Prolog

681 37 0
                                    

Zean Asadel Natlan mengenal kehidupan sebagai barisan aturan yang harus ditegakkan. Sebagai anak dari seorang jenderal tegas, dia tumbuh dalam dunia yang menjunjung tinggi kehormatan, disiplin, dan tanggung jawab. Hidupnya penuh dengan latihan fisik, waktu yang teratur, dan rasa hormat yang tak tergoyahkan pada segala sesuatu yang diajarkan ayahnya. Sejak kecil, Zee tahu bahwa jalan hidupnya sudah tertulis, dan dia memilih untuk mengikuti jejak ayahnya sebagai prajurit Angkatan Laut yang setia. Di tengah segala kemapanan dan disiplin itu, Zee tidak pernah mempertanyakan arah hidupnya—hingga kehadiran Marsha dalam kehidupannya mengubah segalanya.

Marsha Lenathea, di sisi lain, adalah seseorang yang hidupnya penuh bayang-bayang. Berasal dari keluarga kaya namun jauh dari kata harmonis, ia tumbuh melihat kekerasan dan pertengkaran yang tak pernah berujung, hingga perceraian yang membuatnya merasa tidak pernah diinginkan. Dunia Marsha adalah tempat yang keras dan penuh luka. Dengan segala ketakutan dan kesendiriannya, dia membangun dinding pertahanan yang tinggi, memilih jalur hidup sebagai dokter yang kuat dan mandiri. Baginya, cinta adalah kelemahan—dan pernikahan yang dijodohkan antara dirinya dan Zee hanyalah kewajiban yang harus dijalani demi menjaga nama baik keluarga.

Pertemuan antara dua jiwa ini, yang seakan datang dari dunia berbeda, menjadikan hubungan mereka sebagai lautan tak terduga yang penuh tantangan. Zee yang penuh ketulusan dan pengertian harus berusaha meruntuhkan tembok yang dibangun Marsha selama bertahun-tahun. Marsha yang dingin dan tertutup berusaha meyakinkan dirinya bahwa cinta tak harus selalu menyakitkan. Namun, perjalanan mereka tidaklah mudah. Setiap luka, setiap ketakutan yang pernah mereka alami, seperti gelombang besar yang terus mengguncang kapal pernikahan mereka.

Di tengah samudra luas yang penuh badai ini, mereka belajar, bahwa cinta tidak datang dari sekadar kewajiban atau latar belakang keluarga. Cinta adalah keberanian untuk memahami, memberi ruang untuk sembuh, dan keteguhan untuk tetap berada di sisi satu sama lain—meskipun tak ada yang menjanjikan bahwa badai akan segera berlalu.

Kita dan Samudra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang