📼
"Ya ampun sayang... Kenapa lama sekali sampainya? Kamu itu udah di bilangin suruh ngosongin jadwal malah meeting! Dasar anak bandel."
Baru saja menginjak kaki masuk ke dalam rumah, Shella sudah di hadiahi jeweran sayang dari sang ibu. Wanita itu memekik meminta ampun seraya menyamakan langkah sang ibu yang membawanya ke ruang tengah.
"Aduh buna~ sakit telinga Shella~ lepasin dulu ih, bun," rengek Shella.
Entah kemana image usia 29 tahunnya itu jika sudah berhadapan dengan sang ibu. Jauh berbeda ketika Shella berada di kantor. Helena memandang sebal ke arah putri semata wayangnya. Padahal janjinya akan datang pukul 6 tadi, tapi malah molor 3 jam.
Wanita patuh baya itu celingukan mencari seseorang. Kerutan di dahinya terlihat ketika menyadari putrinya datang seorang diri.
"Lho, Shel? Menantu buna mana? Kok kamu dateng sendiri?" tanya Helena heran.
Shella mendengus. Giliran nanyain Dean aja nadanya jadi lembut. "Kenapa sih nyariin dia? Kan aku anak buna, harusnya buna nanyain kabar aku dulu dong!" gerutunya sebal.
"Kamu udah besar ngapain di tanyain? Udah buruan mana menantu buna? Kalau dia gak ikut mending kamu pulang aja atau gak jemput dia dulu sana!" usir Helena yang malah membuat Shella semakin menekuk wajahnya.
Shella memilih memainkan ponselnya daripada menjawab pertanyaan sang ibu. Dia itu capek habis meeting, mau di peluk gitu pengennya. Tapi malah di usir sama nyonya besar. Salah Dean juga pakai alasan mau isi bensin ke pom dulu setelah nurunin Shella di depan gerbang.
Belum nikah udah di manja, gimana kalau udah nikah. Yang ada Shella yang berasa jadi anak tiri. Helena menggeleng kecil melihat reaksi putrinya sesekali terkekeh kecil menikmati wajah ngambek Shella. Usai mengusap pelan surai hitam sang putri, Helena beranjak menuju dapur. Sementara Shella sibuk dengan ponselnya, berusaha menghubungi Dean yang belum juga datang.
Aldean
Kenapa lama?|
Di telpon gak di angkat-angkat|
Jangan kabur ya! Awas kalau kabur|
5 menit belum dateng, aku bakar apartemen kamu|Tidak kunjung mendapat balasan, Shella melempar kesal ponselnya ke sofa di depannya. Memijat pelan pelipisnya yang terasa berat. Wanita itu cemas akan penilaian sang ayah nanti. Kalau Dean belum juga datang ketika ayahnya pulang, bisa hancur semua karangan Shella selama ini.
Sepuluh menit berjalan dan orang yang di tunggu belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Baru hendak bangkit dari duduknya, suara bariton ayahnya terdengar dari pintu utama. Shella terbelalak panik.
"Dean sialan! Kenapa belum pulang sih?!" umpat Shella pelan.
Tidak ingin berhadapan dengan sang ayah, wanita itu berlari naik menuju kamarnya hendak bersembunyi. Namun teguran dari bawah membuat kakinya terdiam kaku.
"Heh! Mau kemana kamu? Sini turun!" tegur Reza.
Helaan nafas pasrah keluar dari mulut Shella. Wanita itu dengan lemas kembali turun menemui sang ayah. Mulutnya terbuka hendak melontarkan ribuan kata karangan sebagai alasan kepada sang ayah. Tapi pemandangan di depannya membuatnya mengurungkan niatnya.
Reza datang bersama Dean, merangkul bahu pria itu. Mereka tampan akrab membuat Shella keheranan. Setahunya, ayahnya tidak mengenal Dean. Reza juga mengatakan kalau Helena tidak menceritakan apapun mengenai mantan suaminya itu. Di tambah wajah santai Reza yang terpancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong? [RORASA]
Fanfic(spin off "Married?!" Dean-Shella version) Dean berulang kali mendekati banyak gadis untuk di jadikan pasangan demi membatalkan perjodohan yang sudah di rencanakan. Namun, tidak ada satupun yang cocok dengan seleranya. Sampai akhirnya malam itu, seo...