Bab 12: Pelatihan Terakhir

105 5 0
                                    

Selamat membaca

Hari itu, pelatihan terakhir sebelum mereka kembali ke pelabuhan berlangsung. Para prajurit dan tim medis, termasuk Zee dan Marsha, berkumpul di dek kapal di bawah sinar matahari pagi yang terang. Setelah sebulan penuh menjalani latihan intensif, misi ini akan berakhir dengan latihan besar yang menguji segala pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari.

Zee, bersama timnya, diberi peran sebagai pelindung utama dalam skenario latihan serangan laut. Sementara itu, Marsha dan tim medisnya ditugaskan untuk melakukan simulasi penanganan darurat bagi “tentara” yang terluka. Mereka tahu bahwa latihan ini adalah puncak dari semua usaha mereka, di mana setiap orang harus bergerak cepat, efektif, dan bekerja sama.

Suara peluit panjang menandai dimulainya latihan. Zee bergerak dengan cekatan, memimpin timnya untuk bertahan dari “serangan” yang datang. Adrenalin terpacu saat mereka berpindah-pindah posisi, menjaga barisan sambil mengatasi rintangan yang dirancang untuk menguji ketahanan mereka.

Di sisi lain, Marsha mengendalikan tim medis dengan tenang dan profesional, bergerak dari satu “pasien” ke pasien lain yang mensimulasikan kondisi kritis. Dengan keterampilan yang telah ia asah selama pelatihan, Marsha bekerja cekatan, memandu tim untuk memberikan pertolongan secepat dan seefektif mungkin. Sambil terus bekerja, ia sempat melihat ke arah Zee yang sedang bertarung di “garis depan” latihan, dan ia merasa bangga melihat dedikasinya.

Setelah beberapa jam penuh ketegangan dan kerja sama, pelatihan akhirnya selesai. Alarm berhenti, dan suara komandan terdengar melalui pengeras suara, mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh peserta atas usaha keras mereka selama sebulan ini.

Zee dan Marsha bertemu kembali di dek, sama-sama lelah namun penuh kepuasan. Zee tersenyum sambil memegang tangan Marsha. “Kamu hebat, sayang. Aku melihat bagaimana kamu menangani semua itu dengan tenang.”

Marsha tersenyum lelah, namun matanya berkilau. “Begitu juga kamu, Zee. Aku bangga melihat kamu memimpin dengan tenang di tengah ‘pertempuran’ tadi.”

Mereka berdua saling berpandangan dengan penuh rasa bangga dan syukur. Pelatihan terakhir ini adalah penutup sempurna untuk semua perjuangan mereka di atas kapal. Kini, mereka siap kembali ke daratan, membawa kenangan, pengalaman, dan ikatan yang lebih kuat. Di pelabuhan nanti, babak baru dalam kehidupan mereka sudah menunggu, namun mereka tahu bahwa apa pun yang mereka hadapi, mereka akan selalu bersama, saling mendukung dan menguatkan.

Setelah mengira pelatihan hari itu adalah yang terakhir, para tentara, termasuk Zee dan Marsha, dikumpulkan kembali di dek untuk menerima pengumuman dari komandan. Dengan suara tegas, komandan menyampaikan kabar bahwa pelatihan sesungguhnya akan dilanjutkan satu minggu lagi. Latihan tambahan ini dirancang sebagai evaluasi akhir, untuk menguji daya tahan, kekompakan, dan kesiapan mereka menghadapi situasi paling ekstrem yang mungkin terjadi di laut.

Zee tersenyum tipis, meski sedikit terkejut. Ia tak menyangka bahwa masih ada satu tahap pelatihan lagi yang harus dijalani. Marsha juga terkejut, tetapi ia hanya mengangguk, siap untuk memberikan yang terbaik. Satu minggu tambahan berarti mereka akan mendapatkan waktu lebih lama untuk mengasah kemampuan dan memperkuat keterampilan.

Di sela-sela diskusi setelah pengumuman itu, Zee menatap Marsha dan berkata dengan lembut, “Sepertinya kita akan berada di sini lebih lama dari yang kita kira, ya. Tapi kalau ini demi persiapan yang lebih matang, aku rasa ini penting.”

Marsha mengangguk sambil tersenyum, “Ya, ini kesempatan baik untuk lebih mematangkan ilmu kita. Aku akan mendukung kamu, Zee, dan aku yakin kita berdua bisa melewati semua ini dengan baik.”

Selama satu minggu ke depan, mereka tahu akan ada tantangan yang lebih berat, tetapi mereka siap menghadapinya. Mereka akan terus berlatih dengan semangat yang sama, menguatkan diri untuk menjadi lebih baik, baik sebagai prajurit maupun sebagai tim medis, demi tugas mereka dan satu sama lain.

Kita dan Samudra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang