*********
Setelah mendapatkan izin mereka berdua pun segera berjalan mengarah kearah parkiran untuk menuju ke mobil.
Willi membukakan pintu mobil dengan lembut, memberikan senyum hangat yang membuat Luna merasa istimewa. Ia memperlakukan Luna layaknya seorang ratu, penuh perhatian dan kesopanan. Luna merasa bahagia, hatinya dipenuhi kehangatan melihat betapa Willi selalu berusaha membuatnya nyaman dan dihargai.Di dalam mobil, mereka berbincang-bincang dengan santai. Willi menunjukkan kepedulian dan kepekaannya dengan selalu mendengarkan apa yang Luna katakan, memberikan perhatian penuh pada setiap detail kecil yang ia ceritakan. Hal itu membuat Luna semakin jatuh cinta pada Willi—pria yang tak hanya menjadi kekasih, tetapi juga sahabat dan pendengar setianya.
Setelah beberapa saat, Luna penasaran dan bertanya, "Kita mau ke mana, nih? Apa rencanamu hari ini?"
Willi tersenyum misterius sebelum akhirnya menjawab, "Aku pikir kita butuh tempat yang santai dan menyenangkan untuk melepaskan penat. Jadi, aku mau ajak kamu ke Timezone!"
Mendengar itu, mata Luna berbinar. "Benar kah benar? Wah, aku belum pernah main di Timezone!" ucapnya dengan antusias.
Willi menatapnya penuh kebanggaan, senang melihat Luna begitu bahagia dengan ide sederhananya. "Ya, aku tahu kamu pasti akan suka. Kita bisa main apa saja yang kamu mau."
Begitu mereka tiba di Timezone, Luna merasa kembali menjadi anak kecil, penuh semangat mencoba permainan demi permainan. Mereka bermain balap mobil, menembak, bahkan mencoba peruntungan di mesin cakar untuk mendapatkan boneka. Luna tertawa lepas ketika mereka berlomba-lomba memenangkan permainan, dan Willi tak pernah membiarkannya kalah tanpa memberi semangat atau tertawa bersamanya.
Kebersamaan mereka dipenuhi canda tawa dan momen-momen romantis. Willi sesekali menggenggam tangan Luna saat mereka berjalan dari satu mesin permainan ke mesin lain, dan pandangan mata lembutnya membuat Luna merasa begitu diperhatikan. Sejenak, mereka berdua larut dalam dunia kecil mereka sendiri, menikmati waktu tanpa gangguan atau kekhawatiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (END)
Teen Fiction⚠️jangan plagiat‼️ide mahall sengkuu, yuk guys sebelum baca janlup follow dulu⚠️ "Orang menangis bukan karena mereka lemah. Tapi, mereka menangis karena telah berusaha kuat dalam waktu yang lama" -Luna Ruzelia "Tujuanku adalah selalu membuatmu, ter...