Seiring berjalannya waktu, Jake semakin nyaman menjalani harinya tanpa kehadiran Heeseung. Meski masih ada sesekali rasa hampa saat mengingat masa lalu, dukungan dari teman-temannya membuatnya kuat. Kini, ia lebih fokus pada dirinya sendiri dan mencoba menikmati setiap momen yang ada.
Di sekolah, hubungan Jake dengan Jungwon, Kyujin, dan Saku semakin dekat. Mereka selalu memastikan bahwa Jake tidak merasa sendirian. Setiap kali Jake membutuhkan pelarian atau sekadar bercerita, mereka selalu ada di sisinya.
Suatu hari sepulang sekolah, Jungwon, Kyujin, dan Sakuya mengajak Jake untuk pergi ke sebuah tempat yang berbeda dari biasanya.
"Ayo, Jake, ikut kita. Kita punya tempat keren buat ngelepas penat!" ajak Jungwon dengan senyum ceria.
Jake menatap mereka dengan penasaran. "Tempat apa, nih?"
Sakuya tertawa kecil dan memberikan anggukan penuh antusias. "Rahasia. Lo bakal tahu pas kita sampai sana."
Mereka berempat pun berangkat ke tempat yang dirahasiakan oleh Jungwon dan Sakuya. Setelah berjalan beberapa menit, mereka tiba di sebuah taman tersembunyi yang dihiasi bunga-bunga berwarna-warni dan kolam kecil dengan air yang jernih. Tempat itu tampak begitu tenang dan damai.
Jake tertegun melihat keindahan taman tersebut. Ia merasa seperti menemukan pelarian sempurna dari segala kepenatan dan perasaan sedih yang sempat menghantuinya. Di sini, ia merasa damai.
"Tempat ini keren banget, ya," gumam Jake sambil tersenyum.
Kyujin mengangguk. "Iya, setiap kali gue lagi butuh tempat buat menenangkan diri, gue suka ke sini. Dan sekarang, lo juga tahu tempat ini."
Jake tersenyum lebih lebar, merasa terharu karena teman-temannya mau berbagi tempat spesial ini dengannya. Mereka menghabiskan sore itu dengan berbincang santai, bercanda, dan tertawa lepas. Tanpa sadar, hari-hari Jake mulai terasa lebih ringan dan bahagia.
---
Sementara itu, di tempat lain, Heeseung juga berusaha untuk menjalani kehidupannya. Meski sudah bersama Jeno, hatinya tidak bisa sepenuhnya melupakan Jake. Ada perasaan bersalah yang terus menghantui dirinya, terutama ketika mengingat bagaimana ia memilih meninggalkan Jake demi hubungan yang sebenarnya belum ia yakini sepenuhnya.
Suatu malam, Heeseung merasa gelisah dan tak bisa tidur. Ia pun akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumahnya. Pikiran tentang Jake terus memenuhi benaknya, membuatnya menyadari betapa ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
---
Keesokan harinya, di sekolah, Jake terlihat lebih ceria dari sebelumnya. Sunghoon yang melihat perubahan ini merasa senang sekaligus penasaran.
"Jake, kayaknya sekarang lo jauh lebih bahagia, ya," kata Sunghoon sambil tersenyum.
Jake mengangguk. "Iya, Hoon. Gue rasa, gue udah mulai bisa ngelepasin semua beban yang selama ini gue bawa. Temen-temen gue bener-bener bantu gue buat lihat dunia dengan cara yang lebih positif."
Sunghoon merasa bangga melihat Jake yang semakin kuat. Dalam hatinya, ia berharap Jake akan segera menemukan kebahagiaannya sendiri, meski bukan bersama Heeseung.
---
Namun, meski Jake merasa lebih baik, ia tetap tidak bisa sepenuhnya melupakan Heeseung. Ada saat-saat ketika bayangan Heeseung masih menghampiri pikirannya. Setiap kali ia lewat di tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi, ingatan masa lalu itu muncul dan membuatnya tersenyum pahit.
Di lain sisi, hubungan Heeseung dan Jeno mulai menunjukkan retakan. Jeno merasa Heeseung masih menyimpan perasaan untuk Jake, dan itu membuatnya merasa cemas.
"Heeseung, lo masih mikirin Jake, kan?" tanya Jeno dengan nada penuh kekecewaan.
Heeseung terdiam sejenak, tidak tahu harus menjawab apa. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa perasaannya terhadap Jake belum sepenuhnya hilang. Namun, ia juga tidak ingin menyakiti Jeno yang sudah berada di sisinya.
"Maaf, Jeno... Gue nggak bisa bohong. Sebagian dari diri gue masih inget Jake," jawab Jeno dengan nada pelan, penuh penyesalan.
Jeno menundukkan kepala, merasa sakit hati mendengar pengakuan Heeseung. Ia sadar bahwa cinta yang ia harapkan dari Heeseung mungkin tak akan pernah benar-benar ia miliki.
---
Beberapa hari kemudian, Jake dan Sunghoon bertemu di taman setelah sekolah. Mereka duduk di bangku kayu di bawah pohon besar yang rindang, menikmati semilir angin sore.
"Jake, gue tahu lo udah banyak berubah dan mulai bisa move on, tapi gue pengen lo tahu satu hal," kata Sunghoon tiba-tiba, membuat Jake menatapnya dengan bingung.
"Apa itu, Hoon?"
Sunghoon tersenyum lembut, lalu menatap Jake dengan pandangan serius. "Gue bakal selalu ada buat lo, apapun yang terjadi. Mungkin ini terdengar cheesy, tapi gue pengen lo tahu kalau gue selalu peduli sama lo."
Jake terdiam, merasa tersentuh oleh ketulusan Sunghoon. Ia tersenyum kecil, merasa bersyukur memiliki seorang teman seperti Sunghoon yang selalu ada di saat-saat sulit.
"Terima kasih, Hoon. Lo nggak tahu betapa berarti semua ini buat gue," jawab Jake sambil tersenyum penuh rasa syukur.
Mereka berdua saling bertukar pandang, merasakan kehangatan persahabatan yang begitu tulus. Jake merasa hidupnya kini penuh dengan orang-orang yang benar-benar peduli padanya, dan itu memberinya harapan untuk terus melangkah ke depan.
---
TBC
Jake mulai menyadari bahwa ia tidak perlu tergantung pada satu orang untuk merasakan kebahagiaan. Dengan dukungan teman-temannya, ia menemukan harapan dan kekuatan baru untuk menjalani hidupnya.
Jangan lupa votement nya ya (^v^)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choices (sungjake) (Heejake)
Krótkie Opowiadaniajake diharuskan memilih lanjut tapi tersakiti atau menyerah.