disini bagaimana. Kan usaha kamu lagi berkembang nya, pikirkan lagi anas."
"Keputusan anas sudah bulat, mah."
"Biarkan dia pergi, mah. Biarkan anas menyembuhkan luka di hatinya. Kita gak bisa melarang Puteri kita buat pergi."
"Papa harus cegah anas dong kalau perlu gagalkan pernikahan biru sama pacarnya itu."
"Papa gak bisa melawan mahendra, mama."
Sang mama mendengus saja memang apa yg dikatakan suaminya benar adanya, tidak ada yg bisa melawan mahendra karena dia mempunyai kekuatan tersendiri di bidang bisnis. Bahkan investor terbesar jatuh ke tangan mahendra.
"Sayang gak mau dipikirkan lagi, kamu ini masalah biru menikah sudah mau pergi. Masih banyak anas lelaki lain yg mau sama kamu, kamu anak mama satu satunya, kamu cantik, pintar, dan yg jelas berpendidikan. Pasti banyak yg mau sama kamu sayang."
"Mah, tolong hargai keputusan aku ya."
Masalah nya tidak sesederhana yg sang mama pikir, anastasia pergi bukan karena pernikahan biru yg akan dilaksanakan beberapa bulan lagi. Melainkan dia pergi guna menjaga jaga kalau misalnya dia hamil sudah berada di negara lain. Apalagi nathan tidak mau bertanggung jawab jika dia hamil kelak. Lantas kenapa juga anas musti bertahan disini sedangkan sebentar lagi boom waktu akan segera menyerang dia.
Lagian anas tidak mau mencoreng nama baik keluarga nya, dia tidak mau membuat papanya malu. Apalagi kalau sang papa sampai tahu dia hamil bisa bisanya nathan akan dibunuh. Anastasia tidak mau itu terjadi, karena gimana pun dia harus melindungi nathan karena dia sudah jatuh cinta dengan lelaki tersebut.
"Jika keputusan kamu sudah bulat sekeras apapun mama melarang, ya gak akan bisa. Jadi, kapan kamu akan berangkat?"
"Malam ini anas akan berangkat. Maaf mama dan papa kalau anas pergi mendadak. Usaha anas nanti akan diteruskan oleh Catherine, karena cuman dia yg anas percaya."
Sang mama langsung memeluk anastasia, dia merasa tidak rela ditinggalkan oleh anas anaknya. Namun dia juga tidak bisa memaksa karena sang anak keras kepala. Anas memeluk sang mama sekuat tenaga dia tidak akan menangis karena itu akan menyakiti semua orang.
"Maafin anastasia, mah, pah."
- LANGIT BIRU -
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru ( kisah yg belum usai )
FanfictionSejak kepergian dan perpisahan nya dengan biru membuat hidup langit kian hancur dalam 5 tahun terakhir, namun disaat dia sudah sedikit melupakan biru entah bagaimana takdir bekerja ternyata dia harus di pertemukan dengan sang mantan yg mana dia haru...