Selamat membaca
Kini Gracie sudah berumur 7 bulan. Waktu terasa berjalan begitu cepat sejak kelahirannya, dan setiap hari, ada perkembangan baru yang membuat Marsha dan Zee semakin jatuh cinta padanya. Gracie, dengan matanya yang cerah dan senyumnya yang mempesona, kini sudah mulai melakukan hal-hal kecil yang menunjukkan bagaimana dia tumbuh dengan sehat dan bahagia.
Pada pagi itu, Zee sedang duduk di ruang keluarga dengan Gracie di pangkuannya, sambil Marsha mempersiapkan sarapan di dapur. Gracie yang kini sudah bisa duduk sendiri, memandang sekeliling dengan penasaran, seakan-akan mulai memahami dunia di sekitarnya.
Zee tersenyum melihat Gracie yang mulai mengangkat tangannya, seolah ingin meraih sesuatu. "Lihat, sayang, dia mulai belajar meraih," kata Zee dengan bangga kepada Marsha yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa sarapan.
Marsha mengamati dengan cermat, matanya berbinar bangga. "Gracie, kamu pintar sekali! Itu baru anak mama dan papa," ucap Marsha sambil mendekat dan membungkuk untuk memberi ciuman di pipi Gracie.
Gracie tertawa kecil, menggerakkan tangannya ke arah mainan di meja dekat Zee. Dengan usaha keras, akhirnya Gracie berhasil meraih mainan berbentuk bola warna-warni yang diletakkan di sana. "Wah, kamu berhasil, Gracie!" seru Marsha dengan gembira.
Zee tertawa bahagia, merasa bangga dengan perkembangan anaknya yang begitu cepat. "Ini baru permulaan, sayang. Nanti dia akan lebih banyak lagi belajar hal-hal baru."
Marsha mengangguk, lalu duduk di samping mereka. "Aku nggak sabar melihat dia mulai merangkak dan berbicara," katanya, menyentuh tangan Gracie dengan penuh kasih.
Zee memeluk Marsha dengan lembut, "Kita akan selalu ada untuknya. Setiap langkah kecilnya, setiap pencapaian, itu berarti dunia bagi kita."
Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk bermain bersama Gracie di ruang tamu. Marsha mengambil mainan edukatif yang bisa membantu perkembangan motorik Gracie, sementara Zee mengajak Gracie bermain dengan bola kecil yang mudah digenggam.
Gracie mulai menggenggam bola itu dengan erat, dan meskipun dia belum sepenuhnya mengerti cara melemparkannya, wajahnya menunjukkan kegembiraan yang tulus. "Lihat, Zee! Gracie tahu bagaimana cara memegangnya!" seru Marsha dengan ceria.
Zee tersenyum, merasa bangga. "Tentu, sayang. Dia pasti akan cepat berkembang seperti kita berdua."
Mereka terus bermain dan tertawa bersama, menikmati setiap momen kebersamaan. Gracie tumbuh begitu cepat, dan setiap hari membawa kebahagiaan yang tak terukur bagi mereka. Dengan penuh rasa syukur, mereka tahu bahwa perjalanan sebagai keluarga baru ini adalah anugerah yang paling indah dalam hidup mereka.
Setelah beberapa minggu, perkembangan Gracie semakin terlihat. Kini, dia sudah mulai merangkak, meski terkadang ia hanya bisa merayap sedikit sebelum menyerah dan tertawa kegirangan. Marsha dan Zee sering menghabiskan waktu di ruang tamu, mengamati Gracie yang semakin aktif.
Pagi itu, Gracie tampak lebih ceria dari biasanya. Dia menggeliat di atas karpet, mencoba merangkak menuju Zee yang sedang duduk di sofa. Melihat itu, Marsha tersenyum dan memandang Zee dengan penuh kebanggaan.
"Zee, lihat! Gracie sudah bisa merangkak lebih jauh," kata Marsha dengan senang hati.
Zee yang sedang memegang secangkir kopi itu menatap dengan penuh perhatian. "Wah, dia semakin pintar. Nanti kita lihat, dia pasti bisa berdiri sendiri dalam waktu dekat," ujar Zee dengan senyum bangga.
Gracie terus merayap, perlahan mendekati Zee, lalu akhirnya sampai di depannya dan tersenyum lebar, seolah ingin mendapatkan perhatian dari ayahnya. Zee langsung menurunkan cangkir kopi dan mengangkat Gracie ke pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Samudra
General FictionKita dan Samudra adalah kisah tentang dua jiwa yang dipersatukan oleh takdir tetapi dipisahkan oleh perbedaan dan luka masa lalu. Zee, seorang perwira muda Angkatan Laut yang penuh dedikasi, tumbuh di bawah didikan keras ayahnya, Jenderal Sean I Nat...