12. Aku Akan Menjagamu, Aiden!

14 8 5
                                    

Pandangan mereka berdua bertemu. Namun, tatapan Aiden sungguh sulit untuk diartikan. Begitu asing dan membuat Elysia bingung.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" ucap Elysia melirik cengkeraman tangan Aiden. "Kamu baik-baik saja, kan?" imbuhnya kembali mencemaskan sang adik.

Elysia kembali menyentuh kening Aiden dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya masih dicengkeram oleh Aiden. Elysia kembali menyentuh leher Aiden untuk memeriksa sesuatu. Lalu menuruninya menyentuh dada bidang Aiden untuk memeriksa degup jantungnya.

"Suhu tubuhmu sangat normal. Semua juga terlihat normal. Kamu juga terlihat baik-baik saja. Syukurlah ..." ucap Elysia bernafas lega. Namun, sedetik kemudian dia kembali menatap Aiden penuh intimidasi.

"Mengapa kamu begitu ceroboh dan gegabah?! Kamu selalu saja bersikap nakal seperti ini! Apa kamu tau ... Shadowmere bukanlah tempat yang bersahabat dan bisa sembarangan dimasuki. Kamu bisa saja terjebak di sana selamanya! Tempat itu sangat berbahaya, Aiden!" kali ini untaian kata yang dilontarkan Elysia penuh dengan emosi dan penekanan.

Aiden mengukir senyum smirk dan memiringkan wajahnya mendekati Elysia.

"Aku tidak tau apa yang sebenarnya kamu bicarakan. Tapi ... aku katakan padamu ... jangan menyentuh-nyentuh tubuhku sembarangan seperti itu. Atau—" ucapan Aiden menggantung seiring tatapannya menuruni bibir kemerahan Elysia.

"Atau apa?! Kamu merasa sudah dewasa? Aku bahkan yang selalu memakaikan pakaianmu karena kamu sangat nakal dan hanya ingin aku yang memakaikannya untukmu ..." pangkas Elysia kesal.

Wajah Aiden sempat merona. Namun, dia malah semakin mendekati wajah Elysia dan mempertegas senyuman smirk-nya.

"Oh ya? Rupanya sudah sejauh itu? Kalau begitu ... aku sudah memutuskan seauatu. Dan aku tidak akan melarangmu lagi. Kamu boleh memperlakukanku semaumu, Princess." lirih Aiden membuat sepasang mata Elysia membulat sempurna.

"Tubuh ini sepenuhnya akan menjadi milikmu ..." bisik Aiden tepat di telinga Elysia.

Elysia reflek langsung mendorong tubuh Aiden hingga dia tersungkur di atas lantai.

"Bocah nakal ini! Apa kamu sadar dengan apa yang sudah kamu katakan barusan?! Tidak sopan berkata seperti itu pada orang yang 300 tahun lebih tua darimu! Aku ini kakakmu!" Ketus Elysia tegas.

"Ouhh, pinggangku ... rasanya mau patah ..." Aiden mengerang kesakitan. "Kamu mudah sekali berubah-ubah, Princess? Beberapa saat yang lalu kamu menjadi malaikat penolongku dan menggodaku. Dan sekarang kamu tiba-tiba sangat kasar padaku. Ughh ... " imbuh Aiden mengusap sikunya yang juga kesakitan.

"Lagipula usia manusia tidak akan sampai pada 300 tahun ... jika ingin bermain-main denganku lebih cerdaslah, Cantik. Dan lagi ... aku sama sekali tidak memiliki seorang kakak perempuan. Keluarga besar Louis hanya memiliki 2 anak laki-laki." imbuh Aiden masih memasang raut murung mengusap lengannya yang dianggap sakit.

Hah? Apa? Anak ini ... mengapa dia seperti ini? Apa yang dia katakan? Apa dia tidak mengenaliku? Apa otaknya sudah rusak saat melewati Shadowmere?

Batin Elysia kebingungan.

Tuan putri, aku mendapatkan kabar dari pengikutku, jika pangeran Aiden sempat tersesat di Lembah Kegelapan saat melewati Shadowmere. Itu membuat beberapa ingatannya rusak.

Jelas Ulysses yang terbang di atas pundaknya.

Hah? Ternyata seperti itu ya. Pantas saja Aiden sama sekali tidak mengenaliku. Huft ... ini semua salahku ...

Batin Elysia menghela nafas berat. Dia menatap nanar Aiden yang masih terduduk.

"Ahhh, tanganku terluka ... ughh ... rasanya ini sungguh sakit sekali ..." Aiden yang masih terduduk di atas lantai merintih memengangi tangannya.

Elysia mendekatinya khawatir. Dia duduk bersimpuh di hadapannya dan memeriksa tangan Aiden.

"Tanganmu baik-baik saja kok. Tidak ada yang lecet dan terluka." seperti biasanya, Elysia akan selalu bersikap lembut dan seketika luluh ketika sang adik tersayangnya sedang terluka dan bersikap manja padanya.

"Hah? Benarkah? Tapi aku merasa tanganku sakit sekalk. Sepertinya ada luka dalam ..." celutuk Aiden memperlihatkan raut memelas memandangi Elysia.

"Baiklah. Kita pergi ke ruang medis. Biarkan dokter memeriksanya ..." Elysia mengusulkan.

"Tapi kamu temani aku ya! Aku masih cukup asing di tempat ini. Aku takut tersesat. Aku juga takut para gadis itu akan kembali mengejarku. Pleaseeeee yahhh ... kamu temani aku, Princess cantik ..." rengek Aiden memohon.

Ingatannya rusak, tapi sikapnya tetap saja tidak berubah. Selalu manja dan nakal ...

Batin Elysia menghela nafas.

"Pleaseeee yahh. Kamu mau, kan? Aku akan membayarmu dengan harga fantastis deh! Tapi kamu juga yang harus ngerawat aku sampai aku sembuh!" Aiden kembali merengek. Dia menggenggam tangan Elysia sembari memperlihatkan wajah kucingnya.

"Baiklah. Aku akan menemanimu. Biar bagaimanapun kamu sampai seperti ini karena aku. Dan kamu tidak perlu membayar apapun untukku." ucap Elysia membantu Aiden untuk berdiri.

"Ugghh ..." Aiden kembali mengaduh ketika Elysia berniat berjalan lebih dulu.

"Ada apa? Apa ada luka lain?" Elysia berbalik dan kembali terlihat cemas.

"Kakiku juga terasa sakit. Sepertinya akan kesulitan untuk berjalan sendirian. Kamu bantuin papah aku jalan yaa ..." pinta Aiden.

Elysia kembali menghela nafas. Dia menarik tangan Aiden dan melingkarkannya pada pundaknya lalu memapahnya meninggalkan ruangan.

Kamu terluka dan tiba di dunia ini juga karena aku. Di kehidupan ini aku akan menjagamu dengan baik, Aiden.

Batin Elysia merasa bersalah. Sesekali dia memergoki Aiden yang terlalu sering mencuri pandang menatapnya.

"Jika ada yang mengganggumu di sini, katakan saja padaku. Atau ... jika kamu masih bingung dengan dunia ... uhm ... maksudku ... jika kamu masih bingung dengan kampus dan sekitarnya, kamu bisa bertanya padaku."

"Okay, Princess cantikkk ..." Aiden mengedipkan salah satu matanya dan mengukir senyum lebar.

Di sepanjang koridor, hampir semua mahasiswi menatap aneh keduanya. Bahkan ada beberapa mahasiswi yang beberapa saat yang lalu mengejar-ngejar Aiden juga mulai memberikan cibiran-cibiran pedas di belakang mereka.

"Kalian lihat!! Gara-gara kalian semua aku terluka di hari pertama aku pergi ke kampus ini! Jika kalian masih ada yang berani menggangguku atau mengganggu gadis cantik ini, kalian akan berurusan dengan keluarga besar Louis!! Hidup kalian akan tamat!" Aiden menegaskan di depan semua orang, hingga mereka semua merasa ketakutan.

Siapa yang tidak mengenali keluarga Louis? Keluarga yang sangat berpengaruh dan memiliki kuasa besar di negara ini? Tidak akan ada satupun yang berani untuk mencari masalah dengan keluarga Louis.

"Wah ... wahh ... bukankah kemarin-kemarin dia masih mengejar Lumiere si Ice Prince? Ternyata sekarang dia malah menggoda putra bungsu keluarga Louis? Benar-benar seorang player ... murahan sekali!!"

"Wajah aja yang cantik seperti bidadari. Siapa sangka dia begitu murahan dan sangat kotor! Mungkin di luar sana tubuhnya sudah digilir untuk para pria hidung belang ..."

Beberapa cibiran pedas masih saja mereka lontarkan. Aiden tidak mendengarnya karena jarak yang sudah cukup jauh. Namun, Elysia masih bisa mendengarnya dengan baik.

Para manusia lemah ini ... tidak tau bagaimana kehidupanku tapi bersikap seolah-olah mengetahuinya. Memuakkan sekali ...

Merasa kesal dan tidak tahan mendengarnya, Elysia menggunakan sedikit kekuatannya untuk memberikan mereka pelajaran. Jemarinya melakukan sebuah pergerakan kecil tanpa disadari oleh siapapun. Angin kuat tiba-tiba berhembus dan beberapa kupu-kupu biru mulai beterbangan di sekeliling mereka hingga membuat mereka merasakan gatal di sekujur tubuhnya.

"Aduh ... mengapa tiba-tiba saja rasanya tubuhku gatal semua?" ucap seorang gadis menggaruk-garuk tubuhnya.

"Iya nih. Mana berbekas dan meninggalkan ruam lagi ..." timpal gadis lainnya.

Para gadis itu terus saja menggaruk-garuk tubuh mereka.

Elysia mengukir senyum misterius dan terus memapah Aiden untuk pergi ke ruang medis.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang