15. Terjebak dalam Bayangan

0 1 0
                                    

Let's read the chapter guys!📖

🍂🍂🍂

Udara dingin menyelimuti Château des Ombres, kastil tua yang berdiri angker di puncak bukit terpencil. Claudia, Marie, dan Julien berdiri di depan pintu besar yang tertutup rapat, memandangi bangunan itu dengan perasaan campur aduk antara ketakutan dan keingintahuan. Bangunan ini tampak seperti sesuatu yang keluar dari legenda, dengan batu-batu tua yang berlumut, jendela-jendela sempit seperti mata yang mengawasi, dan menara yang menjulang tinggi ke langit malam.

Julien menghembuskan napas pelan, pandangannya terfokus pada pintu besar kastil itu. "Apa kau yakin kita harus melangkah masuk?"

Claudia menatap kastil itu dengan tatapan tegas. "Iya. Kita sudah terlalu jauh untuk mundur."

Dengan tangan gemetar, Claudia mendorong pintu berat itu yang perlahan terbuka dengan derit yang menakutkan. Mereka bertiga melangkah masuk, dan bau lembab serta debu segera menyergap indera penciuman mereka. Lorong panjang di dalamnya gelap dan berliku, hanya diterangi oleh cahaya remang dari obor yang tergantung di dinding batu. Setiap langkah yang mereka ambil menggema di lorong itu, seolah menandakan kehadiran mereka pada sesuatu yang sedang mengawasi dari kegelapan.

"Ini benar-benar menakutkan..." bisik Marie sambil menggenggam erat lengan Claudia. "Seperti kita masuk ke dalam perangkap."

Julien menyisir pandangannya ke setiap sudut ruangan. "Tetap waspada. Kita nggak tahu apa yang bisa muncul di sini."

Mereka terus melangkah hingga sampai di sebuah aula besar yang dipenuhi oleh rak-rak kayu penuh buku-buku tua, peta dunia, dan berkas-berkas usang. Di tengah ruangan, ada sebuah meja besar yang di atasnya terdapat lembaran-lembaran kertas, peta, dan foto-foto yang sudah menguning termakan usia.

Claudia melangkah mendekati meja itu dan mulai memeriksa dokumen-dokumen di sana. Salah satu peta yang menarik perhatiannya menampilkan diagram yang sangat detail dari Château des Ombres, lengkap dengan tanda-tanda aneh yang dia belum pernah lihat sebelumnya.

"Apa ini... rencana bangunan kastil?" gumam Claudia sambil memeriksa peta itu.

Julien mengangguk sambil memperhatikan tanda-tanda di peta tersebut. "Lihat ini," ujarnya, menunjuk pada sebuah ruangan di bagian bawah kastil yang diberi tanda merah. "Ini tampaknya adalah ruang bawah tanah. Mungkin di sanalah semua rahasia disembunyikan."

Mereka bertiga memutuskan untuk mencari jalan menuju ruang bawah tanah tersebut. Setelah beberapa saat mencari di antara lorong-lorong gelap dan ruangan-ruangan kosong, mereka akhirnya menemukan sebuah pintu kayu yang tampak tua dan rapuh. Pintu itu sedikit terbuka, dan di baliknya, sebuah tangga melingkar turun ke dalam kegelapan.

“Yakin kita harus ke sana?” tanya Marie dengan suara bergetar.

Claudia menatap Marie, memberi anggukan penuh tekad. "Ini satu-satunya jalan untuk menemukan kebenaran."

Mereka melangkah menuruni tangga tersebut dengan hati-hati, setiap langkah membawa mereka semakin dalam ke dalam perut kastil. Saat mereka sampai di dasar tangga, udara menjadi semakin dingin, dan aroma busuk mulai memenuhi ruangan. Cahaya dari obor-obor di dinding menerangi koridor yang penuh dengan pintu-pintu kayu yang tertutup rapat, masing-masing tampak menyimpan rahasia yang menakutkan.

Mereka berjalan dengan tenang di sepanjang koridor, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah pintu besar yang berbeda dari pintu-pintu lainnya. Pintu ini terbuat dari besi dengan lambang misterius yang terukir di atasnya, seolah-olah menandakan bahwa di baliknya tersembunyi sesuatu yang sangat penting.

Claudia mengambil napas dalam-dalam dan mendorong pintu besi itu. Di baliknya, mereka menemukan sebuah ruangan besar yang penuh dengan rak-rak berisi buku-buku tua, dokumen, dan artefak kuno. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja dengan sebuah jurnal yang tampak mencolok, dengan sampul yang terbuat dari kulit hitam dan tulisan tangan yang terlihat jelas.

Secrets Behind The Scenes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang