BAB 12. BUKU DIARY

33 4 0
                                    

******

Sholat isya telah selesai dilaksanakan. Kini para santri balik ke asrama masing masing untuk istirahat. Sama hal nya dengan keluarga besar kyai Husin.

Mereka sudah berada di kamar masing masing untuk tidur.

Zayyan memasuki kamarnya. Matanya tertuju pada seorang wanita yang tengah duduk di atas sajadah sambil membaca Al Qur'an.

Zahra yang melihat keberadaan suaminya di depan pintu pun langsung menutup Al Qur'an nya dan menghampiri Zayyan.

Zahra mengulurkan tangan untuk bersalaman namun Zayyan langsung berlalu Menuju kasur nya.

"Gus! Zahra tau kalau Gus tidak mencintai Zahra!. Tapi izinkan Zahra untuk melakukan kewajiban Zahra sebagai istri"ucap Zahra.

Zayyan membalikan badannya menghadap Zahra dengan tatapan sinis dan datar.

"Tidak perlu!"tegas Zayyan.

"Gus-"

Belum sempat Zahra melanjutkan ucapannya, Zayyan melempar bantal ke arah Zahra dengan kasar.

"Astaghfirullah. Gus tolong jangan berlaku kasar terhadap perempuan!"ujar Zahra

"Berisik!!"bentak Zayyan.
"Jika kamu tidak ingin saya kasar! Jangan urus hidup saya!"

Zayyan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur jumbonya.

Zahra masih berdiri dengan tangan mengusap dada. Kemudian menghembuskan nafas kasarnya.

Ia mengambil bantal yang di lempar oleh Zayyan. Kemudian ia tidur di lantai tanpa kasur bahkan selimut.

*******

"Assalamualaikum" salam ustadz jaka. Saat memasuki kamar.

"Waalaikumsalam"jawab ustadz ustadz yang sekamar dengan ustadz jaka

"Baru pulang tadz?"tanya ustadz zhalif.

"Iya nih,tadi kejebak macet"ujar ustadz jaka

"Gimana acaranya? Lancar?"tanya syafik

"Alhamdulillah lancar. Eh iya itu gimana sama nikahan Zayyan? Lancar?"tanya balik Jaka.

"Alhamdulillah Lanjar, kayanya malam ini buka duren tu Zayyan"ujar syafik dengan gelak tawa semuanya.

"Hus kamu ini Fik. Kayanya ngga mungkin kan mereka nikah karena di jodohkan,bukan karna dasar cinta"jelas ustadz zhalif.

"Iya juga yaa. Tapi pasti lama lama nanti bakal ada cinta, kaya di novel novel"ujar syafik.

"Huh korban fiksi!"keluh zhalif.

"Eh iya,saya belum pernah liat istri Zayyan"penasaran Jaka.

"Iya lah kamu belum pernah liat. Karna istinya itu santriwati baru disini"jelas syafik. Yang di balas anggukan oleh Jaka.

"Aduh saya kebelet, mau ke toilet dulu"ujar zhalif.

"Yaudah sana"seru syafik.

Zhalif pun menuju ke toilet.

*******

"Huf akhirnya lega udah buang sisa sisa metabolisme"ujar zhalif yang baru saja keluar dari toilet.

Zhalif pun menuju ke kamarnya kembali. Di tengah berjalan menuju kamar, zhalif tidak sengaja menginjak sebuah buku kecil.

"Apa ini?"

Zhalif mengambil buku tersebut "seperti buku diary, punya siapa ya?"tanyanya pada diri sendiri.

Buku kecil dengan warna biru langit.
Di cover depan buku tersebut tertulis "proses jalur langitku mencintaimu"

"Widih! Ini kaya buku diary. Yasudahlah saya simpan dulu, takutnya nanti ada yang cari"ujar zhalif dan langsung memasukkan buku tersebut kedalam saku bajunya.

********

"Aduhh di mana ya buku itu!"

"Nanti kalau ada yang ketemu terus baca gimana? Aduh gawattt!"

"Mana mau nulis tentang hari ini lagi"

"Mau cari kemana lagi ya?"

"Mana udah malem lagi! Takut juga jadinya"

"Besok aja kali yaa carinya?, minta bantu Diana aja!"

Keluh seorang wanita yang tengah sibuk mencari sesuatu yang hilang.

Saat tengah gelisah ia tidak sengaja mendengar suara ketawa perempuan.

"Hihihihi"

"Ya Rabb apa itu"ucap perempuan itu ngebatin.

Ia mulai mengangkat gamisnya dan...
Kaburrrrrrrr

Perempuan tersebut terus berlari hingga berkeringat.

"Ya Allah ini kapan sampai asramanya huh huh huh"ucap perempuan itu sambil berlari ketakutan.

Brukk

Perempuan tersebut tidak sengaja menabrak zhalif.

"Hantuuuuuu"teriaknya. Saat melihat seseorang menggunakan jubah putih.

"Astaghfirullah hey!"ucap zhalif.

Mendengar suara yang tidak asing ditelinga nya perempuan itu mengangkat kepalanya.

"Ya Allah, allhamdulilah ternyata orang huh huh"ucap nya sambil mengatur nafas.

"Atur nafasnya dulu"ujar ustadz zhalif.

Setelah nafasnya stabil ia kembali melihat wajah zhalif.

"Dari mana? Kenapa malam malam begini keluyuran?"tanya zhalif.

"Tadz saya tadi-"

"Banyak alasan!. Kamu itu perempuan tidak baik keluyuran sendirian alisha!"tegas zhalif dengan wajah datar.

Ya perempuan itu adalah alisha.

Alisha tak percaya kalau zhalif akan membentak nya

"Tadz? Saya punya alasan yang jelas kok! Dan ngga perlu di bentak begitu!"ujar alisha dengan sorot mata tajam.

"Maksud saya bukan begi-"

"Saya permisi, assalamualaikum"Potong alisha dan langsung berlalu pergi.

"Waalaikumsalam"jawab pelan zhalif.

"Apa saya salah telah membentak nya?" Batin zhalif sambil menatap punggung alisha yang mulai menghilang.

*******

Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Zahra mengerjap kan matanya.
Dan ngambil handphone untuk melihat jam.

"Aduh sakit benget"keluh Zahra. Ya punggung nya sangat sakit karna tidur di lantai tanpa alas satu pun.

Zahra mulai bangun dengan perlahan.

"Ya Allah pegel banget"keluhnya.

Ia menatap Zayyan yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Mungkin Gus Zayyan sangat kecapean, jadi ngga enak mau bangunin"batin Zahra.

Zahra pun bergegas menuju ke toilet untuk mengambil wudhu melaksanakan sholat tahajjud.

Zahra melaksanakan sholat tahajjud dengan khusyuk kemudian di akhir sholatnya ia berdoa.

"Ya Allah, hamba tidak tau hadiah apa yang telah engkau siap kan sehingga engkau memberi ujian yang begitu menyakitkan. Ya Allah, jika Gus Zayyan memang sudah menjadi takdir hamba, maka luluhkan lah hatinya untuk mencintai hamba ya Allah,begitu juga dengan hamba, hapuskan lah rasa cinta hamba kepada teman kecil hamba jika rasa itu akan membuat hamba berdosa kepada suami hamba ya Rab"ucap Zahra.

"Sulit untuk membuat saya mencintaimu,karna hati saya sudah penuh dengan nama Safira!"batin Zayyan yang tidak sengaja mendengar doa Zahra.

Bersambung.......

Jangan lupa follow akun author, vote juga dan komen ya, sampe sini dulu,sudah habis ide soalnya
Byeeee bubnia

TAKDIR DILANGIT PESANTREN (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang