" hari ini saya ada pertemuan dengan siapa saja Rik " tanya seorang pria bernama Adrian pada asisten nya bernama Erik.
" anda hari ini ada pertemuan dengan tuan Farel Bagaskara, Ceo dari Bagaskara Corp." Jawab sang asisten.
" tunggu sebentar saya angkat telpon dulu " ucap Adrian sambil berjalan perlahan menjauh dari Erik, dia berhenti tepat disebelah gerobak yang menjual jajanan khas kota Bandung yaitu batagor. Saat ini Adrian dan Erik sedang berada dikawasan pusat kota, mereka baru saja meninjau sebuah lokasi yang akan didirikan gedung apartemen mewah, memang seorang Ceo seharusnya tidak perlu turun tangan langsung untuk meninjau kawasan tersebut, tapi tidak bagi Adrian.
Saat Adrian sedang serius berbicara dengan seorang klien di telpon,tiba tiba saja seorang gadis berdiri didepan gerobak batagor tersebut.
" permisi bang, saya mau beli batagornya dong bang, sepuluh ribu aja, kuah kacangnya yang banyak, dan juga sambelnya agak banyak, cepetan ya bang nggak pake lama " ucap gadis tersebut dengan cepat terlihat sekali dari raut wajahnya seperti orang yang kelaparan.
Adrian merasa terganggu dengan ucapan gadis yang sedikit keras, dia menolehkan wajahnya untuk melihat sang gadis, walaupun telinganya masih tetap fokus mendengarkan suara dibalik telpon tersebut.
Karena merasa diacuhkan gadis itu berteriak lagi.
" bang cepetan dong, saya mau batagor nih, saya lapar " pekik gadis itu sambil melambaikan tangannya pada Adrian seolah menyuruh Adrian untuk cepat cepat membuatkan pesanannya.
" apa.. " pekik Adrian, dengan nada kesal, masa tampang cakep gini dikira penjual batagor, enak aja.
" loh abang ini kenapa sih? Abang kan yang jualan batagor disinikan? " ucap gadis itu kembali dengan polos.
" what the hell " pekik Adrian makin kesal.
" alaahhh.. pake ngomong bahasa inggris segala " ucap gadis itu sambil mencebik.
Erik yang sedari tadi memperhatikan bosnya, berjalan menghampiri bosnya dia ingin tahu apa yang terjadi, karena dia melihat seperti ada perdebatan antara bosnya dan gadis yang belum diketahui namanya siapa.
Adrian yang melihat kedatangan Erik langsung bertanya pada asistennya.
" kamu dengar apa yang dia katakan Rik "
" saya dengar tuan " jawab Erik pada bosnya, awalnya dia memang tidak tahu, tapi setelah jarak dia mendekati bosnya dia mendengar dan akhirnya mengerti, bahwa gadis itu mengira kalau bosnya adalah penjual batagor.
" apa menurutmu aku terlihat seperti seorang penjual batagor Rik " tanya Adrian tanpa memperdulikan gadis itu, yang sedari tadi menunggu pesanannya untuk dibuatkan.
" tentu saja tidak tuan " jawab sang asisten.
" lalu kenapa perempuan ini mengira kalau aku penjual batagor " tanya Adrian heran, sambil menujuk pada gadis yang ada didepannya.
" itu karena anda berada dekat gerobak batagor ini, jadi saya mengira anda adalah penjual batagor ini " jawab gadis itu, padahal Adrian tidak bertanya padanya dia bertanya pada asistennya.
" kalau seandainya saya salah, saya minta maaf tuan " ucap gadis itu kembali sambil tertunduk malu karena salah mengira orang.
" mbak, tuan ini bos saya " Erik menjelaskan.
" oh.. kalau begitu saya minta maaf, saya salah, saya kira tuan ini abang penjual batagor, lagian kenapa juga bos anda itu berdiri dekat gerobak, jadi nggak salah dong kalau saya mengira dia penjual batagor " mendengar pembelaan gadis itu, mata Adrian menatap tajam pada gadis itu.
" kenapa anda menatap saya seperti itu, tadikan saya sudah minta maaf " ucap gadis itu kembali.
" kamu benar benar tidak mengenali saya " ucap Adrian dengan sedikit geram, pasalnya siapapun orangnya pasti mengenal dirinya. Siapa sih yang tidak mengenal sosok Adrian, seorang pengusaha muda sukses yang berada dijajaran ke empat dalam dunia bisnis versi majalah XXX.
Gadis itu menatap wajah Adrian dengan seksama, seolah sedang mengingat, tapi dia sama sekali tidak bisa mengingat apapun dengan pria tersebut, karena ini adalah pertemuan pertama mereka.
" maaf apa kita pernah bertemu sebelumnya? " tanya gadis itu dengan hati hati.
Erik sebisa mungkin menahan tawa agar jangan sampai terlepas, melihat raut wajah sang gadis yang seperti kebingungan saat mencoba mengingat sesuatu, kalau dia sampai tertawa bisa bahaya dengan posisinya sekarang.
Berbeda dengan Adrian wajahnya berubah menjadi masam, ini pertama kali baginya saat bertemu dengan seseorang yang sama sekali tak mengenalnya, atau emang ada banyak yang tidak mengetahui tentangnya.
" jadi.. kamu memang benar benar tidak mengenaliku " tanya Adrian lagi seolah memastikan.
Gadis itu menggeleng lalu berkata dengan pelan.
" maaf.. tapi saya benar benar tidak tahu, saya juga tidak mengenal anda " ucap gadis itu dengan hati hati.
Adrian mengehela nafasnya dalam, terasa ada kekecewaan dalam dirinya tapi dia juga tidak tahu kenapa, apa karena gadis itu tidak mengenalnya sebagai pengusaha muda sukses, tapi kenapa mesti kecewa, mereka kan tidak saling mengenal.
Tanpa Adrian sadari gadis itu mendekat dan menyentuh pelan lengan baju Adrian dengan ujung jari telunjuknya, Adrian tersentak kaget, seperti ada sengatan listrik dari telujuk sang gadis, secara refleks Adrian menjauhkan tangannya dari gadis tersebut, sementara sang gadis hanya tersenyum nyengir.
" apa tuan ini seorang aktor pe datang baru? " tanya gadis itu penasaran.
Adrian memutar bola matanya keatas, sambil menghebuskan nafas kesal. Bisa bisanya gadis itu mengira dia seorang artis pendatang baru.
" saya ini bukan artis, saya adalah seekor singa jantan yang siap untuk menerkam dan memangsamu " ucap Adrian dengan sangat kesal, dan raut wajah yang menyebalkan, dia sangat terlihat jutek sekali dimata gadis itu.
" loh.. kenapa anda terlihat marah tuan " ucap gadis itu dengan heran, pasalnya dia tidak merasa salah sedikitpun. Tak mau melayani ucapan gadis itu, Adrian pun berkata pada asistennya.
" ayo Rik sebaiknya kita pergi saja, bukankah kamu bilang aku ada pertemuan hari ini? Tidak usah meladeni perempuan aneh ini " ucap Adrian sambil melangkah pergi.
" eh apa kamu bilang, perempuan aneh?.. kamu tuh yang aneh " ucap gadis itu dengan sewot.
" kemana mana bawa es batu, memangnya tidak berat " ucap gadis itu kembali dengan nada kesal.
" apa maksudmu.. "
" anda tidak tahu ya, wajah anda memang tampan tapi dingin seperti es batu, brrr " ucap gadis itu sambil menggoyang kedua bahunya seolah bertingah sedang kedinginan, laku dia lari begitu saja meninggalkan Adrian dan Erik.
" Kau.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
kukira tukang batagor ternyata sultan
Romance" permisi bang, saya mau beli batagornya dong " ucap seorang gadis yang berdiri didepan gerobak batagor " apa.. " pria yang berdiri tak jauh dari gerobak batagor itu sedikit terkejut dan juga heran. Dia celingukan melihat ke kiri dan ke kanan, lalu...