Prolog

29 2 0
                                    

"Dengarkan dulu Ianzo nak." Zella menggeleng, tidak ada yang perlu didengarkan. Ianzo yang di kenal sudah berubah.

"Aku akan pergi Ayah, dia harus menikah dengan Relinia bunda" sambil terus mengemas pakaian yang memasuki koper dengan tergesa-gesa, Zella mengabaikan ayah nya, sampai suara pintu yang di dobrak kencang mengagetkan mereka.

Disana, didepan pintu berdiri Calon Duke masa depan Vasconia.

Dengan mata yang memerah dan tangan yang mengepal, membuat siapa saja akan ketakutan saat melihat nya. Berbeda dengan Zella yang malah menantang nya kembali, Zella menatap mata kuning emas yang hampir senada dengan rambut nya itu.

"Marquess, bisa tinggalkan kami." Ayah Zella yang merupakan marquess mengangguk dan berjalan keluar, saat berada di sebelah Ianzo di menepuk bahu pemuda itu.

"Bicara lah yang tenang." Ianzo mengangguk kemudian melangkah memasuki kamar, sebelum itu dia menutup pintu yang ada di kamar itu.

"Bagaimana ini nona Zella, seperti nya anda tidak bisa pergi." Saat berada di depan Zella, Ianzo mengangkat dagu perempuan itu dengan jari telunjuk nya, membuat mata kedua nya bertemu. Mata setenang biru laut milik Zella harus bertatapan dengan mata tajam Ianzo yang berwarna kuning terang.

Namun tatapan itu terputus saat tiba-tiba saja terdengar suara tamparan, Ya tentu saja tamparan itu mendarat di pipi kiri Ianzo, jangan tanya siapa yanh melakukan nya. Tentu saja satu-satunya orang yang berani melakukan nya adalah Zella, teman kecil nya. Teman bermain nya, orang selalu berada di samping nya, bersama orang ini lah dia melakukan banyak hal.

"Kamu membohongi ku ian." Zella berjalan menuju jendela di kamar nya, menjauh dari Ianzo yang sedang tertunduk.

"Kalau aku tidak berbohong, apakah kamu akan setuju" Ianzo masih berdiri di tempat nya, dia menatap lama belakang wanita yang sudah dia cintai bahkan sebelum dia mengenal apa arti dari cinta.

"Zella aku hanya menginginkan mu, baik dengan persetujuan mu atau tidak." Zella mengepalkan tangan nya, pria ini membuat nya muak.

"Aku mencintai orang lain." Kentara sekali kalau ucapan yang keluar itu bersama dengan tarikan nafas yang berusaha meredam amarah nya.

"Owh, lalu? Apakah aku peduli. Siapa pun yang kamu cintai, kamu akan tetap bersama ku." Ianzo berjalan cepat menuju Zella kemudian menarik lengan perempuan itu dan membanting nya kekasur.

"Kamu akan mengetahui seberapa besar cinta ku." Belum sempat Zella menjawab, mulut nya sudah dibungkam dengan ciuman oleh Ianzo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang