*********
Di sudut ruangan yang sepi, Naomi berdiri dengan kepala tertunduk. Jaden menatapnya dengan ekspresi datar, tak menunjukkan tanda-tanda kelembutan seperti biasanya. Naomi merasa gugup di bawah tatapan dingin itu, hatinya penuh penyesalan. Ia tahu bahwa ini adalah akibat dari ketidakmampuannya mendengarkan nasihat Jaden selama ini, sesuatu yang berulang kali menjadi sumber masalah di antara mereka.
"Naomi," Jaden akhirnya membuka suara, nadanya tenang namun tegas. "Aku cuma ingin kamu lebih mendengar. Bukan soal aku ingin mengendalikanmu, tapi karena aku peduli. Tapi kamu malah terus mengabaikan nasihatku."
Naomi mengangguk, suaranya bergetar saat ia akhirnya bicara, "Aku tahu, Jaden… Maaf. Aku tahu aku sering keras kepala, dan aku benar-benar menyesali itu." Ia menelan ludah, berusaha menenangkan dirinya. "Aku janji akan berubah, tapi… perlahan, oke? Aku butuh waktu."
Jaden menatapnya sejenak, menilai ketulusan di wajah Naomi. Meskipun hatinya masih sedikit dingin, ia melihat ada penyesalan nyata di mata Naomi, dan itu memberinya secercah harapan bahwa ia benar-benar ingin berubah. Ia menghela napas, meredakan sedikit emosinya, lalu berkata, "Oke, aku akan memberimu kesempatan ya. Tapi tolong, Naomi, jangan mengulang kesalahan yang sama. Aku nggak ingin kita terus seperti ini."
Naomi tersenyum kecil, merasa lega mendengar kata-kata Jaden. Ia tahu bahwa perbaikan tidak akan mudah, tapi ia siap berusaha demi hubungan mereka. "Terima kasih, Jaden," ucapnya pelan namun tulus.
Jaden mengangguk dan mengalihkan pandangannya sejenak, mencoba meredam perasaannya. Meskipun keras, ia tetap peduli pada Naomi dan masih berharap hubungan mereka akan menjadi lebih baik. Dalam hati, ia berjanji akan memberikan dukungan selama Naomi benar-benar menunjukkan keseriusannya untuk berubah.
Di tengah keheningan, Naomi akhirnya membuka suara lagi, hatinya terasa berat namun ia merasa perlu untuk mengungkapkan semuanya. "Jaden... ada hal lain yang ingin aku beri tahu. Semua ejekan dan caci makian yang Luna terima itu… itu perbuatan Mira," katanya dengan ragu, menatap Jaden dengan serius.
Jaden yang sejak tadi terdiam, kini menatap Naomi dengan perhatian lebih. Ia menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Naomi. "Mira?" jawabnya pelan, lalu mengerutkan kening. "Jadi benar, mira selalu mengganggu luna"
Naomi mengangguk. "Iya, Mira tidak terima jika Danny memutuskan hubungan mereka," Balas naomi, suara dan ekspresinya terlihat serius
Jaden menghela nafasnya, "kau tau kenapa danny membenci mira?" Tanya Jaden, naomi menyimak nya.
"Karna mira sendiri yang berbuat salah, ia selingkuh sama Jack musuhnya danny, jelas dia yang salah ko, kenapa sekarang ngemis-ngemis mau kembali sama danny" Lanjut Jaden penuh amarah. Naomi pun terdiam.
Jaden tahu betul betapa sakitnya perasaan Danny ketika Mira melakukan pengkhianatan itu. Mira memang selalu punya cara licik untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, dan Jaden sudah sering mendengar cerita tentang betapa banyak kerusakan yang Mira sebabkan dalam hubungan-hubungan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (END)
Teen Fiction⚠️jangan plagiat‼️ide mahall sengkuu, yuk guys sebelum baca janlup follow dulu⚠️ "Orang menangis bukan karena mereka lemah. Tapi, mereka menangis karena telah berusaha kuat dalam waktu yang lama" -Luna Ruzelia "Tujuanku adalah selalu membuatmu, ter...