1 . KEHIDUPAN YANG TAK TERDUGA

5 1 0
                                    

Catatan : kalian ga akan nemuin konflik yang berat
                    Karena aku juga gasuka konflik yang
                    Terlalu berat 😂😂

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tubuhnya terasa ringan dan cahaya matahari yang hangat menyinari wajahnya ketika ia membuka mata. Awalnya ia mengira bahwa dirinya masih terperangkap dalam bayangan masalalu nya yang kelam, dunia tempat ia harus bertarung dan bertahan hidup sebagai VIVIAN DE LUCA.
Tetapi, ketika kesadaran nya perlahan kembali, ia segera menyadari bahwa ini bukan lagi kehidupan nya yang lama.

Vivian de Luca , seorang wanita yang disegani di dalam dunia bawah tanah, dia merupakan pemimpin sebuah klan mafia terbesar dan terkuat di Italia banyak orang yang tunduk kepadanya karena dia ditakuti dan tak terkalahkan.
Namun, semua itu harus berakhir disaat tangan kanannya sendiri yaitu salah satu anggota kepercayaan yang mengkhianati ya dalam sebuah misi yang memang diperuntukan untuk menghilangkan nyawanya . Terjebak dan tidak ada jalan keluar, Vivian tertembak tepat di dada kirinya , akhirnya nyawanya tidak tertolong dia meninggal di tempat
Vivian bergerak cepat melalui lorong lorong gelap kota.

Malam itu, bintang bintang tertutup oleh awan gelap seolah mengisyaratkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Sebagai seorang mafia menghadapi hidup dan mati dalam sebuah misi itu sudah biasa.
Namun, ada firasat aneh dalam benaknya malam itu yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan dalam misi.

"Aku sudah terlalu sering menghadapi situasi seperti ini" gumamnya sambil mengecek pistol di pinggangnya."Hanya sebuah misi biasa". Namun hatinya tetap tidak tenang.

Malam itu, Vivian sendiri yang bertugas untuk menyusup ke markas musuh, mencari bukti-bukti kejahatan yang dapat menjatuhkan jaringan kriminal saingan mereka.

Vivian adalah sosok yang dihormati dan ditakuti dalam organisasi mafianya. Keahlian bertarung dan strateginya sudah terbukti berkali-kali, dan ia selalu menyelesaikan misinya dengan sempurna. Namun, kali ini, ada yang berbeda. Ia merasa seperti sedang diawasi sejak ia meninggalkan markas tadi malam.

Setibanya di depan gedung tua tempat misi berlangsung, Vivian berhenti sejenak dan menatap bangunan itu dengan saksama. Sebuah gudang usang di tepi kota, tempat ideal untuk sebuah pertemuan rahasia. Tapi, keanehan yang ia rasakan tak kunjung hilang. Ia tidak melihat tanda-tanda yang biasanya diberikan oleh rekan timnya.

"Mana siaga mereka? Bukankah seharusnya mereka sudah di sini?" pikir Vivian sambil mencoba menghubungi rekannya melalui radio kecil di telinganya.

Hening.
Vivian menarik napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya. Meski nalurinya mengatakan untuk mundur, ia tahu bahwa seorang pemimpin seperti dirinya tidak boleh menunjukkan rasa takut. Dengan langkah mantap, ia memasuki gudang itu, pistolnya dalam genggaman erat.

Namun, tepat ketika pintu gudang menutup di belakangnya, sejumlah pria bersenjata keluar dari balik bayangan, mengelilinginya. Mereka mengenakan topeng hitam, namun Arin bisa melihat mata dingin mereka, mata yang siap menghabisinya kapan saja. Arin merasakan adrenalin mengalir dalam darahnya. Ia tahu situasinya buruk, tetapi tidak ada jalan mundur.

"Halo, Vi," suara rendah seorang pria terdengar dari sudut gelap gudang itu. Pria itu melangkah maju, dan Arin mengenalinya seketika. Itu adalah Marco, salah satu orang kepercayaannya dalam tim. Namun, tatapan Marco kini dipenuhi kebencian dan keserakahan.

"Marco… Kau mengkhianatiku?" tanya Vivian dengan suara rendah, matanya menyipit penuh kemarahan.

Marco tertawa sinis. "Kau terlalu percaya pada orang lain, Vivian. Kau pikir semua orang akan selalu loyal padamu? Dunia ini tidak sesederhana itu."

Vivian menyadari bahwa inilah akhir baginya. Tak ada jalan keluar. Ia dikelilingi oleh pria bersenjata, dan Marco telah merencanakan semua ini dengan matang. Namun, sebagai seorang pejuang, ia tidak akan menyerah tanpa perlawanan.

Sebelum Marco sempat memberi aba-aba, Vivian mengarahkan pistolnya dan menembak salah satu pria di depannya. Bunyi tembakan itu memicu kekacauan di dalam gudang, dan baku tembak pun tak terelakkan. Vivian bergerak cepat, mencoba menghindari peluru sambil menembak balik. Beberapa pria berhasil ia tumbangkan, namun jumlah mereka terlalu banyak. Peluru-peluru menembus tubuhnya, dan akhirnya, satu peluru mengenai tepat di dadanya, menembus jantungnya.

Vivian terjatuh ke lantai dingin gudang, merasakan napasnya perlahan melemah. Pandangannya mulai kabur, namun satu hal yang ia pikirkan sebelum kesadarannya benar-benar hilang adalah rasa benci yang begitu kuat terhadap Marco. "Aku akan membalas dendam… di kehidupan berikutnya…" pikirnya dengan amarah membara, sebelum akhirnya kegelapan total menyelimutinya


















Haii yeorobunn🐣🐣
ini novel pertama yang aku karang sendiri🥳🥳
maaf kalo ada salah kata dan typo masih bertebaran
semoga kalian suka dengan isi bukunya

(disclaimer!! novel ini terinspirasi dari beberapa novel reinkarnasi juga yang pernah saya baca )

yang gasuka tolong skip ya
TERIMA KASIHH

MAFIA KESAYANGAN GRAND DUKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang