17. Kehilangan

3 1 0
                                    

Come on, read this chapter all!!!📖

🍂🍂🍂


Suasana di dalam ruangan itu terasa semakin berat. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Setelah kejadian malam itu, ketiganya semakin terperangkap dalam misteri yang semakin rumit, seakan dunia di sekitar mereka berubah menjadi labirin yang tidak ada ujungnya.

Claudia, Marie, dan Julien telah kembali ke rumah ibunya, mencoba mencari petunjuk lebih lanjut. Mereka memeriksa setiap sudut rumah itu, mencari tanda yang mungkin bisa menjelaskan keberadaan Victor dan mengapa ia menghalangi mereka untuk mengetahui kebenaran. Namun, semakin lama mereka mencari, semakin mereka merasa terjebak dalam kebuntuan.

Marie duduk di pojok ruangan, memeriksa peta yang mereka temukan di ruang bawah tanah rumah itu. Peta itu tampaknya menunjukkan lokasi yang tersembunyi, sebuah tempat yang tidak dikenal. Namun, ada satu bagian yang menarik perhatian Marie. Peta itu tampaknya menuju ke sebuah desa terpencil di pinggiran kota, tempat yang tidak ada di catatan manapun.

“Claudia, Julien, lihat ini,” ujar Marie dengan nada cemas. "Peta ini... ada satu tempat yang sangat mencurigakan. Ini... ini mungkin tempat yang Victor maksud."

Claudia mendekat, dan pandangannya terfokus pada peta yang tergeletak di meja. Namun, ia merasa tidak tenang. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya. Perasaan ini, perasaan tidak pasti, mulai merayap kembali, mengingatkan pada perasaan ketika ia pertama kali memasuki rumah ini.

Sementara itu, Julien berjalan ke jendela, menatap ke luar dengan tatapan kosong. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kebingungannya. Ia merasa seperti ada sesuatu yang sedang mengawasi mereka. Sesuatu yang jauh lebih besar dari apa yang mereka bayangkan.

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari belakang mereka. "Claudia, Marie, aku akan keluar sejenak untuk memeriksa sekitar. Mungkin kita bisa menemukan petunjuk lebih lanjut."

Semua mata menoleh. Julien berdiri di pintu, mengenakan jaket hitamnya, siap untuk pergi. Namun, ada sesuatu yang aneh dengan tatapan matanya—tatapan yang kosong, jauh seperti seseorang yang tidak benar-benar berada di sana.

"Julien, kamu yakin? Kita harus berhati-hati," ujar Claudia, perasaan khawatir meliputi dirinya.

"Tenang saja, aku hanya akan keluar sebentar. Aku akan kembali dalam beberapa menit," jawab Julien, namun suaranya terdengar terkesan aneh, seperti seseorang yang memaksakan diri.

Tanpa menunggu lebih lama, Julien melangkah keluar, meninggalkan keduanya. Ketegangan di ruangan itu semakin terasa, seakan waktu berjalan lebih lambat dari biasanya.

Beberapa menit berlalu, namun Julien tidak kembali. Waktu terus berjalan, dan kecemasan mulai merayapi hati Claudia dan Marie. Mereka memutuskan untuk keluar mencari Julien, namun di luar, gelapnya malam semakin menebal. Setiap langkah mereka terasa semakin berat.

“Aku tidak suka ini, Claudia,” ujar Marie, suara ketakutannya mulai terdengar. "Kenapa dia belum kembali?"

Claudia memeriksa jam tangannya. Sudah hampir setengah jam sejak Julien meninggalkan rumah itu. "Ada yang tidak beres," jawab Claudia, wajahnya penuh kecemasan.

Mereka berjalan cepat menuju pintu keluar, namun ketika mereka keluar, tak ada tanda-tanda keberadaan Julien. Bahkan jejak kakinya pun hilang begitu saja di jalanan yang basah. Mereka memanggil-manggil namanya, namun hanya keheningan yang menyambut.

Panik mulai merayapi Claudia. Di mana Julien? Apa yang terjadi padanya?

“Julien! Jawab aku!” teriak Claudia, namun tak ada jawaban.

Secrets Behind The Scenes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang