Father in law

54.5K 401 17
                                        



"Obatku itu hanya kamu, I want you now Nala."

Lantaran rindu melingkupi diri diiringi gairah yang terpatik, aku beranjak naik duduk keatas pangkuan Danu. Tangannya mulai menggerayangi payudaraku yang masih terbalut baju. Bibir tebalnya tidak tinggal diam menyerang pada lekuk leher, kuangkat kepala meningkahi cumbuan Danu yang memabukkan, sesekali ia gigit manja disana membuat mulutku mengaduh nikmat.

"Emmhh.. asshh good Danu."

Pantat yang masih terbalut celana, terasa hangat dan berair, aku yakin sudah begitu basah saat ini. Tidak mau tertinggal, ku ayun pelan dan menekan milikku pada tonjolan milik Danu yang mengganjal senggamaku.

"Ouhh sayang, aku merindukannya." Satu tangannya meremas singkat milikku.

Binar matanya menatapku tajam seiring tangannya melucuti atasanku. Aku mengambil langkah yang sama melucuti atasannya. Kami sama-sama setengah tanpa busana sekarang.

Payudara yang menggantung indah di dadaku, kugoyangkan mengarah pada wajah Danu. Mata tidak bisa berbohong, ia benar-benar kalap akan nafsu dan menatap penuh minat pada bongkahan dadaku.

"Ini milikku Nala." Ia mengecup putingku lalu berpindah pada satunya. "Ini juga milikku."

Ia benamkan wajahnya diantara payudaraku dan bergerilya dikeduanya. Pinggulku kian menggesek miliknya dengan gerakan memutar, hingga sembarang arah.

"Ernghhh.."

Geraman mulutnya disela mengigit puting payudaraku, sesekali menariknya pelan hingga membuat  perih dan nikmat disaat bersamaan.

"Ahhh.. Danuu sayang, enak babe.. emhhh aku mau sekarang."

Semakin belingsatan pantatku menggesek miliknya. Hingga sensasi panas dan lengket tercipta. Ia angkat pinggulnya kian menekan milikku dan sesekali mengayun seperti hayalnya sedang bercinta. Mulutnya tidak henti menyesap putingku yang mencuat keras.

"Aakhhh... sshhh... Sayang akuh mau-kh sampaaaii,"

"OOUUUKKHHH,"

Mataku terpejam kuat menyambut puncak kenikmatan, kakiku terangkat dan mengangkang lebar. Rasa hangat mengalir membasahi liangku, bersamaan dengan denyutan senggama yang mengatup-ngatup bersahutan. Tubuhku seketika lemas tidak bertulang.

Kulihat Danu tersenyum pongah lalu memberi kecupan pada seluruh permukaan wajahku.

"Lihat dia Nala, dia sangat menginginkan miliknya." Danu menatap milikku dan mengayun pelan miliknya dari bawah.

Dengan napas yang masih terputus-putus, aku hanya bisa diam meresapi kenikmatan yang tersisa. Lantas bibir Danu kembali mencumbu bibirku, tanpa melepaskannya ia membawa tubuhku berbaring dibawah kungkungannya.

"Badanmu panas Danu, biar aku saja yang diatas."

Ia tidak mengindahkan ku, berlalu turun mencium lembut permukaan perutku, hatiku menghangat karena nyaman. Aahh, kenapa rasanya bisa senyaman ini.

"It's my turn Nala, just enjoy it."

Kedua tangannya langsung melucuti bawahanku, spontan kubuka lebar kedua kaki menyambut wajah melesat Danu diantaranya.

"Woww, ini sangat basah sayang. Emmhh,.."

Seusai itu aku tidak dapat berpikir lagi, mulut Danu bersemayam menyesap habis semua cairanku tak bersisa. Lidah kecilnya menari pada klitorisku, pinggulku bergetar sejadi-jadinya. Oral dari Danu adalah yang kusuka.

"Aakkhhh.. uuugghh.. sayaang lepass.. ahh jangaan.. emmhh lagihh.. enaknyaaaa."

Aku berusaha menarik diri. Namun, pergelangan tungkaiku ditahan tangan kokohnya. Walaupun termasuk berusia, kehebatan Danu di ranjang seringkali melumpuhkan diriku. Ku akui ia sangat perkasa.

21 Zone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang