Freen melambaikan tangannya, siap meninggalkan panggung membosankan siang hari ini. Freen dan Becky tidak saling menyahuti. Bahkan Becky berusaha menjaga jarak darinya, menghindari tatapan matanya, menepis segala bantuan kecil yang Freen lakukan.
Seperti saat ini, Freen mengulurkan tangannya saat Becky akan turun dari tangga. Namun gadis itu malah meminta asisten produser membantunya.
"Hari ini kalian tidak ada jadwal bersama lagi. Umm.. Freen, jadwal castingmu hari ini ditunda besok pagi. Jadi pastikan kau tidak mabuk lagi" Freen meringis, bagaimana dengan rencananya malam ini bersama Heidi? Sungguh sudah lama ia tidak bersenang-senang. Ia butuh sedikit bermain-main.
"Apa lagi clubbing" Desak sang manager menambahkan.
"Phi, aku berjanji tidak akan mabuk. Tapi aku butuh bermain sekali ini sajaa" Bujuk Freen mencoba mencari jalan tengah.
Sang manager mendesah kesal, "Kenapa tidak kau habiskan saja waktumu untuk menemani Becky di kondo atau apartement kalian? Kalian kan sudah jarang menghabiskan waktu bersama. Tidakkah harusnya kalian saling merindukan?" Ujar sang manager membawa nama Becky yang sedari tadi menulikan diri di pojok ruangan.
Sedangkan Freen mendengus kesal, melempar kaos kakinya asal. "Kau lihat bagaimana dia memperlakukanku hari ini? Aku sudah menjalankan peranku sebaik mungkin di kamera dan dia merusaknya begitu saja" Gerutu Freen sembari menunjuk ke arah Becky.
"Apa kalian tidak bisa berbaikan secepatnya? Ini acara brand besar, ini waktunya kalian promosi sampai ke banyak negara"
"Lihat? Nong bahkan tidak mendengarmu sama sekali" Gubris Freen mulai jengah dengan situasi saat ini.
"Itulah sebabnya, bujuk dia. Bukannya hanya terus bermain-main dengan api di luaran sana"
"Apanya yang bermain api? Heidi juga partner kerjaku-"
"Aku pulang phi" Sela Becky mencuri perhatian dua orang yang tengah berdebat ini.
"ii.. Iyaa" jawab Freen ragu.
"Ayo phi Title" Becky hendak menarik tangan sang manager sebelum wanita itu menahannya.
"Aku harus bertemu client dan dealing kontrak kalian untuk beberapa brand, jadi Freen akan mengantarmu lagi"
"Phi~" Rengek Becky merasa tertipu lagi.
"Beck, berhentilah merengek saat sebenarnya kau akan terus melamun sepanjang hari jika si brengsek ini tidak di dekatmu" Kini giliran Freen memberengut kesal seolah-olah ia yang disalahkan atas mood swing Becky pagi ini.
Freen berdesak kesal dan memilih keluar, menunggu Becky di basement sembari menyiapkan mobilnya.
Serangan Becky pagi tadi benar-benar membuatnya tersinggung. Meski kenyataannya benar. Namun tidak bisakah Becky mengerti? Ia hanya ingin yang terbaik bagi gadis itu. Becky bisa mencintai seorang pria yang terbaik dan menikahinya, memikiki keluarga yang bahagia, dan menua bersama. Bukan dengan pria sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untitled Us
Hayran KurguMungkin tidak seharusnya aku mencintaimu. Atau mungkin tidak seharusnya kau melebihi batasnya. Kini aku yang begitu tersesat mencari hingga tak tau akan mendapatkan hatimu atau mencari jalan keluar dari duniamu yang begitu rumit. Namun sial, sejauh...