Bab 43.

328 64 12
                                    

- Beberapa bulan kemudian -





Biru berdiri dengan gagah nya diatas altar, dia sedang menunggu kedatangan langit agar bersama naik keatas altar yg suci ini, hari ini adalah hari dimana saat mereka nantikan tiba. Saat dimana mimpi keduanya dulu sempat ke tunda namun hari ini tuhan memberikan kesempatan kedua bagi mereka untuk mewujudkan impian yg sempet tertunda tersebut. Diatas altar biru berdiri dengan gelisah bahkan dia sedari tadi meremas tangan nya untuk menghilangkan rasa gugup.

Gugup karena dia sudah tidak sabar mengucapkan janji suci pernikahan, gugup karena dia takut akan gagal nya pernikahan ini. Dia bahkan berkali kali mencoba menarik nafas dan membuang nya secara perlahan agar kegugupan dia hilang, namun tetap saja yg namanya gugup sukar buat dihilangkan.

Pintu gereja terbuka disana langit tengah menggandeng aslan yg menjadi wali nikah nya, ditemankan oleh antariksa biru yg juga ikut menggandeng tangan sang papa sambil memegang bunga. Semua melihat kearah langit dan menatap dengan takjub, betapa cantik dan berkarismatik nya langit saat ini. Begitupun biru dia sudah terpesona melihat kecantikan calon suaminya itu.

Jalan perlahan menuju altar dimana biru sudah menunggu, langit tidak bisa menahan senyuman nya. Senyum bahagia tercetak didalam bingkai bibirnya, sambil berjalan perlahan akhirnya mereka sampai juga didepan altar dengan biru menyambut uluran tangan nya. Aslan memegang tangan langit yg bermaksud diberikan kepada biru.

"Aku titipkan kakak aku, mas. Jangan sakiti dia lagi dan tolong bahagia kan dia karena selama ini dia belum bahagia dengan sempurna" ucap aslan dengan serius.

"Aku janji bakalan buat langit dan antariksa biru bahagia selalu."

"Aku pegang janjimu, mas biru."

Setelah itu biru memegang tangan langit yg mau naik keatas altar hingga keduanya saling berhadapan satu sama lain, sang pendeta mulai mengambil berkas yg mana isinya ada janji pernikahan. Dia pun lekas membuka berkas pernikahan tersebut dan berdehem sebentar.

"Baiklah, apa kalian  sudah siap untuk mengucapkan janji pernikahan di hadapan tuhan yg esa? Tanya sang pendeta membuat biru dan langit mengangguk mantap.

Langsung saja pendeta menghadap ke biru, biru semakin gugup karena pendeta akan mulai membacakan janji suci pernikahan. Dia mencoba tenang dan mulai fokus agar acara pernikahan nya berjalan dengan lancar.

"Saudara Kalandra biru mahesa, berjanjilah jika kamu menikahkan langit restu adipta dengan segenap jiwa dan raga kamu. Menemani nya disaat suka dan duka, baik sakit ataupun  sehat. Baik miskin ataupun kaya. Menjaga satu sama lain sesuai dengan janji yg diucapkan, sampai maut memisahkan kalian" ucap pendeta dengan lantang.

"Saya kalandra biru mahesa berjanji dengan segenap jiwa dan hati saya, akan menjaga serta bertanggung jawab dengan langit restu adipta. Menemaninya dikala susah dan senang. Sedih maupun bahagia, atau sakit maupun sehat, serta kaya maupun miskin sampai maut memisahkan."

Pendeta pun mulai menghadap kearah langit, langit mencoba menghela nafas agar tetap tenang walaupun sebenarnya hatinya gusar, bahkan kegugupan hatinya belum hilang.

"Langit restu adipta, apakah kamu bersedia menerima kalandra biru mahesa sebagai suami kamu, sampai maut memisahkan kalian?"

"Saya bersedia" jawab langit dengan bersungguh-sungguh.

Pendeta itu langsung tersenyum lega dan para tamu undangan yg datang bertepuk tangan yg meriah, janji suci pernikahan mereka telah usai. Biru kecil lekas membawa sebuah kotak yg mana itu adalah cincin pernikahan.

"Kalian sudah sah sebagai pasangan, silahkan pasang cincin di jari manis kalian."

Biru lah lebih dulu mengambil cincin itu tidak lupa dia mengelus kepala sang anak, lantas dia memakaikan cincin tersebut di jari manis langit. Langit tersenyum melihat cincin yg disematkan oleh sang suami. Dia tidak menyangka kalau sudah sah menjadi suami dari kalandra biru mahesa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang