Partikel Badai 39

62.9K 6.3K 11K
                                    


Peraturan lapak Fey🧚‍♀️
WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR
WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN

TARGET UP?

7k vote dan 10k komen🍒

Yuk ramaikan setiap paragraf dengan komen kalian💌

(Mohon komentar dengan bahasa yang sopan ya sayang-sayang akuu🥰)

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

39. MALAM PUNCAK UPDAY FEST

Matcha bersyukur berkali-kali lipat kala tak menemukan keberadaan Hilario di kantin asrama pada jam makan malam. Jangan heran, sebelumnya suaminya memang sudah mengabari lewat pesan WhatsApp bahwa pria itu akan disibukkan oleh kegiatan yang berkaitan dengan UPDay Fest pada malam ini—pesan yang selalu berakhir Matcha abaikan dengan membiarkannya terbaca tanpa dibalas. Sejak kemarin, Matcha selalu berakhir menganggap angin lalu semua pesan ataupun panggilan telepon dari Hilario. Matcha betul-betul membangun benteng tinggi untuk suaminya.

Oleh karena itu pula, malam ini, Matcha dan Gege memilih memenjarakan diri di kamar asrama dibanding ikut meramaikan hari kedua UPDay Fest di Stadion Universitas Pakubandanu. Sepinya kantin asrama membuat Matcha yakin bahwa anak-anak seasramanya pasti kebanyakan melipir ke Stadion UPD untuk menyaksikan lomba-lomba yang masih berlangsung atau sekadar bertemu dengan si dia.

Ting ... ting!

Matcha yang semula menelungkupkan badan ketika menonton film yang terputar di televisi kamar kini meraih ponselnya. Ternyata, lagi-lagi hanya datang notifikasi pesan dari Hilario, bukan dari Bunda Widya yang sebelumnya memang sempat berbalas obrolan singkat dengannya.

Hilario

Udah makan, Sayang?

Mau aku bawain makanan?

Atau kalau kamu pengin jajan sesuatu, bilang aja biar aku anterin ke asrama.

Hari kedua UPDay Fest nggak begitu ramai.

Pesan terakhir Hilario disertai oleh gambar sekitar panggung festival di Stadion UPD yang menampakkan suasana pengunjung yang tak terlalu ramai seperti kemarin. Pesan itu hanya Matcha lihat sekejap sebelum ia kembali menonton film yang sama yang kini disaksikan oleh Gege di ranjang sebelah. Matcha terus saja berpura-pura menulikan telinga atas notifikasi pesan yang terus berbunyi di ponselnya.

"Cha."

Matcha berdehem kecil dan menaikkan alis saat menoleh kepada Gege. Adik iparnya itu tengah menatap ponsel yang berada di genggaman.

Partikel Badai MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang