Bisma terbangun dengan jantung yang berdegup kencang. Prasangka buruk menggelayuti pikiranya saat ia tak melihat sosok azka.
Bisma melangkah keluar dari kamarnya. Namun Azka tak terlihat
"Azka!"
Bisma berlari ke ruang tamu, lalu ke dapur, Namun, ruang itu sepi. Tidak ada jawaban, tidak ada jejak yang tertinggal.
Dika yang baru terbangun dari tidurnya menghampiri sepupunya itu, tapi tak diindahkan
"Azka!" panggilnya lagi, kali ini lebih putus asa. Ia bergerak cepat menuju kamar mandi, namun sosok yang Ia cari tak tampak.
Dika frustasi tapi Bisma kehilangan kewarasan nya
"Bisma kenapa!!"
"Azka bis, Azka pergi. Dia ninggalin gua. Gua harus apa?"
Bisma kehilangan arah, Ia duduk terisak. Dika yang melihat itu berlari memeluk Bisma
"Dika, azka pergi! Dia sendirian, gua harus cari dia"
Dika tak bersuara tak juga menjawab, Ia hanya mengeratkan pelukan nya.
Sebulan dua bulan mereka mencari Azka, namun azka tak ditemukan bahkan bayangan nya pun tak terlihat
Pagi itu, di sudut kamar, Bisma duduk membisu, meringkuk memeluk diri, membiarkan kesendiriannya membelenggu. Ia mempertanyakan apa kesalahan yang Ia lakukan, Ia tak tau mengapa azka begitu tega meninggalkan nya disaat Ia baru merasakan kebahagiaan.
Dika memukul dadanya, melihat bisma yang seperti itu menyakitkan hati nya. Pandangan nya kosong, Bisma kehilangan jiwanya
Setiap hari berlalu, Bisma masih sosok yang sama, hanya menyaksikan waktu lewat, tak ingin beranjak dari kenangan yang menyakitkan dan keterpurukan yang dalam.
Azka membawanya pada jurang keterpurukan selalu ada di setiap Ia membuka mata maupun memejamkan mata.
Orang tuanya, dengan rasa malu yang mendalam, lebih memilih untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Mereka tak ingin nama keluarga tercemar karena keadaan anak mereka. Bisma merasakan betapa beratnya beban itu, hanya harapan yang semakin memudar. Rasa cinta yang Ia harapkan membakar dirinya
Seperti mayat hidup, Bisma menjalani hari-harinya tanpa tujuan. Makan hanya untuk mengisi perut, tidur hanya untuk melupakan sejenak rasa sakit.
"Apakah cinta memang semenyakitkan ini?" Rasa sakitnya menjelma menjadi nyeri yang tak tertahankan, menyelimuti setiap sudut hatinya, meninggalkan bekas yang tidak akan pernah pudar.
Dengan air mata yang jatuh ke pipi, Bisma menyadari bahwa waktu tidak akan pernah kembali. Ia harus mencari cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri, meski dengan langkah kecil. Dalam kegelapan, ia harus berjuang menemukan cahaya, meski samar.
***
Setahun berlalu, Bisma seperti sudah berdamai dengan dirinya. Ia menjadi sosok yang ceria, sangat berbanding terbalik dengan sosok nya yang dulu
Apa hanya topeng?Yang pasti Bisma bangkit dari keterpurukan nya.
***
"Gua bakal kangen lu bis"
Dika satu satunya orang yang bersama bisma dimasa terburuk nya memeluk bisma yang sedang mengemasi barang-barang nya
"Gua juga"
Bisma tersenyum simpul, tangan nya masih sibuk menyusun setiap helai pakaian yang akan Ia bawa
"Kapan lu balik?"
Bisma menghentikan aktivitas nya, Ia berjalan memeriksa setiap ruangan yang mungkin tak akan Ia lihat lagi
"Gua gak tau!"
Ada senyum pahit terlihat dari sudut bibir nya, dika menarik nafas nya panjang. Matanya sedikit berkaca, Ia harus melepaskan sepupu nya menjauh dari kota ini.
"Lupain ya bis, lupain kota ini, lupain neraka ini!"
Ia memeluk Bisma lagi, berharap sepupu nya bisa melihat kedepan. Tidak terbayang masa lalu nya
Dika mengantar Bisma ke bandara, menjauh dari kota sejuta trauma.
***
Pov Bisma
Bagaimana bisa aku melupakan kota ini, aku bahkan masih menangis di tiap malam ku.
Bagaimana bisa kota ini menjadi neraka untuk ku, saat Ada seseorang yang mati matian kucintai menjadi penghuni nya
Aku hanya melarikan diri, rasa sakit ini tak bisa kutahan lagi,
Mencintai mu seperti menggenggam hatiku. Terasa tapi tak bisa kulihat
Mungkin aku akan mati sambil merindukan mu, tapi melupakan mu? Bagaimana bisa?
Sama saja seperti aku lupa caranya bernafas.Selamat tinggal azka, mencintai mu adalah rasa sakit namun aku tak bisa menghentikan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaBisma
Fanfictionkisah antara 2 orang anak adam yang di pertemukan takdir. "tak bisakah ambil saja nyawaku? aku mempertanyakan keberadaan ku di dunia ini, apa tujuan ku lahir di dunia ini?" Azka "aku ingin hidup, aku butuh alasan untuk hidup hari ini. kasih aku ala...