KEPUTUSAN

24 4 5
                                    

Azka dan bisma berbaring menatap langit langit kamar bisma

"Bis kamar mu gelap, aku suka"

bisma bersemu,

"kalau aku?"

Azka tersenyum

"pengakuan di pantai tadi udah kamu dengar bis"

bisma menatap Azka, mendekatkan diri dan memeluknya. ia tak tau, ia hanya takut Azka pergi meninggalkan nya

"bis, kenapa dunia jahat sama kita?"

bisma menatap azka yang memalingkan wajah nya

"kalau dunia baik, kita gak mungkin bersama sekarang"

mereka berdua sama sama terdiam

"az, jangan tinggalin aku ya"

azka hanya terdiam, ia takut berjanji sementara bagi bisma, azka adalah harapan satu satunya.

Malam itu bisma tertidur lelap dengan Azka di sampingnya, ia tak melepaskan pelukan nya bahkan sedetik pun, ada bulir air menetes dari sudut mata azka, ia tidak terpejam malam itu, banyak yang ia fikirkan.

Azka bahagia cinta nya berbalas, hanya saja hati nya sakit. Ia merasa hancur hanya dengan memikirkan bisma, Ia tak mau membawa bisma jatuh bersama nya.

Ia tau jika Ia tetap bersama bisma, maka bisma akan ikut hancur. Ia tak ingin membawa bisma, tidak setelah melihat dika. Bisma masih mempunyai orang yang sayang dengan nya, bisma masih mempunyai keluarganya. Sementara Ia. Ia hanya sendiri, Azka tak mau menjadi beban, Ia tak ingin bisma menanggung beban bersama nya.

Jika binasa adalah jalan, Ia tak ingin membawa bisma, tidak setelah melihat keputusasaan dimata dika.

Azka menatap bisma dalam dalam, memandang setiap bagian yang ada, memotret sebanyak banyak nya dalam ingatan. Ia tau keputusan sepihak ini akan menyakitkan, tapi waktu adalah penyembuh paling ampuh.

Azka mendekatkan diri, mencium kening bisma perlahan, mencium aroma tubuh bisma sebanyak banyak nya. Hatinya sakit, tapi menurutnya ini adalah keputusan terbaik.

Ia tak Ingin menjadi penghalang masa depan bisma. Baginya bisma adalah segalanya.

"Bis, aku cinta sama kamu, perasaan ini meluap.....

Aku minta maaf, tapi ini jalan terbaik

Bisma aku hancur....... Hancur sehancur hancurnya manusia

Aku gak mau kamu terseret, kamu bahagia ya bis. Lupain aku, lupain kita"

Azka pergi tanpa pamit, meninggalkan bisma

AzkaBismaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang