"Ahhh enak" ucapku setelah menyeruput kopi diatas meja. malam yang indah dan udara yang juga segar membuatku sedikit tenang malam ini. Duduk di pinggiran mall sangat membuatku nyaman.
Kupandang damar di depanku. Damar, damar dan damar. Kenapa sih dengan damar. Aku juga tidak tau kenapa.
"Dam, mau ikut aku bentar engga?"
Damar menaikan alisnya sembari meminum kopi. Ia hanya mengangguk dan beralih mengikutiku. Setelah lama ngopi di salah satu coffe shoop di dalam mall, kini aku mulai memasuki mall yang terbilang sangat lengkap di jakarta.
"Mau kemana?" Tanya damar penasaran.
Aku tidak mengguburis perkataan damar. Hanya mendiamkannya saja...
Kaki ku terus melangkah membawaku menelusuri seluruh tempat di mall ini. Lantai satu sampai lantai lima. Aku pengen pergi kesebuah tempat tapi aku lupa nama tempatnya apa.
Pandanganku tertuju kesebuah tempat yang sedari tadi aku cari, sebuah counter handphone... aku memasukinya di ikuti damar di belakangku.
"Pilih aja dam, pilih aja hp apa yang kamu mau..." ucapku menunjuk beberapa handphone di toko ini.
Damar terkejut dan juga terlihat bingung...
"Jangan ini mahal banget..." tolak damar.
Aku hanya tertawa lalu tersenyum kearah damar.
"Kamu bisa ganti kapanpun yang kamu mau" jelasku...
Sebenarnya aku iklash, tapi karenaku tau damar tidak enakan, makanya aku ngomong seperti itu.
Damar mengangguk, lalu melihat beberapa hp. aku hanya mau yang terbaik untuk damar.
"Yang ini aja dim," jelas damar menunjuk satu hanphone di dekatku.
Tentu aku terkejut, itu seperti hp yang aku gunakan sekarang. Ip 15 promax, dan kalian tau harganya berapa? sangat mahal boy...
"Biar samaan kaya kamu ya dim, aku mau yang murah murah aja..." ucap damar polos.
Aku yang mendengarnya hanya tertawa lalu tersenyum, sungguh sangat polos... ini tidak murah woy, satu hp ini seharga satu motor baru woy.
Aku menghela nafas, salahku juga yang menyuruh damar untuk memilih apapun yang dia mau... ternyata dia mau seperti aku...
Setelah membayar aku dan damar mencari sebuh junk food. Aku lapar...
Di dalam resto aku duduk... Kuambil satu kotak hp yang tadi aku beli dan kuberikan kepada damar yang sedang duduk di depanku.
Damar langsung membukanya, mukanya sangat polos banget... kulihat dia sangat senang, tapi aku juga senang melihat damar seperti ini. dia sangat lucu.
"Ini pertama kalinya aku memegang hp yang sangat besar seperti ini..." Damar membolak balikan hpnya di tangan.
Aku masih memperhatikan damar, kulihat damar membuka isian kotaknya dan diam.
"Kenapa?" Tanyaku melihat ekspresi damar yang tiba tiba saja berubah.
Damar menjulurkan sebuh kertas yang isinya tertulis bill pembeliaan. aku lupa membuangnya.
"Dua puluh enam juta!?" Seru damar lalu terdiam...
Aku tertawa... wajar damar shock, harga segitu bisa buat kehidupan 6 bulan di desa. Bisa buat rumah, atau beli motor baru.
"Udah engga usah dipikirin..." tegasku lalu mengambil bill itu...
"Sini aku pindahin kartu hp kamu..."
Kulihat damar kayanya masih engga enakan terhadapku, suasana juga sangat canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mine
Teen Fiction"Aku rindu..." Note: Sebelum baca ini dipersilahkan baca "Aku dan nafsu pemuda kampung"