Part 41

616 161 37
                                    


***
Being bad and dumb at the same time
***

Tidak seperti hari kemarin yang diisi dengan keheningan, hari ini Lisa sedikit bingung kala kakinya mulai melangkah mendekati ruang makan di pagi hari.

Suara obrolan bahkan mulai terdengar dari tempatnya berada saat ini.

"Abeonim dan eomeonim seharusnya memberitahu kami bila ingin datang berkunjung. Sarapan yang kubuat hari ini terlalu sederhana."

Tunggu.

Setelah mendengar ucapan samar dari eommanya, Lisa mulai mempercepat langkahnya.

Jangan bilang---

"Aigo, Jihye-ah, apa yang kau katakan?" Seonjae mengibaskan tangannya dengan kekehan kecil. "Masakan sederhana mu ini bahkan mengalahkan restoran bintang lima yang pernah kukunjungi."

"Majjayo. Lihatlah, bahkan putra dan seluruh cucuku juga makan dengan sangat lahap." Munhee menambahkan ucapan suaminya.

"Abeonim dan eomeonim terlalu memujiku."

Obrolan itu terus berlanjut hingga Lisa menginjakkan kakinya di ruang makan.

Salah satu dari sepasang petua Park itu segera menangkap keberadaan cucu bungsunya.

Seonjae menoleh pada Munhee yang berada di sampingnya sebelum kembali berucap.

"Yeobo, apa penglihatanku semakin memburuk?"

"Wae geure?" Munhee menatap Seonjae bingung. "Apa---"

"Karena sepertinya aku melihat seseorang yang mirip dengan cucu bungsuku."

Saat itu perhatian semua orang yang berada di meja makan seketika tertuju pada Lisa.

Di luar dugaannya, seluruh keluarganya ada di sana. Bahkan Jennie dan Jisoo sekalipun. Keduanya juga sedang menatap Lisa dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Aigo, yeobo, kita pasti sudah semakin tua," sahut Munhee, kali ini tidak terdengar bingung seperti tadi. "Bagaimana bisa aku juga melihatnya berdiri di ambang pintu?"

Seonjae menghela nafas dengan dramatis. "Sayang sekali kita hanya berhalusinasi, yeobo. Cucu bungsu kita tidak mungkin ada di sini. Dia sudah melupakan sepasang manusia tua yang tinggal menunggu waktu ini."

"Harabeojiii" Lisa menghentakkan kakinya keras dengan keningnya berkerut tidak suka.

Sejak awal Lisa tahu bahwa harabeoji dan halmeoninya itu pasti sedang menggodanya. Tapi tetap saja Lisa tidak menyukai ucapan harabeoji nya barusan.

Kedua petua Park itu tertawa ringan, puas sekali melihat wajah kesal cucu bungsu mereka.

"Kalau begitu kemari dan beri pelukan pada orang tua ini eoh?" Seonjae mengubah posisi duduknya menjadi menyamping dan merentangkan kedua tangannya.

Dengan bibirnya yang masih memanyun sebal, Lisa menghampiri kedua petua Park itu.

Namun ia melewati Seonjae begitu saja dan justru memberikan pelukannya pada Munhee.

"Halmeoni, Lisa rindu."

Wanita tua itu terkekeh melihat tingkah Lisa sebelum membalas pelukannya. "Aigoo, halmeoni juga merindukan anak nakal ini."

"Lisa tidak nakal lagi halmeoni," protes Lisa dengan suara yang sedikit teredam karena menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Munhee.

"Jjangkaman, biar halmeoni melihat wajah Lisa dengan lebih jelas."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ephemeral [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang