BAB 31. BANG JEVAN

10 8 0
                                    

“Jangan menggantungkan dirimu pada orang lain jika tidak ingin dikecewakan.”

— KEYNARA FLORENCIA.

"Siapapun itu tolongin gue!" Tangan Key sudah memerah karena sejak tadi ia hanya memukul pintu gudang namun semuanya seperti sia-sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapapun itu tolongin gue!" Tangan Key sudah memerah karena sejak tadi ia hanya memukul pintu gudang namun semuanya seperti sia-sia. Pintunya belum bisa terbuka, sedangkan tangannya sudah sakit.

Semilir angin hanya membuatnya sesak, nafasnya mulai tak beraturan karena sakitnya. "Tolong, siapapun itu, gue mau keluar!" Lirihnya, hampir tak terdengar karena melemah.

Di tengah keputus asaan nya, entah darimana Key menyadari jika sejak tadi dirinya membawa ponsel yang ia simpan di saku bajunya.

Key mengambil ponselnya, bersyukur. Karena masih menyala dan segera mencari kontak Jevan, abangnya. Key tak ingin menyusahi abangnya namun ini salah satu cara agar dirinya keluar dari sini.

Matanya masih menatap layar ponselnya, melihat kontak abangnya, "Bismillah, semoga bang Jevan gak sibuk," Ucapnya. Segera Key menekan tombol panggilan untuk menelpon Jevan.

"Halo kenapa Key?" Suara Jevan terdengar jelas di indra pendengarannya.

"Halo kak, tolongin Key! Key dikunci di gudang!" histeris Key begitu terdengar di telinga Jevan.

Jevan kaget. "Apa? Kamu di kunciin? Sama siapa Key, abang akan ke sana sekarang, kamu bertahan yah!" Setelah mengatakan itu Jevan langsung menutup telponnya lalu bergegas pergi dari kampusnya.

Ponsel Key terjatuh dari genggaman tangannya, tenaganya sudah habis sekarang. Hanya do'a yang bisa Key panjatkan sekarang.

****

Jalanan yang padat merayap tidak membuat Jevan takut, ia malah mengencangkan laju motornya hingga beberapa kali terdengar umpatan dari orang-orang yang risih dan jengkel melihatnya.

Namun dirinya tidak peduli, yang prioritas sekarang adalah adiknya, Keynara. Mau bagaimanapun juga Key tidak boleh berlama-lama di gudang yang tentunya sangat membahayakan dirinya sendiri dan kandungannya.

Namun laju motornya berhenti saat lampu merah menyala, terpaksa Jevan berhenti dengan perasaan dongkol sekaligus takut jika adiknya kenapa-napa.

"Bertahan Key, abang akan ke sana." Gumam Jevan sambil melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 09.30 wib.

Lampu hijau sudah terlihat, Jevan melajukan motornya lagi. Karena jarak sekolah Key sudah sangat dekat dari arahnya sekarang.

Beberapa menit kemudian, motor Jevan sudah berhenti di depan gerbang sekolah Key, tertutup rapat. Jevan turun dari motornya tak lupa melepas helmnya, lalu berlari ke gerbang untuk memanggil pak satpam.

"Halo pak ada yang bisa kami bantu?" Salah satu satpam yang sudah berumur mendatangi Jevan.

"Iya pak ada, saya ingin menemui adik saya di dalam, dia terjebak di gudang! Tolong bukain pintu gerbang nya pak!" Kata Jevan sedikit memelas, adalah cara agar pak satpam itu percaya.

S.M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang