Diantara batang pohon yang daunnya sudah habis hangus terbakar, tepat disebuah rumah yang juga tinggal tersisa sebagian akibat kebakaran, tinggallah seekor Kembang Permata yang hidup sendirian disana. Kembang Permata itu tak pernah sekalipun melihat dunia luar karena dia telah nyaman dengan rumahnya yang sudah dipenuhi cadangan makanan yang banyak. Kembang Permata selalu menjalani harinya dengan bahagia.
Setiap hari dia akan membersihkan seluruh bagian rumahnya yang terdiri dari lorong-lorong kayu yang hangat. Dia akan bersenandung lalu menari-nari sendirian mengikuti melodi yang tercipta di kepalanya. Lalu setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, Kumbang Permata akan dari batang pohon tersebut, lalu menghampiri genangan air yang tercipta akibat atap dari rumah tersebut telah roboh sebagian. Disanalah Kumbang Permata selalu datang untuk melihat pantulan wajahnya di air. Ia akan selalu mengagumi dirinya sendiri. Betapa indahnya Kumbang Permata, cangkangnya berwarna metalik dengan corak merah dan ungu.
"Akulah makhluk tercantik yang ada di dunia ini" Ucap Kumbang Permata setiap hari sambil mengedipkan sebelah matanya.
Namun pada suatu hari, saat Kumbang Permata sedang tertidur nyenyak dirumah pohonnya yang nyaman, ia dikejutkan oleh suara reruntuhan yang jatuh tepat di datangnya. Hal itu membuat Kumbang Permata terbangun dari tidurnya. Seketika seluruh bagian dari rumahnya menjadi gelap karena semua celah masuknya cahaya tertimpa oleh reruntuhan. Dengan susah payah Kumbang Permata keluar dari rumahnya. Ia menatap rumahnya yang roboh dan sudah diselimuti oleh puing-puing bangunan, hatinya teriris melihat pemandangan tersebut.
"Butuh waktu yang lama untuk membereskan kekacauan ini, apakah ini sudah saatnya aku mencari sarang yang baru?" Ucap Kumbang Permata sendu.
Ia sudah terlalu sayang dengan sarangnya yang sekarang, berat rasanya meninggalkan tempat itu. Namun tak ada yang bisa dilakukan lagi, Kumbang Permata harus mencari sarang baru secepatnya sebelum musim dingin tiba dan menyebabkan dirinya menggigil kedinginan diluar sana. Kumbang Permata berjalan dengan langkah berat, baru sesaat ia melangkahkan kakinya ia kembali berbalik ke arah pohon yang tumbang itu. Dielusnya pohon tua itu, lalu Kumbang Permata mengecup pohon itu dan memejamkan matanya. Dengan cepat dia berlari ke luar, memastikan dirinya tak akan kembali hanya karena perasaan berat hati itu.
Kemudian begitulah Kumbang Permata berjalan ditengah gelapnya malam. Rerumputan yang basah sehabis hujan menyapa telapak kakinya. Kumbang Permata menghemat energinya untuk terbang karena ia tak tahu sampai kapan bisa menemukan sarang yang baru. Akan tetapi sesampainya Kumbang Permata disebuah pohon buah apel yang sudah tua, ia merasakan getaran adanya seseorang yang datang dari kakinya. Ia melihat ke kanan dan kiri untuk melihat siapa yang datang, namun tak ada siapapun. Ketika Kumbang Permata mengarahkan pandangannya ke arah atas, betapa terkejutnya ia melihat seekor lalat menatap dirinya dengan mata besar yang berbinar.
"Halo! Aku baru melihatmu, apakah kau baru disini?" Sapa Lalat teresebut.
Kumbang Permata memperhatikan penampilan Lalat itu dari kaki hingga kepala, ia menggelengkan kepalanya. Tak pernah ia melihat makhluk sejelek itu. Ternyata benar dugaannya, dialah makhluk terindah di dunia ini. Kumbang Permata ingin cepat-cepat menjauh dari pandangan lalat tersebut.
"Iya" jawab Kumbang Permata singkat lalu melanjutkan perjalanannya, meninggalkan Lalat tadi.
Kemudian tak berapa lama kemudian Kumbang Permata merasakan ada seseorang yang ikut melangkah disampingnya. Ternyata Lalat tadi masih mengikutinya. Kumbang Permata mendecak didalam hatinya, apa yang Lalat itu inginkan? Batin Kumbang Permata kesal.
"Kalau kau baru disini pasti kau belum menemukan rumah ya? Aku tau beberapa tempat yang cocok untuk kau gunakan? Kebetulan sekali aku mengetahui semua sudut hutan ini!" Ujar Lalat tersebut dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidung Rimba: Lantunan Kisah Tak Terukir Para Fauna
Short StoryKisah para Fauna yang tak pernah terukir, namun selalu mengalir bersamaan dengan hikmah yang dapat dipetik.