Suara itu, suara yang dalam dan mengerikan, menggema di seluruh ruangan, membuat dinding batu terasa bergetar. Harry, Ginny, dan Hermione terdiam, terjebak dalam ketegangan yang menggantung di udara. Mereka tidak tahu apa yang baru saja mereka hadapi, tapi yang mereka tahu, sesuatu yang sangat berbahaya sedang mengintai mereka.
"Siapa kamu?" tanya Harry dengan suara bergetar, meskipun ia berusaha menunjukkan keteguhan. "Apa yang kamu inginkan dari kami?"
"Inginkan?" suara itu terdengar lagi, lebih dekat kali ini, meskipun tidak ada sosok yang tampak di dalam kegelapan. "Aku tidak menginginkan apa pun dari kalian. Kalianlah yang datang kepadaku."
Hermione menyipitkan matanya, mencoba untuk mencari sumber suara tersebut. "Kamu... kamu yang mengendalikan waktu, kan? Kamu yang memanipulasi semuanya!"
Tiba-tiba, dari bayang-bayang yang gelap, sosok itu muncul. Seorang pria yang tinggi besar, mengenakan jubah hitam panjang yang tampaknya terbuat dari kegelapan itu sendiri, muncul di tengah-tengah ruangan. Wajahnya tertutup dengan tudung, tetapi mata yang menyala merah terang menatap tajam ke arah mereka.
"Benar," kata sosok itu dengan suara yang lebih berat dan dalam. "Aku adalah Penjaga Waktu. Aku menjaga keseimbangan, memastikan bahwa aliran waktu tetap pada jalurnya. Tapi kalian, dengan tangan kalian sendiri, telah merusaknya."
Harry menelan ludah, merasa seakan dunia yang sudah cukup kacau ini semakin berat untuk dipahami. "Kami... kami hanya berusaha untuk memperbaiki kesalahan," kata Harry dengan suara yang lebih rendah, berusaha untuk tidak menunjukkan rasa takut yang mulai menguasainya.
"Kesalahan?" Penjaga Waktu itu tertawa dengan suara yang dalam dan menggema, seperti gurauan yang penuh dengan penghinaan. "Kalian berpikir bahwa kalian bisa memperbaiki takdir hanya dengan merubah satu peristiwa? Takdir bukanlah hal yang bisa begitu saja dimanipulasi, anak muda. Setiap perubahan yang kalian buat memiliki konsekuensinya. Dan kalian baru saja menciptakan kekacauan yang lebih besar dari yang kalian bayangkan."
Ginny mendekat sedikit, menggenggam tangan Harry dengan erat. "Lalu, apa yang harus kami lakukan? Apakah ada cara untuk kembali ke dunia yang benar?"
Penjaga Waktu itu mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, gambaran kabur dari berbagai dunia yang terpecah-pecah muncul di udara, bergerak cepat seperti bayang-bayang yang bersinar. Harry melihat dunia yang sangat mirip dengan yang ia kenal, namun ada banyak perbedaan yang tak bisa ia jelaskan. Di dunia yang satu, Hogwarts hancur. Di dunia yang lain, Ginny tidak ada. Di tempat lain, ia melihat dirinya sendiri, bukan sebagai Harry Potter yang dikenalnya, tetapi sebagai seseorang yang tidak pernah ia bayangkan.
"Perubahan telah dibuat, dan kini kalian harus menghadapi akibatnya," suara Penjaga Waktu itu kembali terdengar, kali ini lebih dalam dan penuh tekanan. "Jika kalian ingin kembali, kalian harus membayar harga yang sangat besar."
"Apa maksudmu?" tanya Hermione dengan penuh kebingungan, namun juga rasa penasaran yang tak bisa ia sembunyikan.
Penjaga Waktu itu menatap mereka dengan mata merahnya yang tajam. "Kalian akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi kalian. Tak ada perjalanan waktu tanpa pengorbanan."
Harry merasakan darahnya berdesir. "Apa yang harus kami korbankan?"
Penjaga Waktu itu tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengangkat tangannya ke udara, dan tiba-tiba, sebuah pintu besar yang terbuat dari cahaya biru muncul di depan mereka. Pintu itu berkilauan dengan kekuatan yang sangat besar, namun juga sangat mengerikan.
"Di balik pintu ini, kalian akan menemukan jawaban yang kalian cari. Tapi hati-hati," kata Penjaga Waktu itu dengan suara yang penuh amaran. "Setiap langkah kalian akan membawa kalian lebih dekat pada keputusan terakhir yang tak bisa diubah."
Harry merasa seolah-olah dunia berputar di sekelilingnya. Ia melihat Ginny, yang matanya dipenuhi kebingungan dan kekhawatiran. Kemudian, ia menoleh ke Hermione, yang tampaknya sedang berpikir keras tentang apa yang baru saja mereka dengar. Tidak ada jalan kembali. Apa pun yang terjadi, mereka harus melangkah maju.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Harry, matanya tidak bisa lepas dari pintu cahaya itu.
Ginny menggenggam tangannya lebih erat. "Kita harus melakukannya, Harry. Kita tidak bisa mundur lagi."
Harry mengangguk. "Kita akan menghadapi apa pun yang ada di balik pintu itu. Kita tidak punya pilihan."
Hermione menarik napas panjang, lalu akhirnya mengangguk setuju. "Kita harus melakukannya. Untuk memperbaiki semuanya."
Dengan langkah mantap, mereka berjalan menuju pintu itu. Ketika mereka melangkah lebih dekat, cahaya biru itu menyelubungi mereka, menarik mereka lebih dalam ke dalamnya. Segala suara, segala perasaan, seakan menghilang seketika. Mereka terperangkap dalam sebuah dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan ancaman yang tak terhingga.
---
Begitu mereka melewati pintu itu, mereka merasa seolah-olah terjatuh ke dalam kegelapan yang tak terukur. Tubuh mereka terasa ringan, namun seakan-akan seluruh dunia berputar dengan kecepatan yang luar biasa. Waktu terasa berjalan begitu cepat, dan Harry merasa seperti ada yang memaksanya untuk terus bergerak.
Ketika akhirnya mereka jatuh ke tanah, mereka mendapati diri mereka berada di sebuah tempat yang sangat berbeda. Dunia yang tampaknya tidak memiliki batasan langit yang penuh dengan kilau bintang yang aneh, tanah yang tidak berwarna, dan udara yang terasa asing dan dingin. Ini bukanlah dunia yang mereka kenal.
"Tempat apa ini?" tanya Ginny, suaranya terdengar bingung dan takut.
"Ini adalah tempat antara dunia," jawab Hermione dengan suara terengah-engah, matanya terbelalak. "Tempat di mana waktu dan ruang bercampur menjadi satu. Di sini, tak ada batasan. Di sini, tak ada hukum yang mengatur."
Harry menatap ke sekeliling, merasa semakin terasing. "Jadi, kita benar-benar berada di antara waktu? Ini... ini tak bisa terjadi."
"Apa yang kita lakukan di sini?" tanya Ginny, suaranya penuh kecemasan.
Harry menatap buku yang masih ada di tangannya, menyadari bahwa mereka berada di titik yang tidak bisa kembali. Kini, mereka harus menghadapi pilihan besar yang telah dipersiapkan untuk mereka pilihan yang akan menentukan takdir seluruh dunia, dan takdir mereka sendiri.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter Dan Mesin Waktu (Hinny)
FantasiSetelah kehilangan Ginny Weasley dalam perang melawan Voldemort, Harry Potter terobsesi untuk mengubah takdir. Ia menemukan buku sihir kuno yang memungkinkan perjalanan waktu dan memutuskan untuk kembali ke masa lalu demi menyelamatkan Ginny. Namun...