📼
Entah sudah berapa kali helaan nafas berat terdengar. Dean menatap pantulan dirinya di cermin dengan ragu. Pikirannya berputar membayangkan kemungkinan yang akan terjadi ketika bertemu dengan mertuanya nanti. Entah skenario bagaimana lagi yang perlu dia susun untuk menjawab segala pertanyaan dari ayah Shella.
Dean sempat mengetahui rupa ayah Shella saat wisuda wanita itu. Tentu Dean ikut datang ke wisudanya karena waktu itu dia menjadi asisten dadakan kampus sebagai hukuman telah merusak kaca jendela laboratorium. Aura nya cukup mengintimidasi orang-orang sekitarnya. Tapi di balik itu, dia adalah sosok hangat yang penyayang dan protektif terhadap Shella.
"Gak masalah selama bokap dia bukan pelaku kriminal," monolog Dean sembari membenarkan kerah kemejanya.
Style nya sekarang cukup menggambarkan kalau dia adalah seorang seniman. Kemeja putih yang di lapisi dengan rompi hitam bercorak putih dan celana kain berwarna senada dengan rompi nya. Menurut Dean itu sudah cukup meyakinkan kesan pertama yang menunjukkan kalau dia seorang seniman. Meskipun di balik celana kain itu ada senjata tajam.
Selesai dengan penampilannya, pria itu segera keluar menuju basement setelah mengunci apartemennya. Tujuannya adalah menjemput Shella di perusahaannya lebih dulu sebelum menuju kediaman keluarga wanita itu. Pertama kalinya Dean datang ke perusahaan wanita itu. Biasanya dia hanya lewat saja tanpa mampir.
"Permisi, bisa tolong panggilkan nona Shella?" pinta Dean begitu mobilnya berhenti tepat di depan penjaga perusahaan berdiri.
Pria itu tidak keluar dari mobil. Dia hanya membuka jendela pintu mobil untuk berkomunikasi. Penjaga itu menatap Dean bingung. Menyadari tatapan itu, barulah dia tersadar kalau penjaga di depannya ini mungkin saja tidak mengenalnya.
"Maaf tuan. Jika anda memiliki keperluan dengan nona Shella, silahkan temui di dalam. Kami tidak bisa menyuruh atasan menemui seseorang di luar are-"
"Ya... Ya... Ya... Aku paham!" Dean keluar dari mobil dengan jengah. Malas sekali harus berusaha menemui wanita itu. Bodohnya dia tidak menghubungi Shella lebih dulu sebelum meninggalkan ponselnya di apartemen.
Dengan seenaknya, pria itu melempar kunci mobil ke arah penjaga. Refleks penjaga itu menerima kunci mobil tersebut. Ada siratan kekesalan yang terpancar dalam tatapannya ketika memandang punggung Dean yang mulai menjauh. Tapi tetap saja penjaga itu memarkirkan mobilnya di tempat lebih aman.
Mata Dean memandang sekitar dengan kepala mengangguk pelan. Senyum ramah tentu menghiasi wajahnya menjawab sapaan beberapa karyawan. Padahal ini kali pertama dia masuk, sepertinya orang-orang di sini memang ramah.
"Selamat malam tuan~"
Dean tersenyum ramah membalas sapaan resepsionis. "Malam. Bisa tolong hubungi-"
"Sudah datang? Kenapa tidak mengirimiku pesan apapun? Pesanku juga tidak di balas sama sekali."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, sosok yang di cari datang dengan wajah angkuhnya. Kedatangan Shella membuat resepsionis dan orang-orang yang ada di sana membungkuk hormat. Dean beranjak dari posisinya menghampiri Shella yang juga berjalan ke arahnya.
Sambutan pertama yang dia dapat adalah tatapan mengkritik dari Shella yang tampaknya tidak suka dengan penampilannya. Tidak semua, matanya terhenti pada tatanan rambut Dean dengan kernyitan tidak suka di dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong? [RORASA]
Hayran Kurgu(spin off "Married?!" Dean-Shella version) Dean berulang kali mendekati banyak gadis untuk di jadikan pasangan demi membatalkan perjodohan yang sudah di rencanakan. Namun, tidak ada satupun yang cocok dengan seleranya. Sampai akhirnya malam itu, seo...