Di dalam ruang rapat yang dikelilingi kaca tinggi dengan tirai hitam, Adrien Carter duduk di ujung meja panjang berbentuk oval, Matanya yang berwarna biru baja menatap layar proyektor dengan tajam tanpa berkomentar apapun. Dihadapannya, para manajer senior, direktur dan tim manajemen proyek West Group duduk dengan cemas.
"....dengan ini, pembangunan resort diperkirakaan bisa dimulai pertengahan tahun depan, sesuai rencana awal." Philip, kepala tim pengembangan proyek, baru saja menyelesaikan presentasinya
ketika lampu kembali dinyalakan, setiap orang di ruangan bisa melihat ekspresi tak puas di wajah CEO mereka. Alisnya sedikit berkerut, dagunya terangkat sedikit lebih tinggi dari biasanya, dan jemarinya mengetuk-ketuk permukaan meja, menandakan bahwa ia sedang berpikir keras. pandangannya hanya tertuju pada berkas laporan yang diletakkan dihadapannya. sebelum pandangannya beralih ke Kepala Devisi Pemasaran, yang duduk dengan ekspresi tegang.
"Ana" suara Adrien terdengar berat, "aku membaca laporanmu. Semua terfokus pada branding internasional. lalu apa yang kau lakukan untuk memastikan West Resort bisa diterima di Santorini?"
"Kami sedang merancang beberapa program CSR dan kami juga mengadakan beberapa kegiatan budaya yang melibatkan masyarakat, Mr. Carter"
Adrien mengangguk dan nampak berpikir sejenak, "itu bagus, tapi belum cukup"
"kami berencana untuk mendukung usaha-usaha lokal dengan memberi mereka ruang di resort, dan mengajak mereka untuk berkembang bersama kita. Saat ini, kami sedang melakukan survei langsung ke masyarakat setempat untuk mencari tahu dukungan apa yang mereka butuhkan"
"berapa lama survei itu selesai?"
"tiga minggu, Sir." Ana menatap Adrien dengan yakin.
"terlalu lama, buat menjadi dua minggu", ujar Adrien dengan tajam.
Setelah itu, Adrien memindahkan pandangannya ke Sarah, Kepala Devisi SDM, yang duduk paling ujung.
"Sarah," panggil Adrien dingin. "tampaknya kau masih tidak bisa mengisi proyek ini dengan pekerja lokal"
Sarah menelan ludah dan menanggapi dengan suara rendah. "Kami sudah mulai membuka lowongan untuk pekerja lokal, Sir. Namun, karena spesifikasi tinggi dari proyek ini, kami kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan standar kontraktor."
Adrien mendengus. "Pekerja lokal harus menjadi prioritas utama. Jangan memberi alasan. Jika perlu, latih mereka. pembangunan resort ini harus membuat semua orang di Santorini merasakan manfaatnya. Dan jika kontraktor menolak, katakan kita akan mencari kontraktor lain yang bisa bekerja dengan lebih flexsibel."
"baik, Sir"
Keheningan kembali merayap dalam ruangan. Adrien duduk lebih tegak, matanya menatap keseluruh ruangan.
"Mulai besok, aku ingin tim manajemen proyek west resort menyerahkan laporan harian sebelum pulang."
Adrien berdiri, lalu dengan langkah cepat dan tegas, Adrien meninggalkan ruangan, diikuti para direktur. Adrien keluar dari ruang rapat dengan langkah tegas, melewati koridor menuju lift pribadi yang langsung membawanya ke lantai 49, kantor pribadinya. tanpa memperdulikan para direktur yang sedang mengucapkan kalimat-kalimat pujian untuk menjilatnya.
Begitu pintu lift terbuka, Max Will-sekretaris pribadinya telah berdiri didepan mejanya dan berjalan membuka pintu kantor Adrien.
Adrien masuk dan melepaskan jasnya lalu melemparnya sembarangan ke sofa. Max segera membuka jendela dan mengambil Jas yang tergeletak di sofa dan meletakkannya ke gantungan berdiri. Adrien duduk dan mengambil rokok dari lacinya kemudian menyulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Obsession
RomanceMia Delacroix adalah seorang aktris muda yang sedang merintis karirnya. Meskipun cantik dan berbakat, kehidupannya yang sebagang kara dan tanpa koneksi membuat perjuangannya untuk mendapatkan peran semakin berat. Selama bertahun-tahun ia selalu mene...