1. Titik di antara bintang

0 0 0
                                    

"Kita mulai 1 menit lagi! Semua, bersiaplah!" Suara lantang dari sutradara terdengar dan membuat Mia yang sedang membaca naskah tersadar dan segera bersiap. Udara malam ini dingin, namun syuting tetap harus dilaksanakan.

Sepertinya musim dingin sudah semakin dekat ya, pikir Mia yang mendekati sutradara.

"Kali ini sangat mudah, kau pasti bisa."

"Tentu saja, Mr. Finn. Terima kasih telah menghubungiku untuk peran ini."

Sutradara itu hanya mengangguk dan kemudian matanya memandang ke seluruh lokasi syuting.

"Apa semua sudah siap?"

Semua kru yang telah berada di tempat masing-masing mengangguk.

"Apa kau siap, Isabel?" tanya sutradara kepada Isabel yang telah berada di set.

"Ya," jawab Isabel singkat sambil membetulkan pakaian karyawan supermarketnya.

"Ethan?"

"Tentu saja siap."

Kemudian, sutradara duduk di kursinya dan memberi tanda dengan tangannya, "Camera rolling!"

"Action!"

Jantung Mia berdegup kencang, ia paling menyukai kata-kata itu selama syuting. Dihadapannya ia melihat Isabel dari tampilan monitor, kamera menangkap raut wajah Isabel yang dipenuhi rasa lelah dan kesedihan. Peran Isabel adalah seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu sebagai kasir. Isabel sedang menata sebuah produk ke dalam etalase ketika peran Ethan sebagai kekasih Isabel masuk dan menghampiri Isabel.

"Oh! Kenapa kamu ke sini?" ujar Isabel dengan raut wajah yang berubah bahagia.

Ethan hanya tersenyum dan membantu Isabel menata barang ke dalam etalase. "Aku merindukanmu."

Isabel tertawa kecil. "Baru saja tadi siang kita bertemu."

Mia menatap ke arah layar monitor di hadapannya, ia terpukau dengan akting kedua aktor, seakan mereka benar-benar sepasang kekasih yang dimabuk cinta. Terutama Isabelle Laurent yang aktingnya tak perlu diragukan lagi. Isabel adalah aktris yang telah memulai kariernya sejak kecil dengan membintangi berbagai iklan, drama, dan film. Semua drama maupun film yang dibintanginya tidak pernah gagal, ia adalah aktris masa kini yang digadang-gadang sebagai tipe ideal setiap aktor dan penyanyi terkenal.

Selang beberapa saat, sutradara memberinya tanda untuk memasuki set. Mia mengangguk dan mengambil napas panjang sebelum melangkah masuk ke dalam set. Peran Mia masuk ke dalam supermarket saat Isabel dan Ethan hampir berciuman, melihat Mia, Isabel dan Ethan menjauh dengan canggung, begitu juga dengan Mia yang segera mengalihkan pandangannya dan mengambil beberapa camilan dan minuman kaleng sebelum pergi ke kasir.

"Totalnya 19 dollar, tunai atau debit?" ujar Isabel yang memasukkan snack dan minuman kaleng ke dalam plastik.

"Tunai."

Setelah melakukan pembayaran, Mia segera keluar dari set dan kembali berdiri dari balik monitor. Isabel dan Ethan berakting tertawa setelah mereka tertangkap akan berciuman oleh pelanggan. Hati Mia sedikit tergores rasa cemburu, ia ingin sekali memiliki peran dengan kalimat yang panjang atau peran yang berarti meskipun hanya sedikit.

"Cut!" Sutradara itu tersenyum lebar dan puas, ia bertepuk tangan. "Tidak salah lagi, aktor papan atas yang bisa menyelesaikan satu adegan dengan satu kali take! Akting kalian luar biasa, chemistry kalian... wah!"

Isabel tersenyum dengan raut wajah bangga, ia sudah sering dipuji mengenai aktingnya yang mumpuni. "Aku ingin lihat." Isabel menghampiri monitor dan menggeser tubuh Mia untuk melihat rekaman aktingnya, Ethan mengikuti di sampingnya.

Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang