15 :: Annoying Girl

15 5 5
                                    

Serius aku mau tanya, setelah kalian baca sampai 15 chapter ini, Ritme alur ceritanya kecepatan gak si? lambat? Atau pas?

...

"Ini gila, dua hari doang cuti sakit, tapi tugas numpuk kayak absen sebulan!" Layar iPad yang menyala di tengah-tengah cahaya remang membuat Seungmin mendesah kasar, daftar-daftar tugas itu seperti memaksanya kerja rodi. Ia melipat tangan di depan dada sambil memandangi lembar tugas yang belum tersentuh.

"Kalau begini sih, sembuh jadi sakit lagi," gerutunya. Mulai mengerjakan tugas yang deadline-nya hampir habis.

Seungmin belajar di ruang tengah, menurutnya, suasananya lebih aman. Di kamarnya sendiri, kasur dan bantal selalu menggoda dengan janji tidur yang manis, sementara di ruang tengah, setidaknya ada lebih banyak ‘pengawasan’ agar tidak ketiduran lagi.

Di hadapannya ada televisi menyala dengan suara pelan, menampilkan program berita sebagai latar belakang. Ruangan itu tenang, hanya ditemani suara berdesis pelan dari televisi. Dengan lesu, Seungmin melepas kacamatanya, menggosok matanya yang terasa lelah. Tapi tiba-tiba dalam pandangan buram, layar televisi yang tadinya berwarna cerah berubah menjadi hitam pekat.

Seungmin menyipitkan mata, merasa ada yang janggal. Perlahan-lahan, layar gelap itu mulai menampilkan bayangan samar—sesosok wajah yang menyeramkan dengan mata merah menyala, menatap langsung ke arahnya.

Napas Seungmin tertahan, seketika ia meraih kacamatanya, memakainya cepat-cepat untuk memastikan pandangannya tidak salah. Namun, ketika ia melihat lagi wajah itu telah lenyap, dan televisi kembali normal.

"Apaan sih? Mata gue udah kayak ngeliat hantu aja," gumam Seungmin dengan nada dingin, meskipun jantungnya masih berdetak cepat.

Seungmin menghela napas, berusaha mengabaikan kejadian tadi. Namun, rasa dingin merambat di belakang lehernya, membuat bulu kuduknya berdiri. Ia mendongak dan menatap lurus ke arah foto wisuda Kak Wonpil yang tergantung di dinding seberang ruangan.

Kemudian, secara perlahan, ia menyaksikan tangan di dalam foto itu bergerak, merentang keluar dari bingkai dengan jari-jarinya yang pucat dan kurus. Tangan itu seolah berusaha meraih Seungmin, makin lama makin mendekat, seakan ingin mencengkeramnya.

Wajah Seungmin langsung memucat, dan ia mulai mundur perlahan dari tempat duduknya. Jantungnya berdegup keras, tanpa bisa menahan diri, ia merasakan sekujur tubuhnya mulai bergetar.

Tepat saat ia hendak bangkit, televisi mengeluarkan suara derak yang lebih keras. Sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, sebuah tangan lain muncul dari layar televisi, disusul dengan sosok lebih menyeramkan—Nako, mengenakan kimono merah muda dengan wajah menyeramkan, perlahan merangkak keluar dari layar, seperti makhluk dari film horor.

"Seungmin, aku mau ramen!" Wajah Nako yang awalnya menakutkan, dengan mata tajam dan ekspresi tegas perlahan melunak. Tatapan dinginnya berubah menjadi binar ceria, sementara bibirnya membentuk senyum kecil penuh harap, membuatnya terlihat seperti sedang memohon dengan tulus.

Seungmin duduk terpaku, napasnya memburu, menatap gadis yang baru saja keluar dari televisi. Rasa takut yang tadi mencengkeramnya kini berganti dengan amarah ketika menyadari sosok itu adalah Nako.

"Lagi-lagi lo datang?" Rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal, dan matanya menatap tajam seolah berusaha menahan ledakan kekesalan. "Lo bisa nggak datang pake cara sopan?"

"Abisnya lucu, sih, kalau liat wajah ketakutan kamu!" Nako tertawa kecil, matanya berkilat nakal, sambil memandang Seungmin yang masih terkejut.

"Lo pikir ini lucu? Bikin orang takut cuma buat seneng-seneng? Kalau itu yang bikin lo bahagia, berarti lo nggak punya hati." Kata-kata Seungmin membuat Nako tertegun, wajahnya tiba-tiba kehilangan senyuman nakalnya.

Muñeca ⋮ Kim SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang