PADAMU, YANG MENCINTAIKU

6 1 0
                                    


Malam ini Raquel memutuskan untuk pergi menemui Raiden di caffe yang sudah di beritahu oleh Aidan. Raquel memang mempunyai nomor Aidan tetapi tidak dengan nomor Raiden.

Sebenarnya nomor ponsel Raiden ada di dalam grup chat kelasnya, tetapi Raquel tidak ingin memulai nya lebih dulu. Jadi ia terpaksa harus menanyakan Raiden lewat Aidan.

Raquel tengah di perjalanan menuju alamat yang sudah diberikan oleh Aidan tadi, Raquel mengendarai sepeda miliknya yanh sudah lama tidak pernah ia pakai lagi.

Sebenarnya Raquel ada mobil atau motor untuk ia pakai, tetapi kunci kendaraan keduanya tidak di pegang oleh ia melainkan berada di tangan Rama. Raquel tidak ingin Papanya tahu kalau dirinya keluar di malam hari.

Sepeda yang Raquel tumpangi tiba tiba rantainya putus, terpaksa Raquel harus jalan kaki sambil mendorong sepeda tersebut.

Untungnya saat rantai sepeda nya putus, ia sudah hampir sampai pada alamat yang di berikan oleh Aidan. Terlihat di seberang sana di sebuah caffe bernuansa klasik, empat orang laki laki tengah bercanda satu sama lain tetapi ada dua orang yang tidak Raquel kenal.

Raquel tersenyum saat melihat Raiden tersenyum, meskipun senyum itu bukan untuk dirinya.

Raquel hendak berjalan ingin memasuki caffe tersebut, tetapi langkahnya terhenti saat tiba tiba seorang gadis memeluk Raiden dari belakang. Raiden juga hendak tersenyum pada gadis itu dan hal yang paling mengejutkan adalah Raiden mencium kening gadis tersebut.

Raquel mematung di tempatnya, pemandangan apa yang baru saja ia lihat di dalam sana. Kekasihnya mencium gadis lain, rasa sakit yang menyerang ulu hatinya tidak bisa ia sembunyikan karena air mata tiba tiba menetes membasahi pipinya.

Sedangkan di dalam Caffe, Raiden tengah asik merangkul gadis yang duduk di sampingnya. Aidan menatap gadis itu tidak suka, kenapa juga tiba tiba ada gadis ini muncul di hadapan mereka.

"Lo suruh dia Dateng kesini zou?" Tanya Aidan pada Hanzou.

"Enggak ih" Jawab Hanzou pelan tatapan nya tidak teralihkan dari layar ponselnya.

Aidan menghela nafasnya, ia memalingkan wajahnya ke arah jendela. Tatapannya langsung tertuju pada gadis yang tengah berdiri di sana yang tidak bergerak sama sekali sambil menatap ke arah dimana Raiden duduk.

Pandangan Aidan langsung teralihkan pada Raiden yang tengah asik menyenderkan kepalanya pada pundak gadis itu, Aidan kesal lalu ia berdiri dari duduknya.

Membuat yang lain langsung melihat ke arahnya.

"Mau kemana ai?" Tanya Raiden karena melihat Aidan hendak melangkahkan kakinya

"Bukan urusan Lo" Kata Aidan ketus kemudian berlalu begitu saja.

Semua yang ada disana merasa heran terhadap sikap Aidan yang tiba tiba saja begitu.

Raiden terus memperhatikan Aidan sampai Aidan keluar dari Caffe, matanya tak teralihkan sama sekali sampai ia melihat seorang gadis tengah berdiri disana sambi memegang sepeda.

"Raquel" Ucap Raiden pelan.

Raiden tidak terkejut, tetapi ia langsung menjauhkan diri dari gadis di sampingnya ini.

Karena merasa kepo dengan sikap Raiden yang diam saja sambil menatap ke luar jendela, Hanzou dan Dante serta gadis itu pun mengikuti arah pandangan Raiden.

Diluar sana seorang gadis tengah di peluk oleh seorang laki laki.

"Itu Aidan meluk siapa anjai" Kata Hanzou

"Cewek Bang" Ucap Dante.

"Anjai, Aidan punya pacarkah? Kok gak bilang sama kita", Ujar Hanzou

"Cantik wey ceweknya" Kata Hanzou lagi setelah melihat Aidan melepaskan pelukannya.

Raiden yang melihat itu merasa tidak terima Kekasihnya di peluk oleh laki laki lain apalagi itu adalah sahabatnya.

"Rai, itu cewek siapa nama__" Ucap Hanzou tapi terhenti saat melihat raut wajah Raiden yang terlihat sangat kesal.

"Woy Lo kenapa? Muka Lo kayak kesal gitu Rai" Kata Hanzou

Raiden tidak mendengarkan ucapan Hanzou, ia memutuskan untuk pergi dari sana.

"Woy mau kemana Lo!" Ucap Hanzou sedikit teriak.

Raiden tidak menghiraukan teriakan Hanzou, dengan perasaan kesal Raiden meninggalkan caffe tersebut, Sampai ia melupakan Dante.

••••

"Ra, lo gak papa?!" Tanya Aidan

"Aku gak papa dan!" Balas Raquel

Kini mereka berdua tengah berjalan menuju jalan pulang, Aidan bersikeras meminta pada Raquel agar dirinya mengantar Raquel pulang.

"Maafin gue ya, gue gak tau kalau bakal ada Naina Dateng" Ucap Aidan merasa tidak enak.

"Jadi namanya Naina" Kata Raquel pelan

"Apa Ra? Gue gak denger!" Kata Aidan.

"Enggak Dan, gak papa kok. Gak usah merasa bersalah! kamu kan juga gak tahu bakal ada cewek itu" Ujar Raquel

"Sekali lagi gue minta maaf Ra, buat pelukan tadi gue reflek meluk Lo" Ucap Aidan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gak papa Dan, santai aja" Balas Raquel sambil senyum.

"Terus sekarang mau gimana?" Tanya Aidan

"Gimana apanya!"

"Hubungan Lo sama Raiden mau gimana kedepannya "

"Gak tau aku juga bingung "

Aidan diam ia tidak tahu harus bertanya apa lagi, ia sangat merasa bersalah terhadap Raquel. Andai saja tadi dirinya tidak memberitahu alamat caffe tersebut pasti Raquel tidak akan melihat pemandangan yang akan membuat hatinya sakit.

"Sekali lagi gue minta maaf ya Ra." Ujar Aidan lagi masih merasa tidak enak.

Aidan ini tipe manusia yang tidak enakan, tetapi orang lain selalu seenaknya pada dirinya.

"Iya Aidan gak papa kok, udah ya jangan merasa bersalah gitu" kata Raquel sambil memegang pundak Aidan.

"Iya Ra" Ucap Aidan

Aidan tidak pernah tersenyum pada siapapun. wajahnya yang datar dan sifat nya yang cuek sudah menjadi karakteristik dirinya.

"Rumah Lo masih jauh Ra?" Tanya Aidan.

" Bentar lagi nyampe kok, tuh di depan"

"Oh Lo tinggal di perumahan cempaka Ra?" Tanya Aidan

"Hmm. Kenapa?"

"Bibi gue juga tinggal disana, apa gue sekalian nginep aja di rumahnya. Udah malam juga ini." kata Aidan

"Masa, yauda kamu nginep aja di rumah bibi kamu dan, besok kan hari Minggu. Nanti pagi pagi aku ajakan joging deh bareng Bang Galen."

"Boleh deh kalo gitu"

Aidan pun memutuskan untuk menginap dirumah bibinya. Karena malam juga sudah menunjukkan pukul sepuluh, dan Aidan lupa dengan motornya yang ia tinggalin di caffe.

Untuk pulang ke rumahnya, Aidan lupa tidak membawa uang cash. Jadi nya terpaksa ia harus menginap dirumah bibinya yang kebetulan tinggal di tempat yang sama dengan Raquel.













__

Padamu, Yang Mencintaiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang