Twenty

293 29 1
                                    

⚠️peringatan ⚠️

Banyak typo mohon dimengerti
(Mungkin cerita ini tidak nyambung)

_____________
Brak!!

"Kenapa dia bisa kabur" Ucap Joong dingin

Baru saja anak buahnya memberitahu kalo tahanan yang merupakan asisten tuan aslan kabur dari tempat itu,bagaimana bisa dirinya kabur padahal keadaan nya sungguh memprihatinkan

"Saya tidak tau tuan,penjaga yang menjaga ruangan itu di serang oleh banyak orang, saya dengar yang membantu nya adalah orang yang memakai jaket berlambang ular"Joong yang mendengar itu menghela nafas berat

"Kirimkan mata mata untuk menyelinap ke Mansion tuan aslan dan satu lagi perketat keamanan dunk, saya tidak mau milik saya di sentuh seseorang walau hanya seujung kuku pun"desis Joong penuh perintah

"Baik tuan"

"Pergi" Titah Joong

"Saya permisi Tuan"

"Saya tidak akan membiarkan kamu lolos begitu mudah, apalagi sampai merebut milik ku" Batin Joong, matanya menyorot kebencian

____________
Fourth terdiam membeku bagaimana bisa orang tua nya menjodohkan dirinya dengan orang stress tiga hari yang lalu

Gemini mengenakan jas berwarna hitam dan rambut yang terlihat sedikit berantakan namun malah terkesan seksi

"J-jadi L-lo yang bakal Orang tua gue jodohin sama gue" Ucap Fourth sementara Gemini menyugar rambutnya ke belakang

"Iya dong, gimana udah ganteng gak jadi suaminya Fourth"

"Biasa aja"

"Oke langsung ke intinya, Fourth mau gak jadi calon istri aku"

Fourth menatap tajam Gemini

"Gak usah bercanda,gak lucu"

"Aku gak bercanda"

"Terus? "

"Fourth mau gak nikah sama aku, kata mami Nikah itu enak lohhhh"fourth yang mendengar itu menatap kesal Gemini

" Enak, pala bapak kau"

"Fourth gak percaya, kita buktiin aja beneran kata mami nikah itu enak , bisa tidur bareng tanpa dosa , bisa ngapa ngapain terus juga kita bisa buat a-..... "

PLAK!

Dengan kesal Fourth menoyor kepala Gemini dengan kasar

"LOO!! "

___________
Dunk membuka pintu kamar mandi setelah selesai diri nya membersihkan seluruh badan nya

Saat ingin membalikkan diri mata nya malah menatap Joong yang bersandar di sisi pintu kamar mandi

"Ngapain lo di sini"

"Atau jangan jangan lo ngintipin gue lagi" Ujar Dunk sambil melototkan mata nya marah

"Ngapain saya ngintip kamu?"

"Kalo saya mau, saya bisa melihat kamu secara langsung tanpa harus mengintip nya"Dunk mendelik

" Maksud lo apa hah?!! "

"Bukan apa apa"

"Nanti malam saya akan pergi, kamu ikut saya" Lanjut Joong dengan aura tiba tiba mendadak dingin

"Gak bisa, gue ada urusan malam ini"Joong yang mendengar ucapan Dunk menatap tajam pria cantik di depan nya, Joong memojokkan Dunk ke dinding lalu menghimpit nya

"Urusan apa?, Urusan balapan" Tanya Joong menatap dunk dingin

Dunk menatap Joong terkejut, dari mana pria di hadapan nya itu tau kalo ia balapan?

