Bab 37 (Dendam)

255 30 1
                                    

Sunyi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sunyi. Suasana menjadi suram dan berdebu. Tukiman berdiri terdiam melihat abu Kasyaf yang terbang ditiup angin. Tangannya menggigil, dan untuk pertama kali, dia rasa kehilangan.

"Anak aku... Kasyaf. Aku... aku..." Argh!!! Jeritnya sambil menggaru kepala dengan kasar. Dia seakan baru tersedar. "Aku nak kuasa... kuasa untuk kita... untuk keluarga kita. Tapi... Kau.. aku lupa ada harga yang kena bayar untuk dapatkan semua ini."

Tukiman berhenti berjalan. Matanya kosong melihat debu-debu abu atas tanah, terasa sakit hati yang paling dalam. Seketika, emosinya mula berubah, ada api kemarahan yang menyala.

"Bahzi... Kau... semua ini sebab kau! Kau buat aku jadi macam ini." Tukiman berpaling ke belakang. Melihat pintu gua. "Kalau bukan sebab kau, aku tak akan sampai ke tahap ini."

"Sepatunya Ufaira jadi menantu aku, hak milik anak aku, Kasyaf! Dan dia penyumbang kuasa untuk aku jadi lebih kuat! Tapi... semua musnah sebab kau, Bahzi!"

Tukiman menggenggam tangannya, seakan berjanji dalam hati.

'Aku akan pergi... untuk sementara waktu.' Kepalanya kembali tunduk memandang ke tanah. Pada abu yang tinggal. 'Aku akan tuntut keadilan untuk anak aku. Masa itu kau Bahzi... akan tahu apa itu penderitaan sebenar. Demi anak aku, Kasyaf. Aku tak akan biarkan kau suami isteri hidup tenang!"

Suara jeritan Kasyaf dan suara amarah, Tukiman kuat kedengaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara jeritan Kasyaf dan suara amarah, Tukiman kuat kedengaran. Bahzi memeluk Ufaira dengan erat. Tangan kanan mengusap lembut rambut isterinya, berusaha tenangkan Ufaira yang masih dalam ketakutan.

Seketika segala bunyi hilang. Sunyi. Bahzi yakin, Tukiman dah pergi. Tapi pasti kembali dengan dendam yang belum berhenti. "Sweetdream, saya ada ini... awak jangan risau. Apa pun yang jadi, saya tak akan biarkan sesiapa pun sakit kan awak lagi."

Ufaira menggenggam baju Bahzi erat, air matanya masih belum berhenti mengalir.

"Awak... Kasyaf...." Ufaira bagaikan terbayang wajah kesakitan lelaki itu saat nyawa dicabut sebegitu rupa. Ngeri jeritan tadi masih bergema. "Saya takut... Tukiman tak akan berhenti..."

"Saya akan jaga awak, sweetdream. Sampai bila-bila, my hantu ini akan pastikan kita semua selamat. Dengan izin Allah."

Ufaira mengangguk perlahan, cuba mencari kekuatan dalam kata-kata Bahzi.

(C) HANYALAH DIRIMU  (BAHZI ISA)Where stories live. Discover now