"Aku ingin menjadi angin tanpa memrasakan sakit."
Ana berjalan ke gerbang sekolah melihat lihat sekitar tidak ada orang lagi disekolah,sekolah sepi hanya tersisa dirinya saja. Ia berjalan sedikit ke arah depan,sedikit menjauh dari area sekolah nya. Biasanya para ojek menunggu orderan didepan sana. Ia melihat ada tukang ojek dan ana berjalan menuju para ojek itu bertanya pada salah satu tukang ojek mana yang bisa mengantarkan nya ke makam ayahnya. Salah satu ojek bersedia mengantarkan nya. Ia menaiki motor ojek tersebut. Setelah sampai ditujuan nya ana turun dari motor. Ia mengeluarkan uang pecahan 20 ribuan dari kantong seragam sekolahnya. Ana mengucapkan terima kasih kepada ojek itu, ojek pria paruh baya itu hanya tersenyum lalu pergi. Dia membeli bunga dahulu untuk papa nya yang terletak tak jauh dari pemakaman. Setelah membeli bunga ana masuk kedalaman pemakaman. ia berjalan rumah papa nya. Ana pun berjongkok membersihkan area makam papa nya,
"hallo pa,,, maaf Ana lama banget ga dateng kesini dan maaf kalau ana jarang bangett kunjungi papa" cetus ana dengan senyum, tapi tak lama senyum itu hilang menjadi sendu "papa tau tidak?.. keluarga kita tidak seperti dulu lagi. Tidak senyaman dulu lagi dan tidak seceria dulu,, mama bilang itu karena ana. Andai papa ga pergi mungkin ana tidak dibenci sekarang" ujar ana sambil mencabuti rumput yang tumbuh di makam alm. pak adhiksa. "Ana bersekolah ditempat bang ares dan kak alie pa. tapi ancaman kak alie kalau di sekolah ana harus bersikap seolah olah aku dan kak alie tidak saling kenal begitupula abang ares. Tadi kak alie memukuli ana pa tapi ana gapapa kok itu tanda kak alie sayang ana" ujarnya menguatkan dirinya sendiri."pa..siapa pelaku yang buat keluarga kita berantakan gini,ana mau buktiin ke mama kalau bukan ana yang buat papa meninggal" ujarnya panjang lebar selesai mencabuti rumput ia melihat jam di lengan nya ternyata sudah menunjukkan pukul 17.30 wib. Ana berpamitan kepada ayahnya. "Ana pulang dulu yaa pa,,kalau ada waktu lagi ana datang" ana berdiri dari duduk nya,berjalan menuju luar area pemakaman ana melihat sekitar sudah tidak ada lagi ojek, maupun kendaraan umum, ana mengeluarkan ponselnya,berniat menghubungi ares abang nya untuk meminta tolong jemput dirinya di pemakaman. Saat hendak menekan tombol telepon hp ana tiba tiba mati kehabisan baterai. ana melihat kembali jam ditangan nya sudah menunjukkan pukul 17.55 wib.
Tanpa berpikir panjang ana berjalan kaki menuju rumah nya. Ia melangkah lumayan buru buru karena matahari sudah mulai terbenam rumah nya masih terlalu jauh dari pemakaman. Setengah jalan ada suara klakson motor di belakang nya.
Seorang cowo berhenti mengendarai vespa berwarna kuning itu lalu berbicara "lo mau nebeng ga biar gue antar pulang" ucap cowo itu. Ana berusaha berpikir siapa pria yang didepan nya ini ,lelaki itu mendecak sebal "gue yang ga sengaja nabrak lo tadi di depan kelas lo. gue Jay kelas 11 ips 3".Ana tak berpikir lagi dia langsung naik keatas motor vespa kuning itu tanpa menjawab perkataan Jay ia lebih takut jika erlia ibunya marah. diatas atas motor tidak ada percakapan sama sekali Jay melajukan motornya kecepatan sedang karna Jay tau kalau ana sedang gelisah takut mama nya marah. sesampainya di depan rumah tetangga ana yang tak jauh dari rumah nya, ana turun dari motor dan mengucapkan terimakasih "terimakasih ya kak ,ana masuk dulu btw nama ku anara kelas 10 Mipa 7" ucapnya.
Ia tidak mau orang lain tau rumah aslinya sebab ana sudah berjanji kepada kedua kakak nya. Jay hanya menganggukkan kepala nya lalu pergi. ana berjalan kearah rumah aslinya. ana memasuki pekarangan rumah nya ana melihat jam ditangan nya sudah menunjukkan pukul 19.10 wib. Ana menarik nafasnya dalam jantungnya berdegup sangat tidak beraturan "aduhh pasti mama marah banget nih" ucap nya dalam hati. saat membuka pintu tiba tiba tamparan yang keras dan nyari mengenai pipi nya. dirinya belum siap menahan keseimbangan tubuhnya, ana terjatuh, anara mencoba mendongak kan kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
01:30 AM [revisi]✔️
Non-Fiction"papa ayo kita bertukar posisi biar ana yang gantiin papa disana,,ana tidak lagi seperti dulu ana terlalu banyak luka" "mama cuma mau papa disini bukan ana" "mama,, andai ana bisa menggantikan papa mungkin sekarang mama bakal bahagia selalu tanpa ad...