"Dari mana lo tau? " Tanya Dunk sambil menahan dada Joong

"Kamu gak perlu tau yang jelas saya tidak suka kamu ikut balapan" Desis Joong menggertakkan giginya

"Emangnya lo siapa ngatur ngatur gue!!, Lo bukan siapa siapa gue!!" Pekik Dunk berusaha menahan rasa takut nya saat melihat aura Joong yang menakutkan

Joong mengela nafas berusaha meredakan emosi yang bergejolak saaat mendengarkan ucapan Dunk, perlahan matanya melembut, kedua tangan nya terangkat memegang pipi halus Dunk

Dunk yang diperlakukan seperti itu malah memejamkan mata nya menikmati sentuhan tangan Joong pada pipi nya

"Saya cuman takut kamu kenapa-napa babe"

Dunk yang mendengar ucapan Joong membuka mata nya menatap pria itu dengan penuh tanda tanya

"Kamu tau apa yang saya takutin di dunia ini, Dari dulu saya tidak mengenal rasa takut sedikitpun pada apa pun itu termasuk...... Kematian, Tapi saat saya pertama mengenal kamu dan mulai merasakan perasaan yang belum pernah saya rasakan, saya sangat takut bahkan kalau kamu luka sedikit saja saya sangat marah.Saya akan marah pada diri saya sendiri karena tak mampu menjaga kamu " Dunk mengerjap sambil berusaha meredakan gedup jantung nya entah sejak kapan berdetak tak seperti biasa nya

"Dunk" Ucap Joong memanggil dunk

"Ya"

"Apa kamu tidak menyadari nya" Dunk mengeryit

"Maksud lo" Heran Dunk

Joong menghela nafas Pelan, sungguh orang yang ia cintai tidak pernah peka kalo dirinya mencintai dunk

"Apa kau tidak menyadarinya kalau selama ini saya menyukai kamu"Dunk langsung terdiam, Tapi jujur dia nyaman bersama Joong

" G-gue"

"Apa kamu tidak memiliki perasaan sedikit saja untuk saya"tanya Joong membuat Dunk terdiam

Joong memegang tangan Dunk lalu mengarahkan pada dada nya yang berdetak tak beraturan

"Apa kamu bisa merasakannya? "

Dunk mengangguk,Joong yang melihat itu tersenyum tipis

"Joong"

"Hmm"

"Lo punya riwayat.... Sakit jantung"tanya dunk kepada Joong khawatir, Joong yang semula tersenyum tipis kini menjadi tembok

" Saya pergi ada urusan,kamu bisa memakai motor"Ucap Joong pergi meninggalkan dunk yang menatap nya heran

"Dih, gak jelas bener tu orang, harusnya dia senang dong kalo gue perhatian nanya penyakitnya"ucap dunk kesal

Dunk langsung terdiam saat menyadari sesuatu

" Jangan-jangan.... "Dunk melotot dan memegang dadanya yang berdetak keras walau tak sekeras debaran jantung Joong

"Astaga, Jangan jangan gue punya riwayat jantung lagi "pekik dunk histeris

__________
"DUNK HUAA!!"Pekik Fourth yang tak tau datang dari mana langsung memeluk dunk

Dunk memutar bola matanya jengah

"Lo kenapa sih Fourth? "Tanya dunk heran

Fourth langsung melepaskan pelukan nya

" Gue___gue di jodohin "bisik Fourth, dunk terdiam kemudian menggelengkan Kepalanya

" Siapa yang mau sama lo,cewek atau cowok"

"Cowok"

"Emang siapa sih yang dijodohin sama lo"

"Gemini" Dunk hanya mengangguk

___________
Selesai dengan kuliahnya Dunk memutuskan untuk pulang

Dunk mengendarai motornya di atas rata-rata

Matanya fokus untuk menyalip pengendara lain, jalanan lumayan macet makanya dirinya kesulitan menyalip

Tidak sengaja dirinya melihat seorang Pria cantik yang berusia sekitar 40 an di begal preman

Dunk melajukan motornya, setelah dekat dengan salah satu preman yang membawa pisau dengan cepat dunk menendang tangan preman itu hingga membuat pisau tersebut jatuh

"SIALAN!!" Marah sang Ketua preman, Dunk turun dari motor nya

"Nak tolong saya" Cicit pria cantik itu ketakutan

Dunk mengangguk "lebih baik anda menjauh, biar saya yang menghadapi preman jadi jadian itu"

He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang