2# Tanpanya di setiap hariku

56 11 0
                                    

Audio dapat diputar

Disclaimer

Cerita ini hanya karangan author semata, dengan karakter GTA (Vtuber dan Anggota Kesayangan Author - TNF), jika ada kesamaan waktu, tempat, dan kejadian itu hanya semata-mata ketidaksegajaan dari author.




------------------------------------------------------------------




Setelah putus dari Krow, Echi mulai merasakan ketenangan yang berbeda dalam kesehariannya. Ada kerinduan yang kadang mengusik, terutama saat teringat perhatian-perhatian kecil dari Krow. Namun, di balik itu, ada rasa lega yang perlahan tumbuh, terutama karena kini ia terbebas dari argumen-argumen kecil yang dulu sering membuatnya lelah.

POV Echi

Hari itu, saat duduk di kelas sambil memeriksa isi tasnya, Echi mendapati botol minumnya tertinggal lagi. Ia mendesah dan bergumam pada dirinya sendiri, "Lupa lagi... duh, Echi, kapan sih bisa lebih teliti."

Dulu, Krow pasti sudah mulai berkomentar.

"Kenapa sih ceroboh terus?" Krow dulu sering berkata begitu sambil menghela napas. Echi selalu setengah kesal, tapi diam-diam ia suka perhatian itu, meski kadang rasanya berlebihan. Kini, ia hanya tersenyum kecil, memikirkan betapa berdebatan itu sekarang sudah tak lagi ada.

Ketika jam istirahat tiba, ia pergi ke kantin untuk membeli minuman. Temannya, Key, tiba-tiba menghampirinya sambil mengulurkan botol air yang ia pikir tertinggal di rumah.

"Loh, ini botol minum kamu, kan?" kata Key dengan tersenyum.

"Oh, iya, iya. Makasih ya, Key," jawab Echi dengan lega. Tapi di dalam hatinya, ia sadar, tak ada lagi yang akan mengomeli kelalaiannya seperti dulu.

Beberapa hari kemudian, di ruang baca kampus, Echi menyadari ponselnya hampir mati, sementara charger-nya tertinggal di rumah. Ia tertawa kecil, mengingat saat-saat ketika Krow sering menegurnya untuk lebih teliti.

"Kamu nggak pernah ingat bawa barang-barang penting, Chi. Kapan belajarnya?" Krow dulu sering berkata begitu, meski akhirnya ia tetap akan menyerahkan charger-nya pada Echi sambil setengah kesal.

Saat ia meminjam charger dari temannya, perasaan bebas mengalir. Tak perlu ada yang mendikte, tak perlu debat panjang soal barang-barang tertinggal. Meski kadang ia merindukan perhatian itu, Echi merasa lebih santai sekarang.

POV Krow

Di sudut kampus, Krow masih memperhatikan Echi dari jauh. Melihat Echi tertawa lepas dengan teman-temannya, Krow menyadari bahwa mungkin dia benar-benar terlihat lebih bahagia dan rileks sekarang. Sebelum mereka putus, percakapan kecil sering kali berubah menjadi adu argumen.

Misalnya, ketika Echi ingin ke suatu tempat tapi tidak mengindahkan petunjuk arah.

"Chi, jalan ini lebih cepat," Krow akan berkata tegas.

"Ya ampun, Krow, santai aja dong. Kita kan lagi nggak buru-buru," balas Echi, menahan kesal.

Tapi Krow selalu merasa perlu mengatur, ingin memastikan segala sesuatunya berjalan sempurna. Sekarang, melihat Echi dari kejauhan yang tampak lebih bebas, ia mulai merasa mungkin yang terbaik adalah membiarkan Echi memiliki ruangnya sendiri.

A Love Caught Between WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang