"Kamu ngapain malam malam disini Di?". Setelah memasukkan mobil ke garasi, Ara menghampiri 2 orang itu yang sedang berbincang di depan teras dengan Chika berdiri di bingkai pintu memakai kaos yang hampir tanpa celana.
Ardi tersenyum. "Aku nungguin kakak". Katanya.
"Ngapain tungguin kakak? Kamu habis dari mana?". Ara menatap Ardi intens, tidak biasanya Ardi seperti ini datang ketempat dia bekerja hanya untuk menunggunya.
"Habis dari luar, kebetulan dekat dari sini, sekalian aja aku tunggu kakak pulang bareng". Mata Ardi sesekali melirik Chika. Chika memperhatikan kakak beradik itu dengan seksama.
"Ayo pulang". Langkah Ara yang akan menuju ke arah motornya terhenti. Dia mundur beberapa langkah ke belakang dan menatap Chika. "Non saya minta maaf, kenapa gak kabari saya kalo Non Chika mau pulang?". Ara benar benar marah pada dirinya sendiri dan pastinya menjadi tidak enak dengan Chika.
Tapi yang ada Chika langsung masuk kedalam rumah tanpa menjawab pertanyaan Ara. "Kak Chika kenapa Kak?". Tatapan Ara masih pada pintu yang sudah tertutup itu.
"Pulang Di, kakak harap kamu gak pernah kesini lagi".
"Kenapa? Kenapa aku gak boleh kesini lagi?".
"Emang ada alasan kamu buat datang kesini?". Ara berbalik menatap kedalam bola mata Ardi.
"Apa salahnya aku mau liat Kak Chika-".
"Jangan disini, kalo mau ketemu Non Chika diluar sana, kakak kerja disini bukan lagi main main, gak enak kalo orang tuanya liat kamu kesini".
"Kakak aneh". Setelahnya Ardi pergi meninggalkan Ara.
Ara menghidupkan motornya, sebelum dia benar benar meninggalkan area rumah Chika, dia mengirimkan sebuah pesan padanya. "Non Chika, saya benar benar minta maaf sama Non, saya gak bermaksud meninggalkan Non dan membiarkan Non didalam sana, tapi jujur, kepala saya tidak tahan jika berada didalam sana lama lama". Ponsel Ara dimasukan kembali ke saku celananya dan baru pergi meninggalkan rumah Chika.
"Drrrt". Chika mengambil ponselnya ketika mendengar getaran.
Sopir resek: "Non Chika, saya benar benar minta maaf sama Non, saya gak bermaksud meninggalkan Non dan membiarkan Non didalam sana, tapi jujur, kepala saya tidak tahan jika berada didalam sana lama lama".
Setelah membacanya Chika membanting ponselnya tersebut di atas kasur dan melanjutkan tidurnya setelah tadi Ardi mengganggunya datang dan berkata mencari Ara.
Suara motor Ara samar samar terdengar oleh Chika, semakin lama semakin menjauh dan menghilang.
*
Seperti biasa, pagi ini Ara datang kerumah Gilang untuk mengantarkan Chika ke kampusnya, mobil sudah di siapkan, hanya menunggu beberapa menit, Chika keluar dari rumah dengan pakaian yang sangat cocok di tubuh rampingnya.
Pintu mobil sudah terbuka beberapa menit lalu, dan Chika langsung masuk kedalam diikuti Ara yang duduk di kursi kemudi. Mobil berlalu dengan tenang.
"Turunin gue di depan". Chika bersuara dari belakang mengangetkan Ara sedikit.
"Mau ngapain Non?". Tak mudah bagi Ara mengikuti perintah Chika jika itu tidak jelas.
"Turunin aja".
"Ya, tapi Non mau kemana? Biar saya yang anterin".
"Gue lagi gak mau berdebat sama lo, turunin gue depan sana, dan lo boleh pergi kemana pun lo mau". Chika kekeh dengan pendiriannya.
"Non-".
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine DRIVER (ON GOING)
Random"Tuh, Ibu kamu aja bilang aku cantik". Sejenak Ara melirik makhluk Tuhan di sampingnya ini yang sangat cerewet dengan mengangkat dagunya tinggi tinggi. "Itu karena Non seorang perempuan". Sambil membentangkan tikar untuk Chika duduk. Chika mendengus...