part. 9

216 45 2
                                    

_
_
_

"Aku bisa ikut kok" Jawab Jimin singkat.

"Benarkah ?," Jungkook melompat girang dan memeluk Jimin, begitu senangnya Jungkook karna suara tinggi Jimin sangat dibutuhkan untuk harmonisasi team mereka yang sejak Jimin bergabung team mereka berhasil meraih beberapa kali piala menjuarai lomba-lomba paduan suara antar kampus.

Latihan berjalan santai, karena masih ada beberapa hari lagi sebelum pertunjukan.

Yoongi duduk diposisi keybord, hanya menunduk dan sedikitpun tak pernah menoleh pada orang lain, apalagi pada Jimin. Sudah jadi ciri khas Yoongi yang hampir seluruh penghuni kampus sudah mengerti itu.

Jimin beberapa kali curi-curi pandang pada Yoongi. Entah kapan dimulainya, yang pasti penilaian Jimin pada Yoongi mulai pelan-pelan berubah karena hampir semua yang dia baca dari catatan Jiyoon itu kebalikan semua dari personality Yoongi yang dia temui di dunia nyata.
"Sombong, bukan ramah. Dingin bukan hangat. Tertutup bukan bersemangat. Kenapa semua yang hyeong tulis tak pernah ku temui pada
kepribadiannnya" batin Jimin.

Latihan berakhir, Jimin langsung meninggalkan gereja begitu brefing penutupan latihan selesai, seperti sedang terburu-buru. Jungkook dan Tata juga heran melihat Jimin, karna biasanya mereka bertiga adalah yang
paling terakhir meninggalkan gereja setiap kali latihan selesai.

Yoongi juga melihat Jimin pergi, dan sudah menduga Jimin sedang marah padanya, tapi menahan diri untuk tidak melakukan aksi apapun seperti mengejar Jimin atau mencoba mengajak Jimin bicara.

Waktu berlalu dengan cepat, beberapa hari mereka bersama dalam ruangan latihan. Yoongi yang datang mepet waktu dimulainya latihan, dan Jimin akan meninggalkan ruangan latihan sesegera mungkin ketika
latihan usai. Setiap hari seperti itu, tanpa ada yang menyadari kebekuan antara Yoongi Dan Jimin, mereka bahkan terlihat tak saling mengenal satu sama lain.

Bus dan semua penumpang sudah siap berangkat. Anggota paduan suara duduk rapi untuk perjalanan menuju tempat pertunjukan. Tapi Jimin belum terlihat, tak seperti biasanya Jimin terlambat datang. Jungkook terus
menghubunginya.

Sedangkan sejak semalam suhu tubuh Jimin mendadak Tinggi. Memaksakan bangun pagi walaupun deman, karna tak ingin mengecewakan team jika tak datang dipertunjukan hari ini.

Berlari kencang menuju bus yang sudah menunggu nya. Sampai di bus Jungkook langsung mengomel tanpa dia tau kondisi Jimin yang sedang sakitpun tetap mengusahankan untuk datang.

berjalan memasuki bus sambil membungkuk meminta maaf pada semua anggota team.
Satu-satunya tempat duduk yang masih kosong hanya di bagian paling belakang dan sialnya di samping Yoongi.

Yoongi hanya sedikit melirik tanpa bertanya, walaupun sebenarnya dia
juga mulai khawatir dari tadi karna Jimin tak juga datang.

Jimin menurunkan tas dari punggungnya lalu duduk disamping Yoongi. Keringat dingin membulir di keningnya, rasanya sedikit pusing dan juga lelah karna berlari tadi. Mengeluarkan tisu dari dalam tasnya, mengelap keringat dan sibuk sendiri, mengabaikan Yoongi yang duduk di sampingnya.

Yoongi memalingkan wajah menoleh kearah jendela menghindari kontak mata dengan Jimin. Suasana diam antara mereka, ditengah riuh gembira penumpang lain yang asyik bersorak-sorai dan bernyanyi riang.

Melihat Jimin bersandar pada sandaran kursi dan bersidekap, memejam kan mata melawan rasa pusingnya, bulir keringat dingin tak henti bercucuran di kening mulus nya.

Yoongi mulai menyadari ada yang tak beres dengan Jimin. Wajah Yoongi sedikit panik, tanpa pikir panjang langsung menempelkan punggung tangan nya ke kening Jimin.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang