1

33 6 3
                                    

—ENJOY READING 📖—

Suara bel terdengar dari dalam dan diluar kelas..
Menandakan bahwa jam istirahat sudah selesai, semua siswa dan siswi yang berada diluar bergegas masuk ke kelas masing-masing..

Dibelakang sekolah terdengar suara Tangisan kecil dan juga tawa "kumohon berhenti..aku sudah tidak sanggup.." Ucap sebuah anak dengan suara lemah sambil memohon "lo ingin gue berhenti? Jangan harap!" Ucap satu anak dengan nada mengejek sebut saja Gabriel yang dikenal sebagai anak preman di sekolah yang sering kali mencari mangsa untuk ia bully dan ia jadikan babunya.

Anak yang menjadi mangsanya ialah Gempa Zayyan Mahendra atau sebut saja Zay karena kalau Gempa nanti malah disangka sebagai Gempa bumi..., anak ketiga atau anak bungsu dari tiga bersaudara..satunya kelas 12 dan satunya lagi kelas 11..,kakak pertamanya tidak terlalu sayang padanya atau ia membencinya karena akibat Zay dilahirkan,bunda mereka seketika meninggal dunia walau begitu kakak keduanya tetap menyayanginya karena yang namanya kematian tidak ada yang tahu

"A-aku mohon..." Ucap zay lagi dengan mata yang berkaca-kaca, Gabriel mendesis
Kesal "salah lu sendiri kenapa memberikan jawaban yang salah dasar sialan!" Ucap Gabriel dengan nada tinggi lalu ia melintaskan pukulan tetapi sebelum ia sempat mengenai Kepala Zay, seseorang berteriak dari belakang mereka "Berhenti!" Gabriel memandang kebelakangnya untuk melihat siapa yang berteriak dan ternyata itu adalah Ketua Osis yaitu Halilintar Alvaro Baskara sebut saja Varo. "Bisa tidak  satu hari ga buat masalah? Ga guna kalo lo ganteng tapi sifat lo ini  mirip  anjing" Viro menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya

"Cih datang si penyelamat anak sialan ini" Ucap Gabriel dengan kesal memandang Viro dengan tatapan tidak suka "Diem lo! gua bukan penyelamat adik sialan ini dan gua hanya melakukan ini karena ini memang sudah menjadi tugasku sebagai Ketua osis di sekolah ini." Ucap Varo memberikan tatapan kesal pada Gabriel "sekarang masuk ke kelas lo." Perintah Varo dengan tegas sementara Gabriel memutar bola matanya "Kalo ga mau gimana? Apa yang akan lo lakukan hm?" Tanyanya dengan nada menantang "Gua engga segan-segan menonjok wajah menjijikan lo itu sampai wajah lo itu dipenuhi dengan darah. " Varo memberikan tatapan tajam pada Gabriel membuat tubuhnya sedikit gemetaran,lalu Varo menghela nafas "gua ulangi lagi...Balik ke kelas,SEKARANG!"

Gabriel mengangguk kepalanya dengan cepat lalu ia bergegas lari meninggalkan Varo dengan Zay. Varo memandang Zay lalu ia menarik tangannya yang terluka "cih   dasar menyusahkan." Ucap Varo berjalan ke arah UKS dengan Zay yang ditarik,Zay menelan ludahnya sambil menatap ke bawah tidak membuka mulut sama sekali.

Sesampainya di depan pintu UKS, Varo membuka pintu UKS lalu masuk kedalam terlihat seorang pemuda remaja yang bernama Duri Pradipta Mahendra atau sering disebut Hendra, anak organisasi kesehatan. "Eh kak Vano! Ada apa?" Tanya Hendra lalu ia melihat kebelakangnya "eh ada dedek Zayyan Juga!" ucapnya dengan nada senang,tak heran karena sudah hampir 2 bulan Zay masuk ke UKS karena luka-luka yang parah dan juga luka tusuk pada tubuhnya

"Urusin anak ini,gua akan ada meeting" Ucap Varo lalu ia memberikan Zay ke Hendra sebelum ia pergi keluar dari ruang UKS tersebut "lagi-lagi ia lupa mengucap salam.." Ucap seseorang yang berjalan kearah Hendra dan Zay "iya Yaya ga usah heran sih,dia aja sudah mirip adikku Syafiq...kebiasaan lupa mengucap salam" ucap Hendra yang mengomongkan adiknya,Solar Syafiq Mahendra.

"Yaudah ayo dedek Zayyan duduk diranjang UKS,kaka mau ambil dulu kapas,obat untuk tidak membuat lukanya perih dan juga perban" Perintah Hendra sementara Zay mengangguk kepalanya lalu ia berjalan ke arah ranjang UKS ,  Yaya menghampiri Zay lalu ia duduk di sampingnya "Zay..kamu kenapa nggak Lapor ke guru atau anak keamanan saja kalau kamu sering dibully?" Tanya Yaya mengusap kepala Zay untuk menenangkannya "aku takut...karena nanti kalau aku kasih tau ke guru nanti katanya aku bakal diancam..sepertinya menyebarkan fitnah gitu seperti waktu itu" Ucapnya dengan tubuh sedikit gemetar,Yaya mengangguk kecil "mhm okay..aku paham maksud kau..tapi kalau zay diemin nanti akan menjadi parah..so lain kali kasih tau bu guru atau tidak anak organisasi ya?" Ucap Yaya memberikan senyum hangat.

RuntuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang