Harry menatap langit malam dari jendela di salah satu menara Hogwarts, sambil tersenyum kecil. Di sebelahnya, Ginny duduk, bersandar di bahunya, melihat bintang-bintang yang bersinar terang. Sejak malam ketika ia bertemu dengan Penghuni Waktu dan menerima segala konsekuensi pilihannya, hidup mereka tak pernah lagi sama. Namun, bagi Harry, tak pernah ada penyesalan di dalam hatinya.
Dunia ini mungkin tak sempurna, penuh dengan hal-hal yang tak ia prediksi, tapi ia selalu tahu satu hal: bersama Ginny, ia telah menemukan kebahagiaan yang tulus dan sejati. Ia tak perlu mencari makna lain dari kebahagiaan, karena semuanya sudah ada di sini, di hadapannya. Baginya, setiap hari adalah anugerah, kesempatan untuk menjalani hidup dengan sepenuh hati.
Terkadang, saat-saat sunyi itu membawanya kembali pada kenangan pahit dan getir dari masa lalu. Ingatannya tentang perang, kehilangan, dan rasa sakit yang begitu dalam terlintas kembali, mengingatkannya pada alasan mengapa ia memilih untuk kembali ke masa lalu. Namun, ketika ia melihat Ginny, semua rasa sakit itu berubah menjadi kelegaan. Ia tahu bahwa keputusan untuk menyelamatkan Ginny adalah pilihan yang tepat sebuah keputusan yang akan selalu ia syukuri, apa pun akibatnya.
Ginny menatap Harry dengan lembut, menyadari bahwa pikirannya melayang jauh ke masa lalu. “Kau memikirkan sesuatu?” tanya Ginny, suaranya lembut namun penuh perhatian.
Harry tersenyum, menggenggam tangan Ginny erat-erat. “Aku hanya berpikir, jika aku tidak kembali ke masa lalu, kita mungkin tidak akan pernah memiliki masa depan seperti ini.”
Ginny mengangguk, tersenyum penuh kasih. “Dan aku bersyukur karena kau melakukannya, Harry. Apa pun yang terjadi, kita telah membuat pilihan kita, dan aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa dirimu.”
Dengan penuh kehangatan, Harry merangkul Ginny, merasakan ketenangan yang selama ini ia cari. Di sinilah ia ingin berada bukan dalam kejayaan, bukan dalam ketenaran, tapi dalam damai bersama orang yang ia cintai.
Mereka akhirnya berdiri dan berjalan menyusuri koridor Hogwarts, yang kini terasa seperti rumah bagi mereka. Di setiap langkah, Harry mengingat janji yang telah ia buat untuk menjaga keseimbangan dunia ini, dan ia tahu bahwa takdirnya masih terus berjalan. Bersama Ginny, ia siap menghadapi apa pun yang akan datang, dengan hati yang kuat dan cinta yang tak akan pernah padam.
Di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, Harry merasa hidupnya telah lengkap. Ia tahu bahwa meski dunia telah berubah, cintanya pada Ginny akan selalu menjadi cahaya yang menerangi jalannya. Tidak ada penyesalan dalam dirinya, hanya syukur dan kebahagiaan yang memenuhi hatinya.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter Dan Mesin Waktu (Hinny)
FantasySetelah kehilangan Ginny Weasley dalam perang melawan Voldemort, Harry Potter terobsesi untuk mengubah takdir. Ia menemukan buku sihir kuno yang memungkinkan perjalanan waktu dan memutuskan untuk kembali ke masa lalu demi menyelamatkan Ginny. Namun...