5.

63 12 2
                                    

"Saya tebak, kamu sudah mengetahui siapa saya bukan?" lelaki itu tersenyum samar, dengan iseng bertanya

Nayara melihat langit-langit seakan berpikir keras sembari mengetuk ngetuk dagu nya, sebelum dia menatap kembali netra kecoklatan tersebut "tentu saja saya tau. Anda pasti Dylan bukan??" Nayara tak bisa menyembunyikan smrik nya

Bagaikan petir yang menyambar hatinya, lelaki itu sangat lah terkejut. Bahkan sampai lupa untuk bernafas "b-bagaimana kau tau? Itu curang!!" pupil matanya mulai membesar, sepertinya dia melotot pikir Nayara

"Dimana letak curang nya?"

"Anda tau nama saya, tapi saya tak tau nama Anda. Itu jelas curang!!" pemuda itu mulai meninggikan nada bicara nya

"Yaaa tapi siapa juga yang tidak kenal fisik dirimu di sekolah ini??" Nayara membela dirinya

"Pokoknya kau curang" dia memelan kan nada nya, dia menunduk dan memalingkan pandangannya

Lahh dia ngambek? Batin Nayara bertanya-tanya

"Anda marah?" Tanya Nayara

"Pikir sendiri" tangan nya dia lipatkan dan secara tidak sengaja pemuda tersebut memajukan bibir nya

"Lucu sekalii" Nayara berjinjit untuk mengelus rambut Dylan gemas

"Bagaimana kalau kita berdansa??" tanya Nayara mengalihkan topik mereka berdua "boleh" singkat Dylan

Masih ngambek ternyata batin Nayara

Di temani sebuah lagu yang berputar beberapa menit itu, sepasang insan kita sedang berdansa dengan romantis disana. Senyum manis terpancar indah dan jangan lupakan tatapan cinta Dylan yang selalu mengarah pada netra hitam pekat tersebut

Ternyata dansa susah juga, padahal udah latihan di rumah batin Nayara

Lagu akhirnya telah berhenti bersama dengan dansa mereka yang ikut terhenti. Nayara dengan senyum canggung nya menatap Dylan lagi. Selama beberapa detik pandangan mereka satu sama lain terkunci

Dansa gue kaku batin Nayara sedih

Ting

Ting

Lonceng besar berbunyi, menandakan bahwa harus sudah berganti pasangan. Semua siswa berlari kecil menuju ruang osis untuk mengganti pitanya

"Sudah waktunya berpisah" ujar Nayara "benar" bisa Nayara lihat ada sorot kesedihan di mata Dylan

"Dan paling menyakitkan nya, saya belum tahu nama mu" suara serak itu terdengar rapuh di telinga Nayara

"Namanya juga peraturan"

"Rasanya saya ingin membunuh siapapun yang membuat peraturan itu" Tegas Dylan dengan rahang yang mengeras, sorot matanya berubah tajam dalam seperkian detik

Alamak ngeri sekali batin Nayara takut

"Saya duluan. Terimakasih tuan Dylan" Nayara memberikan salam ala bangsawan nya

Nayara berlari kecil untuk mengantri disana, sementara itu Dylan masih memegang pita nya erat menatap punggung Nayara yang semakin kecil di telan oleh jarak

〰〰〰〰〰

Nayara menatap pita violet miliknya, dengan hal yang sama pula Nayara bersandar di tembok sembari menyesap teh

Dylan. Orang itu kembali datang menuju Nayara "apa warna pita mu?" tanya nya penasaran "ohh.. Violet" jawab Nayara seraya menunjukkan pitanya

"Kalau dirimu??" Nayara menanyakan balik, Dylan dengan gugup menyembunyikan kedua tangannya ke belakang "nanti kau akan tahu sendiri, Saya duluan" Dylan dengan terburu-buru meninggalkan Nayara seorang diri lagi

Trapped in the love of a foreign girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang