Amber tiba di tempat pengasingannya dengan rasa kesal yang mendalam. Seluruh tubuhnya dipenuhi amarah dan kebencian terhadap orang tuanya yang mengirimnya ke tempat yang jauh dari keramaian istana. Begitu sampai, dia langsung disambut oleh Hirti, seorang guru pengasingan yang akan membimbingnya.
Hirti adalah seorang wanita tua dengan wajah yang penuh kedamaian, meskipun terlihat keras dalam setiap kata-katanya. Ia melihat Amber dengan tatapan penuh pemahaman. “Putri Amber, aku tahu bahwa ini bukan keputusan yang mudah untukmu. Namun, pengasingan ini akan memberimu banyak pelajaran yang akan membantu membuka pikiranmu.”
Amber menatap Hirti dengan tatapan dingin dan sombong. “Aku tidak butuh pelajaranmu, guru. Aku tidak membutuhkan pengajaran siapa pun,” jawabnya, suara penuh amarah. “Aku hanya ingin kembali ke istana dan menjadi ratu, bukan terjebak di sini tanpa alasan yang jelas.”
Namun, Hirti hanya tersenyum lembut, meskipun hatinya tahu bahwa Amber masih sangat terperangkap dalam kebencian dan kesombongan. “Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, Amber. Terkadang, jalan yang tak terduga justru membawa kita ke tempat yang lebih baik.”
Hari demi hari, Amber menjalani pengasingannya dengan sikap angkuh dan sombong. Ia menolak untuk belajar dari Hirti dan menentang setiap petunjuk yang diberikan kepadanya. Tetapi, semakin lama, Amber mulai merasakan kesendirian yang tak terhindarkan. Tiap malam ia terjaga dengan perasaan kosong, mengenang kenangan masa kecilnya di istana, terutama tentang ibunya yang selalu memberikan perhatian lebih kepada Niela. Perasaan itu semakin membekas saat ia melihat Hirti, yang meskipun tegas, selalu memberi perhatian dengan cara yang berbeda.
Seiring berjalannya waktu, sikap Amber mulai berubah, meskipun perlahan. Ia mulai memahami kata-kata Hirti yang penuh kebijaksanaan. Hirti tidak hanya mengajarkan pelajaran fisik dan mental, tetapi juga cara untuk membuka hatinya. “Keberanian sejati tidak terletak pada berapa banyak yang kita miliki, tetapi pada bagaimana kita memberi kepada orang lain,” kata Hirti suatu hari.
Amber mulai melihat bahwa kedekatannya dengan Hirti membawanya pada suatu perasaan yang aneh. Hirti, meskipun tidak menggantikan ibunya, perlahan mengisi kekosongan di hatinya. Ia merasa bahwa, meskipun ia tidak mendapatkan kasih sayang seperti yang ia inginkan, ada suatu bentuk perhatian yang berbeda dari Hirti yang membuatnya merasa dihargai.
Suatu malam, Amber duduk bersama Hirti, menatap api yang berkobar di perapian. “Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya,” ujar Amber dengan suara pelan. “Aku tidak pernah merasa dihargai. Semua orang hanya melihatku sebagai alat untuk takhta, dan aku merasa kosong.”
Hirti menatap Amber dengan bijak. “Setiap orang memiliki perjalanan mereka sendiri, Amber. Mungkin kamu merasa tidak dihargai di tempat yang dulu, tetapi di sini, di dunia ini, kita belajar untuk menghargai diri kita sendiri terlebih dahulu. Kasih sayang itu datang dengan cara yang tidak selalu kita harapkan.”
Amber menunduk, merenungkan kata-kata Hirti. Untuk pertama kalinya, ia merasa terhubung dengan seseorang di luar keluarganya. Hirti tidak hanya mengajarkannya tentang kehidupan, tetapi juga membantunya menemukan kembali nilai dalam dirinya yang selama ini terabaikan.
---
Sementara itu, di istana, keadaan semakin suram. Ratu Alsi, yang DULUNYA selalu ceria dan penuh kasih, kini terperangkap dalam kecemasan yang tak kunjung reda. Hatinya selalu terisi dengan kerinduan dan kekhawatiran akan Amber, yang kini berada di tempat yang jauh. Ia sering mengunci dirinya di kamar raja, merenung dan menangis, merindukan putrinya yang jauh.
Niela, yang masih kecil dan penuh keingintahuan, merasa ditinggalkan oleh ibunya. Ratu Alsi hampir tidak pernah mengajaknya bermain lagi, dan perhatian yang selama ini didapatkan Niela kini seakan hilang. Niela merasa bingung dan kesepian, namun ia tidak tahu harus mengungkapkan perasaannya kepada siapa.
Suatu hari, Raja Tirta yang mulai menyadari perubahan drastis pada istrinya, mendekatinya dengan perasaan khawatir. “Alsi, kamu harus lebih memperhatikan Niela. Dia juga membutuhkan perhatianmu. Kamu tidak bisa hanya terus memikirkan Amber. Kami harus adil pada kedua putri kita.”
Ratu Alsi menatap suaminya dengan mata yang dipenuhi air mata. “Tirta, kamu tidak mengerti. Amber adalah putri kita yang pertama. Aku hanya khawatir padanya. Aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang terjadi padanya. Bagaimana kalau dia terluka? Bagaimana kalau dia tidak bisa kembali?”
Raja Tirta menghela napas berat. “Aku mengerti kekhawatiranmu, tetapi kita tidak bisa terus seperti ini. Niela juga membutuhkanmu, Alsi. Dia juga merasa terabaikan. Kamu harus lebih adil pada keduanya. Aku tahu ini sulit, tetapi kita harus memberikan perhatian yang sama.”
Perdebatan semakin memanas, dan perasaan kecewa serta frustasi mulai menguasai Ratu Alsi. “Aku sudah berusaha, Tirta! Tapi kamu tidak tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ibu yang harus mengirim anaknya pergi. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa berbuat lebih banyak!”
Raja Tirta, yang merasa tertekan, mulai kehilangan kesabaran. “Jika kamu terus begini, kita akan kehilangan kedua putri kita. Kita harus lebih bijaksana dan tidak terjebak dalam perasaan kita sendiri.”
Pertengkaran semakin memuncak. Ratu Alsi merasa tidak didengarkan, sementara Raja Tirta merasa terabaikan. Keduanya saling berbicara dengan nada yang lebih keras, dan akhirnya, perdebatan tersebut berakhir dengan suasana yang hening dan penuh ketegangan. Hati mereka merasa semakin jauh.
Di luar kamar, Niela mendengar perdebatan itu. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi hatinya yang kecil merasakan betapa rapuhnya hubungan kedua orang tuanya. Ia merasa semakin terasingkan, bahkan dari keluarga sendiri.
---
double upp
see youu bab selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid's little heart (ON going)
FantasyMermaids Little Heart Niela, putri kedua dari Raja Tirta dan Ratu Alsi, hidup dalam dunia bawah laut yang penuh misteri dan keindahan. Meski menjadi bagian dari keluarga kerajaan mermaid, Niela selalu merasa terpinggirkan oleh kakaknya, Amber, yang...