36🔞

1.1K 112 43
                                    

Kicau burung terdengar oleh indra pendengaran pria cantik dari balik selimutnya, bias cahaya matahari masuk dari celah hordeng yang sedikit mengusiknya.

Caine meregangkan otot-otot tubuhnya, dia mendesis saat merasa sakit bada area belakangnya, bahkan badannya seakan remuk.

Selimut tebal itu ia singkap, tubuhnya ia dudukkan dengan susah payah. "Gw ngga tau kalo setelahnya sesakit ini anjing.."

Dingin lantai menyapa telapak kakinya yang bergetar, caine mencoba berjalan walau akhirnya hilang keseimbangan. Matanya terpejam pasrah jika tubuhnya harus menghantam keramik kamarnya.

"Are you oke?" Suara serak menyapa telinganya, sebuah lengan melingkar pada perutnya menahan agar dia tidak terjatuh.

"Kamu pikir aja sendiri" Caine mendengus kasar sambil melayangkan tatapan tajam.

"Maaf karena terlalu kasar semalam"

Caine memutar bola matanya malas, "anter aku ke kamar mandi"

Rion bawa tubuh telanjang caine bridal style menuju kamar mandi. Di turunkan nya caine yang kini berjongkok dengan tangan yang berusaha menggapai bagian belakangnya.

"Biar aku bantu" ditahannya tangan caine dan menggantikannya dengan tangannya.

Caine mendesis saat jari-jari besar itu masuk pada anal nya, mengaduk dan membuat gerakan menggaruk untuk mengeluarkan cairan putih miliknya semalam.

"Akh!" Desah caine lolos saat Rion dengan sengaja menyentak jarinya di dalam sana.

"Ga usah bikin marah deh!"

"Loh kenapa, kan aku sedang membantu kamu sayang.." balas Rion tidak merasa salah.

Lagi, caine memekik tertahan saat jari besar itu kembali bergerak masuk keluar dari anal nya. Kepalanya menggeleng saat titik nikmatnya disentuh, matanya sayu dengan bibir yang digigit menahan desahannya.

Rion mengembangkan senyumnya saat melihat bagaimana tubuh ramping itu kewalahan dengan permainan tangannya, sedikit memberikan stimulus pada puting caine yang kini menunduk.

Caine mengetatkan lubangnya saat merasa putihnya hampir sampai dan sedikit mengangkat pinggulnya.

"Lagi.. mau lagi jangan berhenti" rengek caine saat Rion mengeluarkan jarinya bahkan sebelum ia keluar.

"Kamu belum makan, makan dulu ya"

Caine menggeleng ribut, "ngga mau! Lagi papi, aku mau pipis.." tangannya bergerak menggapai tubuh tegap itu dengan satu sangan lainnya meremas penis hingga si surai ungu sedikit menggeram.

"Kalau dilanjut nanti kita ngga sarapan loh sayang?"

"Pipis... Aku mau pipis. Gatal papii.." balasan yang diberikan sudah tak lagi menyambung, caine rasa otaknya kini hanya berisi bagaimana enaknya penis besar itu kembali menghujam anal nya. Sialan, dia bahkan bisa saja klimaks hanya dengan membayangkannya saja.

"Benar kah?"

Caine mengangguk, "iya, masukin lagi. Mau kaya tadi, mau jari papi obok-obok lubang aku lagi"

"Lubang aku gatal, mau di masukin sama jari papi.." mata bulat itu menatapnya memelas.

"Jadi cuma mau jari papi aja?" Rion terkekeh

.....

https://privatter.net/p/11256994

Hint di dalam ya.
Tambahan hint:
•Lowercase
•gender
•sembilan huruf

Alternatif:

https://trakteer.id/BilLauw

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang