Keesokan harinya, suasana di kantor Choi Corp. terasa lebih lengang dibanding hari biasanya. Seungcheol sedang berada di ruangannya, tenggelam dalam berkas-berkas kerja yang menumpuk sejak pagi. Ia berusaha fokus pada laporan-laporan keuangan yang harus diselesaikan, tetapi pikirannya sesekali kembali melayang pada situasi rumit yang terjadi antara dirinya, Jeonghan, dan juga Sowon. Keresahan itu membuatnya terus menaruh perhatian pada perkembangan yang berkaitan dengan Sowon, meski tak banyak yang bisa ia lakukan tanpa fakta yang lebih jelas.
Saat ia tengah tenggelam dalam pikirannya, pintu ruangannya diketuk pelan. Sebelum Seungcheol sempat mempersilakan, pintu terbuka sedikit dan sosok Harin muncul dari baliknya. Seungcheol sedikit terkejut melihat Harin, adik Jeonghan yang lebih muda darinya, berdiri di ambang pintu. Wajah Harin tampak gelisah dan penuh beban, ekspresi yang tak biasa bagi gadis ceria seperti dirinya.
"Harin?" Seungcheol menatapnya dengan tatapan cemas. "Ada apa? Masuklah."
Harin mengangguk pelan, menutup pintu dengan hati-hati sebelum berjalan mendekati meja Seungcheol. Ia menatap Seungcheol dengan mata yang penuh kebingungan, seolah tak yakin bagaimana memulai percakapan ini. Setelah beberapa saat, Harin akhirnya menghela napas dan berkata, "Oppa, maaf aku datang tanpa memberi tahu sebelumnya. Tapi aku... ada yang ingin kubicarakan."
Seungcheol mengamati ekspresi Harin, lalu mengangguk, isyarat agar Harin merasa nyaman. "Tidak apa-apa, Harin. Apa yang ingin kau bicarakan?"
Harin menatap Seungcheol sejenak, lalu suaranya terdengar pelan, nyaris berbisik, "Oppa... apa kau sudah mendengar rumor tentang... tentang Sowon dan Kak Jeonghan?"
Seungcheol mengangkat alisnya, berpura-pura tak mengetahui apa yang hendak dikatakan Harin. "Rumor? Apa maksudmu?" tanyanya, seolah tak memahami arah pembicaraan ini.
Harin menggigit bibirnya sebelum akhirnya berkata, "Oppa... Sowon hamil. Aku baru tahu kemarin malam, dan itu langsung dari Jeonghan oppa sendiri. Dia memberitahuku karena... aku khawatir dengannya. Dia sangat tidak fokus akhir-akhir ini, dan awalnya aku kira ada masalah antara kalian berdua. Tapi setelah aku tanya lebih jauh, ternyata ada hal lain. Jeonghan oppa... dia sangat terbebani."
Wajah Seungcheol menegang sesaat, berpura-pura kaget mendengar kabar itu. "Hamil?" ia mengulangi dengan nada rendah, mencoba mencerna kata-kata Harin. "Jadi... Jeonghan yang memberitahumu langsung soal ini?"
Harin mengangguk, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang semakin dalam. "Ya, aku... aku sangat khawatir, Oppa. Kak Jeonghan benar-benar terbebani dengan ini. Dia merasa harus bertanggung jawab penuh pada Sowon, meskipun-" Harin menggigit bibirnya, terlihat ragu melanjutkan.
"Meskipun apa?" tanya Seungcheol, nada suaranya lembut namun penuh perhatian.
"Meskipun..." Harin menarik napas panjang. "Meskipun aku merasa ada sesuatu yang tidak sepenuhnya benar, Oppa. Kak Jeonghan terlalu mudah mempercayai setiap kata Sowon tanpa mempertanyakan apa pun. Dan aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak merasa curiga... apalagi mengingat bagaimana hubungan Kak Jeonghan dan Sowon sebelumnya tidak pernah benar-benar stabil."
Seungcheol mendengarkan dengan seksama, dan dari nada suara Harin, ia tahu bahwa gadis itu benar-benar tulus peduli pada kakaknya. Seungcheol meletakkan tangan di atas meja, menunjukkan keseriusannya dalam menanggapi kekhawatiran Harin.
"Aku mengerti," Seungcheol akhirnya berkata. "Aku juga tidak bisa hanya diam melihat Jeonghan berada dalam situasi seperti ini. Kau tenang saja, Harin. Aku tidak akan meninggalkan Jeonghan sendirian menghadapi ini. Aku sudah melakukan beberapa penyelidikan, dan jika sesuatu yang buruk terjadi, aku akan bertindak."
Harin tampak sedikit lega, namun matanya masih menunjukkan kegelisahan yang mendalam. Dengan gerakan hati-hati, ia merogoh tasnya dan mengeluarkan selembar foto. Ternyata, itu adalah hasil USG yang diperlihatkan Sowon pada Jeonghan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heirs : Quiet Flames [Jeongcheol]
Fiksi PenggemarSeungcheol baru saja kembali dari Berlin setelah belasan tahun tidak menginjak kampung halamannya, tetapi baru saja satu minggu berada disana, ia harus menghadapi perjodohan dengan teman masa kecilnya, Jeonghan. Bussiness partner. Love & Hate Rela...