Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinopsis:
Lu Ping, Pangeran Kesembilan, dikenal sebagai "anak laki-laki cantik" yang tampan tetapi tidak berbakat dengan sedikit kehadiran di istana kekaisaran. Di sisi lain, Yan Ren, pewaris gagah keluarga bangsawan yang kuat, dikagumi karena karisma dan popularitasnya. Reputasi mereka berbeda dunia.
Ketika mereka pertama kali bertemu, Yan Ren menggoda Lu Ping dengan bermain dengan token gioknya. Sambil menggertakkan giginya, Lu Ping berpikir, "Tuan Muda Yan ini benar-benar! Aku harus menghindarinya dengan cara apa pun. "
Namun, tidak peduli seberapa banyak dia mencoba, Lu Ping tidak bisa melarikan diri. Di tirai hangat Menara Huafen, di bawah cahaya bulan yang lembut, Yan Ren mengepalkan pergelangan tangan Lu Ping cukup erat untuk meninggalkan bekas merah dan mencibir, "Mengapa kamu menangis? Bukankah kamu sangat jatuh cinta padaku? "
Tapi takdir punya rencana lain. Meskipun mencoba menjaga jarak, tiga tahun kemudian, Lu Ping tiba-tiba menemukan takhta kekaisaran jatuh ke pangkuannya. Semua orang mengatakan itu murni keberuntungan bahwa dia bisa duduk di takhta naga.
Segera setelah kenaikannya, sebuah laporan mendesak datang dari perbatasan—Jenderal Yan Ren yang tangguh, Marquis dari Utara, kembali ke ibu kota untuk memenuhi tugasnya.
Para menteri tua segera berseru, "Yang Mulia! Yan Ren adalah pria licik dengan ambisi tersembunyi! Kembalinya dia ke pengadilan pasti berarti dia berencana untuk merebut kekuasaan dengan pasukannya. Anda harus bertindak tegas, Yang Mulia! "
Lu Ping merasa ingin menangis, "Aku tidak pandai merencanakan politik! "
Kemudian dia ragu-ragu dan berkata, "Bagaimana kalau ... Aku merayunya dengan kecantikanku? "
___________
Ini adalah romansa istana yang manis dan ringan dengan fokus pada menggoda dan cinta, berat pada emosi, dan ringan pada plot.
Logika bukanlah poin kuat di sini, jadi mereka yang serius tentang strategi politik harus melanjutkan dengan hati-hati.
