2. Harga diri itu kemewahan

0 0 0
                                    

Baru kemarin Mia mendapatkan telepon yang mengatakan ia lolos audisi dan akan membicarakan kontrak lebih lanjut hari ini. Namun, pagi ini panggilan telepon masuk dan mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan dan Mia tidak lolos audisi.

Konyol sekali, kesalahan macam apa itu?, Mia segera menghubungi Sir Edmund, sutradara yang kemarin juga hadir di audisi. Panggilan ditolak dan ketika mencoba menghubungi kembali, nomor sudah tidak aktif. Mia segera bangun dari tempat tidur dengan sedikit lunglai, semalam ia sudah merayakan dirinya yang lolos audisi dan akan mendapatkan kontrak pertamanya dengan meminum beberapa gelas wine mahal yang mampu ia beli. Tapi sekarang mereka bilang itu hanya kesalahan.

Mia segera bersiap-siap untuk mendatangi lokasi syuting Sir Edmund, Mia tau Sir Edmund sedang mengsutradarai Variety show disebuah mall di pusat kota. Mia menunggu di halte bus, udara sejuk musim gugur menyapu wajahnya dengan lembut. Langit gelap dan tanah yang basah karena hujan dini hari membuat aroma tanah yang tajam dan menyegarkan. Mia menatap iklan billboard di seberang jalan dengan foto aktor tampan legendaris-Daniel Hayes, yang sedang mengiklankan sebuah produk. Mia tersenyum dan menatap dengan kagum, sebelum akhirnya bus tiba dan menyadarkannya dari lamunan.

Suasana mall hari itu sangat ramai, dan sepertinya syuting baru saja dimulai karena para aktor masih membawakan acara di depan mall. SaatMia mendekati set syuting, dirinya dihadang oleh seorang petugas yang melarangnya untuk mendekat.

"Aku ingin menemui sutradara, Sir Edmund. Aku mengenalnya," ujar Mia dengan terburu-buru.

"Apakah Anda tidak melihat syuting sedang berlangsung?"

Mia melihat ke arah Sir Edmund yang nampak fokus mengawasi berjalannya syuting dari balik monitor. Mia mengangguk mengerti, "Baiklah, tapi bisa kau katakan jika aku mencarinya?"

Petugas itu mengangguk acuh tak acuh, membuat Mia ragu dan memutuskan untuk menunggu di tempatnya, walaupun ia harus berdiri lebih dari satu jam sebelum syuting mereka selesai dan semua bersiap untuk pindah ke lokasi berikutnya. Saat para aktor pergi, petugas yang menjaga tempat syuting pun pergi.

"Paman!", panggil Mia berlari mendekati

Sir Edmund. "Mia?", Sir Edmund nampak gelagapan ketika melihat Mia datang.

"Paman, aku ingin bertanya sesuatu"

"Aku tidak tahu apa-apa, aku hanya ikut menilai. Bukan aku yang memutuskan", ujar Sir Edmund sembari memerintah asistennya untuk menata perlengkapannya.

"Kenapa paman? Aku yakin saat itu semua memuji aktingku dan bahkan penulis bilang aku cocok dengan peran itu!"

Sir Edmund menghela nafas, "bukan hanya kau yang hari itu aktingnya bagus, semua yang datang sudah berlatih keras, sama sepertimu"

"Tapi paman, kemarin mereka menghubungiku dan dan menyuruhku datang untuk membicarakan kontrak hari ini. lalu mereka bilang itu kesalahan. Apa itu masuk akal?", ujar Mia dengan frustasi.

"Masuk akal saja! Kesalahan bisa terjadi kapanpun dan dimanapun", Sir Edmund beranjak pergi namun Mia menahan tangannya.

"Tapi mereka bahkan telah mengonfirmasi namaku berkali-kali, bagaimana bisa paman bilang ini masuk akal?"

Sir Edmund menghela nafas frustasi, "lalu kau mau apa? Kau sendiri sebenarnya sudah tahukan alasannya. Aku juga sudah membujuk mereka untuk mempertimbangkanmu tapi kau tahu di industri ini, koneksi sangat penting, dan kau sama sekali tidak memiliki koneksi."

Mia terdiam membisu.

"Aku selalu merekomendasikanmu kepada rekan-rekanku untuk menjadikanmu peran pembantu, tapi hanya itu yang bisa aku lakukan"

Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang