10. Teman atau Musuh??

0 1 0
                                    

Let's read the chapter guys!!

🍂🍂🍂


Malam yang hening di kota kecil itu seolah menyimpan banyak rahasia, terutama bagi Claudia dan teman-temannya yang kini berada di ambang bahaya. Setelah malam di Lingkaran Batu Hitam, mereka mulai menyadari bahwa ancaman Lacroix bukan sekadar rumor. Bahayanya nyata, dan itu hanya membuat mereka semakin waspada. Namun, mereka juga dihadapkan dengan masalah baru: siapa sebenarnya yang bisa mereka percaya?

Claudia duduk di bangku taman dengan tangan memegang ponsel, sesekali melirik ke arah jam. Pikirannya penuh dengan pertanyaan, terutama mengenai Victor. Pria misterius itu tiba-tiba muncul, membawa informasi yang mereka butuhkan untuk menghentikan Lacroix, namun siapa dia sebenarnya? Motivasinya memang tampak jelas—balas dendam atas kehilangan yang pernah dia alami. Tetapi, Claudia tak bisa menghilangkan rasa curiganya.

"Apa kamu yakin dia benar-benar ada di pihak kita?" tanya Julien, yang duduk di sampingnya. Tatapan mata pemuda itu serius, mencerminkan kebimbangannya.

“Aku nggak tahu, Jul,” jawab Claudia pelan. “Tapi sejauh ini dia membantu kita. Kalau dia berniat buruk, kenapa harus susah-susah melawan pengikut Lacroix malam itu?”

Julien menghela napas, menatap lurus ke arah jalan setapak yang sunyi di depan mereka. “Kadang aku berpikir, gimana kalau dia cuma memanipulasi kita buat tujuan tertentu? Siapa tahu dia punya agenda lain.”

Claudia terdiam, memikirkan ucapan Julien. Benar juga, ada kemungkinan Victor menggunakan mereka. Dalam perjalanannya, sudah terlalu banyak misteri yang belum terpecahkan. Namun, saat ini dia merasa mereka tak punya pilihan lain. Hanya dengan Victor, mereka punya kesempatan untuk melawan Lacroix.

Sementara itu, Marie datang tergesa-gesa dengan wajah panik. “Kalian nggak bakal percaya ini,” katanya dengan nada terengah-engah.

“Ada apa, Marie?” tanya Claudia, mulai cemas melihat ekspresi temannya.

“Victor… dia lagi di perpustakaan kota, kayaknya dia lagi nyari sesuatu yang disembunyiin di sana,” jawab Marie dengan cepat.

Julien dan Claudia saling bertatapan. Ada perasaan gelisah yang menguar dari diri mereka. Apa yang dilakukan Victor di perpustakaan kota? Jika dia memang berpihak pada mereka, seharusnya dia memberitahu rencananya. Tapi nyatanya, dia pergi sendiri, tanpa sepatah kata pun pada mereka.

“Kita harus ke sana,” kata Julien tegas, bangkit dari tempat duduknya.

Claudia dan Marie mengangguk, mengikuti langkah Julien menuju perpustakaan. Setibanya di sana, mereka melihat pintu perpustakaan sudah hampir tertutup. Tentu saja, perpustakaan kota sudah tutup sejak dua jam yang lalu. Namun, lampu di dalam masih menyala samar-samar, mengisyaratkan bahwa ada seseorang di sana.

Dengan hati-hati, mereka membuka pintu dan menyelinap masuk, berusaha tidak menarik perhatian siapa pun yang mungkin ada di dalam. Terdengar suara langkah kaki di lantai atas, di bagian arsip sejarah. Mereka bertiga saling memberi isyarat untuk bergerak diam-diam menuju tangga, menaiki anak tangga satu per satu tanpa suara.

Saat mereka sampai di lantai dua, mereka melihat Victor sedang menggeledah laci-laci berkas dengan ekspresi serius.

“Victor?” Claudia memanggilnya pelan, berusaha agar tak ada yang mendengar selain dia.

Victor terkejut, namun ekspresinya segera kembali dingin saat melihat mereka. “Apa yang kalian lakukan di sini?”

“Itu harusnya pertanyaan kami,” jawab Julien dengan nada penuh kecurigaan. “Kenapa kamu di sini sendirian, Victor?”

Secrets Behind The Scenes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang