14. Tugas Kelompok

12 5 0
                                    

Di dalam salah satu kafe kamar VVIP, terlihat Elysia sedang mengerjakan tugas kelompoknya bersama teman-temannya. Mereka sedang menonton bersama untuk mengulas salah satu film.

"Tumben sekali kamu sampai lupa jika ada pertemuan kelompok kita? Padahal biasanya kamu-lah yang paling bersemangat karena akan bertemu dengan Ice Prince-mu." bisik Graziella menyikut Elysia.

"Hhm. Aku menemani Aiden di ruangan medis hingga tidak mengingat jika hari ini ada pertemuan kelompok kita. Maaf yah ..." sahut Elysia merasa bersalah.

"It's okay sih. Aku sih tidak masalah kok. Tapi daritadi si Azel jelek-jelekin kamu terus. Rasanya ingin sekali nimpuk dia! Bahkan dia juga bikin Lumiere marah padamu dan bilang kalau kamu lagi asyik pacaran sama Aiden. Makanya Lumiere langsung cariin kamu deh ... gemes deh sama Azel! Cari muka banget di depan Lumiere."

"Udah, tidak masalah kok. Aku memang salah ..."

"Uhm ... tapi ngomong-ngomong kenapa kamu bisa langsung akrab sama Aiden? Kalian bahkan baru saja bertemu deh ..." selidik Graziella memicingkan sepasang matanya menatap Elysia.

Elysia mengukir senyum samar, "Dia begitu mirip dengan adikku." kilahnya mencari alasan.

"Hah? Benarkah itu? Kamu punya seorang adik laki-laki?"

Elysia mengangguk samar, "Hhm."

Graziella manggut-manggut tanda paham, "Wah pasti tampan ! Oh yaa ... apa kamu tau? Ternyata Aiden dan Lumiere itu bersaudara loh ... hanya saja mereka tidak tinggal bersama. Aiden lebih memilih untuk tinggal bersama keluarga besar Louis. Sementara Lumiere lebih memilih untuk tinggal di luar seorang diri." bisik Graziella.

"Hhm. Aku sudah tau kok. Aku benar-benar tidak menyangka jika mereka bersaudara."

TAKK ...

Kedua gadis itu tersentak kaget saat Lumiere meletakkan segelas minumannya dengan full power.

"Kalian datang untuk mengerjakan tugas kelompok atau untuk bergosip?!" tukas Lumiere menyudutkan.

Graziella meringis dan menyikut lengan Elysia.

"Maaf ... aku akan menggantikanmu mengetik semua ulasannya kita." Elysia menyauti dan ingin sedikit berguna untuk teman-teman satu kelompoknya.

"Tidak perlu!" pangkas Azel cepat, "Di sini akulah sekretarisnya! Aku yang akan mencatat semuanya. Lebih baik kamu pesankan makan malam untuk kita saja! Tugas kelompok sudah hampir selesai, dan kita akan makan malam bersama sebelum pulang!" imbuhnya menyibak rambut panjangnya yang tergerai.

"Baiklah. Aku akan pesankan dulu ..." Elysia meninggalkan ruangan dan mendatangi meja bartender untuk memesan sesuatu.

Namun, ketika berniat kembali ke ruangannya, seorang pria yang sedang mabuk menghadangnya.

"Aahhh ... ada bidadari cantik datang dari langit untukku ... betapa beruntungnya aku malam ini ..." pria itu terkekeh mendekati Elysia.

"Canttiiikkk sekali ... ikutlah bersamaku dan berikan kehangatan untukku, Cantik ..."

Pria itu berniat untuk bersikap kurang ajar pada Elysia. Namun, hal ajaib terjadi. Tangannya terhenti tepat di depan wajah Elysia. Dia sama sekali tidak bisa menyentuh Elysia.

Dengan sebuah pergerakan kecil pada jemarinya, Elysia menciptakan sebuah aura kebiruan dan menghempaskan pria itu hingga menabrak dinding.

DUAAKK ...

Seulas senyuman tegas menghiasi wajah Elysia sebelum dia berlalu meninggalkan lorong yang cukup gelap dan sepi itu. Tanpa dia sadari, seorang gadis rupanya mengamatinya dari kejauhan.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang